Negara (Antara Bali) - Ketua Komisi B DPRD Jembrana, I Nyoman S Kusumayasa, mengusulkan agar kader peduli HIV/AIDS digaji dari APBD dengan status pegawai "outsourching".
"Jumlah penderita HIV maupun AIDS terus meningkat tajam, hal ini sangat memprihatinkan dan perlu tindakan yang cepat serta tuntas," kata Kusumayasa di kota Negara, Rabu.
Menurutnya, untuk penanggulangan penularan virus yang belum ada obatnya itu dibutuhkan lima kader di masing-masing desa/kelurahan.
Mengingat fenomena gunung es terkait jumlah penderita, Kusumayasa menegaskan perlu tindakan secepatnya.
Menurut Kusumayasa, dari sisi aturan sebenarnya Jembrana sudah memiliki Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
"Selain itu masih ada Surat Edaran Gubernur Bali yang juga berkaitan dengan penanggulangan HIV dan AIDS. Jadi dari sisi aturan sebenarnya kita sudah kuat, tinggal implementasinya saja," ujarnya.
Dari aturan-aturan tersebut, Kusumayasa mengatakan, pencegahan penularan HIV dan AIDS menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Ia menilai, tugas paling berat adalah menyadarkan masyarakat seputar virus ini termasuk penerimaan mereka terhadap penderita.
"Selama ini masyarakat kita belum bisa menerima keberadaan penderita HIV dan AIDS. Jadi penyadarannya tidak hanya soal bahaya jika kena virusnya, tapi juga agar mereka bisa menerima warga yang sudah terlanjur tertular," kata Kusumayasa.
Terkait hasil wawancara Dinas Kesehatan dan Kesos Jembrana dengan penderita yang rata-rata mengaku tertular setelah berhubungan seksual dengan pelayan kafe, Kusumayasa mengatakan, masih harus diteliti lebih jauh lagi.
"Apa benar penularan awal berasal dari sana, kesimpulan sumber penularan tidak bisa dilakukan dari "interview" dengan salah satu penderita saja," ujarnya.
Namun jika benar kafe menjadi sumber awal penyebaran, ia memandang perlu ada kajian teknis untuk mengisolir penyebarannya.
"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap pelayan kafe. Dalam hal ini dinas terkait harus segera melakukan atensi," katanya.
Sebelumnya dari data di Dinas Kesehatan dan Kesos Jembrana diketahui, jumlah penderita HIV/AIDS yang teridentifikasi sebanyak 326 orang dan 82 di antaranya meninggal dunia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Jumlah penderita HIV maupun AIDS terus meningkat tajam, hal ini sangat memprihatinkan dan perlu tindakan yang cepat serta tuntas," kata Kusumayasa di kota Negara, Rabu.
Menurutnya, untuk penanggulangan penularan virus yang belum ada obatnya itu dibutuhkan lima kader di masing-masing desa/kelurahan.
Mengingat fenomena gunung es terkait jumlah penderita, Kusumayasa menegaskan perlu tindakan secepatnya.
Menurut Kusumayasa, dari sisi aturan sebenarnya Jembrana sudah memiliki Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
"Selain itu masih ada Surat Edaran Gubernur Bali yang juga berkaitan dengan penanggulangan HIV dan AIDS. Jadi dari sisi aturan sebenarnya kita sudah kuat, tinggal implementasinya saja," ujarnya.
Dari aturan-aturan tersebut, Kusumayasa mengatakan, pencegahan penularan HIV dan AIDS menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Ia menilai, tugas paling berat adalah menyadarkan masyarakat seputar virus ini termasuk penerimaan mereka terhadap penderita.
"Selama ini masyarakat kita belum bisa menerima keberadaan penderita HIV dan AIDS. Jadi penyadarannya tidak hanya soal bahaya jika kena virusnya, tapi juga agar mereka bisa menerima warga yang sudah terlanjur tertular," kata Kusumayasa.
Terkait hasil wawancara Dinas Kesehatan dan Kesos Jembrana dengan penderita yang rata-rata mengaku tertular setelah berhubungan seksual dengan pelayan kafe, Kusumayasa mengatakan, masih harus diteliti lebih jauh lagi.
"Apa benar penularan awal berasal dari sana, kesimpulan sumber penularan tidak bisa dilakukan dari "interview" dengan salah satu penderita saja," ujarnya.
Namun jika benar kafe menjadi sumber awal penyebaran, ia memandang perlu ada kajian teknis untuk mengisolir penyebarannya.
"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap pelayan kafe. Dalam hal ini dinas terkait harus segera melakukan atensi," katanya.
Sebelumnya dari data di Dinas Kesehatan dan Kesos Jembrana diketahui, jumlah penderita HIV/AIDS yang teridentifikasi sebanyak 326 orang dan 82 di antaranya meninggal dunia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011