Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, dinyatakan lulus dalam "Gerakan Menuju 100 Smart City" di Indonesia yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Masuknya Kota Denpasar dalam `Gerakan Menuju 100 Smart City` tersebut tidak terlepas dari berbagai inovasi dan sinergitas yang dilaksanakan oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). Karena sebagian besar inovasi yang dilaksanakan memiliki keterkaitan dengan penggunaan teknologi informasi," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar, I Dewa Made Agung di Denpasar, Rabu.
Kota Denpasar dinyatakan lulus bersama 49 kabupaten dan kota lainnya di Indonesia yang sebelumnya telah mengikuti penilaian di Ciputat Jakarta pada bulan Maret lalu.
Ia mengatakan keberadaan "Dammamaya Denpasar Cyber Monitor" dengan berbagai aplikasi "Smart City" disinergikan dalam satu ruangan, yang meliputi kebencanaan dengan nomor telepon kegawatdaruratan 112, pemantauan banjir, kontrol arus lalu lintas (ATCS), Pengaduan Rakyat Online (Pro) Denpasar, Geografik Informasi System, dan E-Sewaka Dharma. Bahkan ada inovasi terbaru yakni sinergitas antara "Damakesmas" milik Diskes Kota Denpasar dengan "Damapancana" milik BPBD Kota Denpasar.
Selain itu, kata Dewa Agung, dalam "Dammamaya Denpasar Cyber Monitor" terdapat sistem pelacakan armada, sistem pelacakan nelayan, info harga pasar, keamanan kota (safe city), E-Sidap, sistem informasi terintegrasi pengelolaan administrasi (Dirgens), dan media sosial.
Ia mengatakan "Cyber Monitor" menjadi pusat kontrol seluruh data dari OPD Kota Denpasar. Ada beberapa aplikasi dan situs untuk mendukung kinerja tersebut. Salah satu di antaranya, Geoportal, situs yang menyajikan data statistik berbentuk excel dan geospasial. Melalui situs ini, masyarakat dapat melihat data tertentu secara visual dengan menggunakan peta.
Dewa Agung lebih lanjut mengatakan dalam kegawatdaruratan juga telah memiliki panggilan darurat atau Emergency Call 112. Nomor panggilan ini telah berlaku secara nasional yang dikelola Dinas Kominfo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Dalam memberikan akses rasa aman kepada warga melalui aplikasi `Safe City` untuk mengetahui berbagai kejadian, seperti konflik, kebakaran, kecelakaan, kriminalitas, banjir, hingga gempa bumi. Disamping itu memetakan distribusi air bersih melalui E-Sidab juga dilakukan," ucapnya.
Pada tataran OPD Pemkot Denpasar yang juga telah disiapkan aplikasi seperti E-Planning, E-Kinerja, E-Sewaka Dharma hingga E-Magazin. Dalam program tanggap bencana Gunung Agung, dari pendataan jumlah pengungsi hingga pemantauan aktivitas Gunung Agung dilakukan di "Damamaya Denpasar Cyber Monitor".
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai elemen masyarakat hingga OPD di lingkungan Pemkot Denpasar yang bersama-sama dalam mempercepat proses pelayanan dan pembangunan melalui `Denpasar Smart City`, kini sinergitas tersebut berhasil menorehkan prestasi dengan lulus di `Gerakan Menuju 100 Smart City` Kementerian Komunikasi dan Informatika," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Masuknya Kota Denpasar dalam `Gerakan Menuju 100 Smart City` tersebut tidak terlepas dari berbagai inovasi dan sinergitas yang dilaksanakan oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). Karena sebagian besar inovasi yang dilaksanakan memiliki keterkaitan dengan penggunaan teknologi informasi," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Denpasar, I Dewa Made Agung di Denpasar, Rabu.
Kota Denpasar dinyatakan lulus bersama 49 kabupaten dan kota lainnya di Indonesia yang sebelumnya telah mengikuti penilaian di Ciputat Jakarta pada bulan Maret lalu.
Ia mengatakan keberadaan "Dammamaya Denpasar Cyber Monitor" dengan berbagai aplikasi "Smart City" disinergikan dalam satu ruangan, yang meliputi kebencanaan dengan nomor telepon kegawatdaruratan 112, pemantauan banjir, kontrol arus lalu lintas (ATCS), Pengaduan Rakyat Online (Pro) Denpasar, Geografik Informasi System, dan E-Sewaka Dharma. Bahkan ada inovasi terbaru yakni sinergitas antara "Damakesmas" milik Diskes Kota Denpasar dengan "Damapancana" milik BPBD Kota Denpasar.
Selain itu, kata Dewa Agung, dalam "Dammamaya Denpasar Cyber Monitor" terdapat sistem pelacakan armada, sistem pelacakan nelayan, info harga pasar, keamanan kota (safe city), E-Sidap, sistem informasi terintegrasi pengelolaan administrasi (Dirgens), dan media sosial.
Ia mengatakan "Cyber Monitor" menjadi pusat kontrol seluruh data dari OPD Kota Denpasar. Ada beberapa aplikasi dan situs untuk mendukung kinerja tersebut. Salah satu di antaranya, Geoportal, situs yang menyajikan data statistik berbentuk excel dan geospasial. Melalui situs ini, masyarakat dapat melihat data tertentu secara visual dengan menggunakan peta.
Dewa Agung lebih lanjut mengatakan dalam kegawatdaruratan juga telah memiliki panggilan darurat atau Emergency Call 112. Nomor panggilan ini telah berlaku secara nasional yang dikelola Dinas Kominfo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Dalam memberikan akses rasa aman kepada warga melalui aplikasi `Safe City` untuk mengetahui berbagai kejadian, seperti konflik, kebakaran, kecelakaan, kriminalitas, banjir, hingga gempa bumi. Disamping itu memetakan distribusi air bersih melalui E-Sidab juga dilakukan," ucapnya.
Pada tataran OPD Pemkot Denpasar yang juga telah disiapkan aplikasi seperti E-Planning, E-Kinerja, E-Sewaka Dharma hingga E-Magazin. Dalam program tanggap bencana Gunung Agung, dari pendataan jumlah pengungsi hingga pemantauan aktivitas Gunung Agung dilakukan di "Damamaya Denpasar Cyber Monitor".
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai elemen masyarakat hingga OPD di lingkungan Pemkot Denpasar yang bersama-sama dalam mempercepat proses pelayanan dan pembangunan melalui `Denpasar Smart City`, kini sinergitas tersebut berhasil menorehkan prestasi dengan lulus di `Gerakan Menuju 100 Smart City` Kementerian Komunikasi dan Informatika," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018