Bangli (Antara Bali) - Untuk menyucikan diri para penganten mesti melakukan upacara dan disirami air Danau Batur, hal ini merupakan pernikahan unik di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

"Pernikahan di Desa Trunyan dengan desa lain pada umumnya di Bali memang berbeda," kata I Ketut Jaksa, salah seorang tokoh masyarakat Trunyan, Jumat.

Kalau di desa lain, kata Jaksa, pasangan penganten cukup diupacarai di rumahnya masing -masing, sedangkan di Desa Trunyan mesti melalui beberapa tahapan diantaranya melakukan upacara di pinggir Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

"Upacara yang dikenal dengan siraman atau "melukat" itu bertujuan untuk membersihkan diri para penganten, sehingga mereka bisa hidup damai dan sejahtera," katanya.

Pada saat upacara, kata Jaksa, salah seorang pemimpin upacara yang ditunjuk yakin Jero Mangku Puji Nyarikan menyelesaikan upacara.

Menariknya, usai siraman sejumlah sesajen yang telah usai dipergunakan dibuang ke danau dan menjadi bahan perebutan bagi anak-anak.

"Sebelum sesajen di lemparkan ke danau, anak-anak sudah bersiap-siap untuk menceburkan diri," jelasnya.

Kemudian setelah terlempar, satu persatu anak langsung terjun untuk mengambil sesajen seperti makanan, buah-buahan dan uang yang dibuang ke danau.

Selanjutnya, setelah melaksanakan pembersihan, kedua mempelai melanjutkan upacara.

"Pada ritual kali ini mempelai melakukan persembahyangan ke empat penjuru mata angin sebagai permohonan untuk keselamatan dan kelanggengan bahtera rumah tangga yang akan dijalani," jelasnya.

Sebelum pelaksanaan ritual di Danau Batur, rangkaian upacara dilakukan mempelai laki-laki dilanjutkan dengan upacara "meseserahan kawisan" atau pemberian olahan daging ayam dan babi kepada keluarga mempelai wanita.

Pada saat upacara ini, kedua mempelai diwajibkan  mengenakan pakaian adat khas Desa Trunyan.

"Karena uniknya upacara pernikahan di Desa Trunyan biasa dilakukan dari pagi hingga malam dan harus melibatkan seluruh warga setempat serta undangan," ujarnya.

Selain upacara pernikahan, kegiatan unik lainnya di Desa Trunyan seperti yang dikatakan I Ketut Jaska adalah sistem penguburan, warga Trunyan yang menginggal tidak dikubur, melainkan di ditaruh di bawah pohon menyan.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011