Denpasar (Antaranews Bali) - Nilai ekspor Bali selama dua bulan periode Januari-Februari 2018 mencapai 94,96 juta dolar AS, atau naik 10,68 juta dolar AS atau setara 12,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 84,28 juta dolar AS.

Devisa tersebut diperoleh dari pengapalan berbagai jenis matadagangan ke pasaran luar negeri yang ditopang oleh hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, khusus nilai ekspor pada bulan Februari 2018 tercatat 45,26 juta dolar AS, menurun 4,55 juta dolar AS atau 8,93 persen dibanding bulan Januari 2018 (m-to-m) yang mencapai 49,70 juta dolar AS.

"Namun capaian bulan Februari 2018 itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) meningkat 110.657 dolar AS atau 0,25 persen, karena Februari 2017 meraup 45,15 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho.

Sementara Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisa Statistik BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan menjelaskan, lima komoditas utama andalan Bali antara lain produk ikan dan udang sebesar 24,69 persen, pakaian jadi bukan rajutan 16,55 persen dan perhiasan (permata) 11,17 persen.

Selain itu juga mengapalkan produk kayu dan barang dari kayu 9,28 persen serta perabot dan penerangan rumah 6,13 persen.

Agus Gede menambahkan, sebagian besar ekspor Bali tersebut ditujukan ke pasaran Amerika Serikat yang menyerap 24,50 persen, menyusul Jepang 8,14 persen, China 7,96 persen, Singapura 7,90 pesen dan Australia 5,17 persen.

Menurunnya nilai ekspor Bali dari bulan sebelumnya (m-to-m) dominan dipengaruhi oleh berkurangnya nilai ekspor tujuan Amerika Serikat sebesar 2,65 juta dolar AS atau turun sebesar 19,32 persen.

Negara lain yang juga menunjukkan terjadinya penurunan adalah Australia sebesar 2,161 juta dolar AS dan China 1,335 juta dolar AS.

Demikian pula menurunnya nilai ekspor secara m-to-m dominan dipengaruhi oleh nilai ekspor pada produk ikan dan udang sebesar 2,84 juta dolar AS, produk perhiasan 2,32 juta dolar AS dan produk kakao 1,25 juta dolar AS, ujar Agus Gede.(WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018