Jembrana (Antaranews Bali) - Calon Gubernur Bali nomor urut 1 Wayan Koster menyatakan siap memperjuangkan pembangunan tol yang menghubungkan Kota Denpasar-Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, seperti yang menjadi keinginan masyarakat di kabupaten paling barat Pulau Dewata itu.
"Saya akan segera proses. Saya yakin dari sisi bisnis tidak ada masalah karena menguntungkan. Padat sekali kendaraan di sini," kata Cagub Koster saat menggelar kampanye dialogis dengan ratusan warga Desa Tuwed, Kabupaten Jembrana, Selasa.
Begitu nanti terpilih menjadi Gubernur Bali, Koster berjanji akan segera berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan sejumlah pihak terkait untuk merealisasikan pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk.
"Saya akan berbicara dengan pihak-pihak terkait soal ini. Ini adalah salah satu cara menyeimbangkan pembangunan melalui infrastruktur," ucapnya.
Tak hanya berkomitmen memperjuangkan pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk, Koster juga menegaskan infrastruktur jalan di Kabupaten Jembrana akan mendapat bantuan dari Pemprov Bali.
"Infrastuktur jalan juga akan dibantu provinsi. PAD Jembrana Rp128 miliar, ini amat kecil jika Jembrana ingin mengembangkan daerahnya dalam hal infrastruktur. Ini yang akan saya lakukan untuk Bali agar ke depan pembangunan adil, seimbang, merata dan kesejahteraan masyarakat meningkat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) Kabupaten Jembrana, Made Kembang Hartawan memaparkan kontribusi konkret Wayan Koster terhadap pembangunan di Jembrana.
Selain membangun sekolah, Akademi Komunitas (universitas negeri gratis untuk masyarakat miskin), pengadaan wantilan, gong, gamelan, yang tak kalah penting menurut Kembang adalah perjuangan Wayan Koster untuk pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Jembrana.
"Tiap tahun Dana Alokasi Khusus penugasan senilai Rp100 miliar disalurkan Pak Koster untuk Jembrana. Kita gunakan dana itu untuk membangun infrastruktur. Makanya jalan di sini bagus-bagus, yang rusak tinggal 10 persen saja. Tahun 2019 semua tuntas jalan kabupaten dan desa. Persoalannya adalah jalan nasional sepanjang 71 kilometer itu masih rusak dan macet," ujar Kembang yang juga Wakil Bupati Jembrana itu.
Ia percaya jika Koster terpilih jadi Gubernur Bali, maka persoalan infrastruktur jalan milik nasional yang disebutkannya bisa segera dituntaskan. Sebab, Koster merupakan tokoh nasional yang memiliki pergaulan luas di Jakarta semasa masih menjadi anggota Komisi X DPR RI.
"Beliau punya kedekatan dan akses langsung ke Jakarta. Yakin dan optimistis cita-cita kita membangun tol dari Jembrana ke Denpasar bisa diwujudkan. Kita butuh pemimpin yang kuat dan punya akses luas," ujarnya.
Pilkada Bali 2018 diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Pesaingnya adalah pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusulkan oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Saya akan segera proses. Saya yakin dari sisi bisnis tidak ada masalah karena menguntungkan. Padat sekali kendaraan di sini," kata Cagub Koster saat menggelar kampanye dialogis dengan ratusan warga Desa Tuwed, Kabupaten Jembrana, Selasa.
Begitu nanti terpilih menjadi Gubernur Bali, Koster berjanji akan segera berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan sejumlah pihak terkait untuk merealisasikan pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk.
"Saya akan berbicara dengan pihak-pihak terkait soal ini. Ini adalah salah satu cara menyeimbangkan pembangunan melalui infrastruktur," ucapnya.
Tak hanya berkomitmen memperjuangkan pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk, Koster juga menegaskan infrastruktur jalan di Kabupaten Jembrana akan mendapat bantuan dari Pemprov Bali.
"Infrastuktur jalan juga akan dibantu provinsi. PAD Jembrana Rp128 miliar, ini amat kecil jika Jembrana ingin mengembangkan daerahnya dalam hal infrastruktur. Ini yang akan saya lakukan untuk Bali agar ke depan pembangunan adil, seimbang, merata dan kesejahteraan masyarakat meningkat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) Kabupaten Jembrana, Made Kembang Hartawan memaparkan kontribusi konkret Wayan Koster terhadap pembangunan di Jembrana.
Selain membangun sekolah, Akademi Komunitas (universitas negeri gratis untuk masyarakat miskin), pengadaan wantilan, gong, gamelan, yang tak kalah penting menurut Kembang adalah perjuangan Wayan Koster untuk pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Jembrana.
"Tiap tahun Dana Alokasi Khusus penugasan senilai Rp100 miliar disalurkan Pak Koster untuk Jembrana. Kita gunakan dana itu untuk membangun infrastruktur. Makanya jalan di sini bagus-bagus, yang rusak tinggal 10 persen saja. Tahun 2019 semua tuntas jalan kabupaten dan desa. Persoalannya adalah jalan nasional sepanjang 71 kilometer itu masih rusak dan macet," ujar Kembang yang juga Wakil Bupati Jembrana itu.
Ia percaya jika Koster terpilih jadi Gubernur Bali, maka persoalan infrastruktur jalan milik nasional yang disebutkannya bisa segera dituntaskan. Sebab, Koster merupakan tokoh nasional yang memiliki pergaulan luas di Jakarta semasa masih menjadi anggota Komisi X DPR RI.
"Beliau punya kedekatan dan akses langsung ke Jakarta. Yakin dan optimistis cita-cita kita membangun tol dari Jembrana ke Denpasar bisa diwujudkan. Kita butuh pemimpin yang kuat dan punya akses luas," ujarnya.
Pilkada Bali 2018 diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Pesaingnya adalah pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusulkan oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018