Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Bali, mendorong warga masyarakat mendirikan bank sampah agar memperoleh manfaat ekonomis dari barang-barang buangan yang semakin meningkat volumenya.
"Berdasarkan data kami peningkatan volume sampah di Denpasar semakin hari semakin meningkat. Pada tahun 2016 volume sampah mencapai 850 ton per hari dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 yang mencapai 900 ton per hari," kata Kepala Bidang Penanganan Sampah dan B3, DLHK Kota Denpasar Ketut Adi Wiguna di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan dengan volume sampah tersebut terus meningkat, maka pihak DLHK terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat termasuk mengenai peran dari keberadaan bank sampah.
"Kami mendorong terwujudkan bank-bank sampah di masing-masing banjar (dusun). Tahun ini, targetnya sudah terbentuk 200 bank sampah di Denpasar. Dibanding tahun 2017 hanya terbentuk 78 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Denpasar. Dengan adanya peningkatan jumlah bank sampah yang terbentuk tahun 2018 diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA," ujarnya.
Adi Wiguna menambahkan pihaknya terus gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar mau membentuk bank sampah. Dengan terbentuknya bank sampah selain dapat mengurangi volume sampah yang terbuang ke TPA juga memberikan berkah pada pengelola bank sampah tersebut.
Adi Wiguna juga mengaku melakukan pengawasan terhadap bank sampah yang telah terbentuk. Pengawasan ini dilakukan selain untuk terus meningkatkan peran bank sampah juga menjaga agar bank sampah yang telah terbentuk tetap eksis.
Terkait pola penanganan sampah berbasis lingkungan, Adi Wiguna mengaku cukup efektif. Bahkan, penanganan sampah berbasis lingkungan mampu mengurai lebih cepat penanganan sampah dari sumbernya.
Made Murah seorang Koordinator Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan juga ketua bank sampah Kota Denpasar mengatakan selain membentuk bank sampah di banjar-banjar juga telah melakukan kerja sama dengan 13 SD dan dua SMP serta dua SMA untuk membentuk bank sampah.
Ia berharap kelak semua sekolah di Kota Denpasar memiliki bank sampah. Ini juga menjadi salah satu indikator untuk mewujudkan sekolah bersih dan rindang dalam lomba sekolah Adiwiyata.
Menurut Made Murah, masyarakat yang mengelola sampah cukup lumayan untuk mendapat keuntungan. Seperti bank sampah Denpasar seharinya mampu menampung dua ton sampah. Dari jumlah tersebut sampah terbesar merupakan sampah plastik, kertas dan sampah organik. Semua sampah-sampah ini dapat diolah dan didaur ulang sehingga mempunyai nilai ekonomi.
"Sebagian besar sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Denpasar bisa diolah kembali sehingga memiliki nilai ekonomi," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Berdasarkan data kami peningkatan volume sampah di Denpasar semakin hari semakin meningkat. Pada tahun 2016 volume sampah mencapai 850 ton per hari dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 yang mencapai 900 ton per hari," kata Kepala Bidang Penanganan Sampah dan B3, DLHK Kota Denpasar Ketut Adi Wiguna di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan dengan volume sampah tersebut terus meningkat, maka pihak DLHK terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat termasuk mengenai peran dari keberadaan bank sampah.
"Kami mendorong terwujudkan bank-bank sampah di masing-masing banjar (dusun). Tahun ini, targetnya sudah terbentuk 200 bank sampah di Denpasar. Dibanding tahun 2017 hanya terbentuk 78 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Denpasar. Dengan adanya peningkatan jumlah bank sampah yang terbentuk tahun 2018 diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA," ujarnya.
Adi Wiguna menambahkan pihaknya terus gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar mau membentuk bank sampah. Dengan terbentuknya bank sampah selain dapat mengurangi volume sampah yang terbuang ke TPA juga memberikan berkah pada pengelola bank sampah tersebut.
Adi Wiguna juga mengaku melakukan pengawasan terhadap bank sampah yang telah terbentuk. Pengawasan ini dilakukan selain untuk terus meningkatkan peran bank sampah juga menjaga agar bank sampah yang telah terbentuk tetap eksis.
Terkait pola penanganan sampah berbasis lingkungan, Adi Wiguna mengaku cukup efektif. Bahkan, penanganan sampah berbasis lingkungan mampu mengurai lebih cepat penanganan sampah dari sumbernya.
Made Murah seorang Koordinator Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan juga ketua bank sampah Kota Denpasar mengatakan selain membentuk bank sampah di banjar-banjar juga telah melakukan kerja sama dengan 13 SD dan dua SMP serta dua SMA untuk membentuk bank sampah.
Ia berharap kelak semua sekolah di Kota Denpasar memiliki bank sampah. Ini juga menjadi salah satu indikator untuk mewujudkan sekolah bersih dan rindang dalam lomba sekolah Adiwiyata.
Menurut Made Murah, masyarakat yang mengelola sampah cukup lumayan untuk mendapat keuntungan. Seperti bank sampah Denpasar seharinya mampu menampung dua ton sampah. Dari jumlah tersebut sampah terbesar merupakan sampah plastik, kertas dan sampah organik. Semua sampah-sampah ini dapat diolah dan didaur ulang sehingga mempunyai nilai ekonomi.
"Sebagian besar sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Denpasar bisa diolah kembali sehingga memiliki nilai ekonomi," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018