Denpasar (Antaranews Bali) - Pelaksanaan Ujian Nasional pada hari pertama yang mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang SMK di Kota Denpasar berjalan dengan lancar dan belum terdapat kendala berarti yang menghambat pelaksanaan ujian.
"Persiapannya sudah lebih awal dari server pusat, lokal, sudah disiapkan seperti biasa. Selain itu, sudah simulasi sebanyak dua kali dan bersurat ke PLN. Kami juga menyediakan genset untuk antisipasi," kata Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMKN 1 Denpasar I Nyoman Sukarya, ditemui di sela-sela pelaksanaan UN, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, sejauh ini SMKN 1 Denpasar melakukan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk ketiga kalinya. Untuk persiapan, dari tahun ke tahun selalu dilakukan secara matang.
Tahun ini sebanyak 760 orang siswa SMKN 1 Denpasar mengikuti UNBK. Mereka dari dari 12 paket keahlian (jurusan), diantaranya Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu & Beton, Teknik Konstruksi Kayu dan sebagainya.
Pelaksanaan UNBK dibagi menjadi tiga sesi, yaitu pukul 07.30 ? 09.30 Wita, 10.30 ? 12.30 Wita, dan 14.00 ? 16.00 Wita.
Meskipun mampu melaksanakan UNBK secara mandiri, pihaknya memberi saran agar pemerintah untuk menambah fasilitas UNBK sehingga bisa dibuat satu sesi.
Sementara itu, Kepala SMK PGRI 3 DenpasarI Nengah Madiadnyana mengatakan sekolahnya baru pertama kalinya ikut UNBK, sedangkan fasilitas yang dimiliki belum mencukupi. Bahkan pihaknya harus menyewa sebanyak 125 komputer di sebuah lembaga penyewaan komputer di Bandung, Jawa Barat, agar UNBK bisa terlaksana di SMK PGRI 3 Denpasar.
"Untuk UNBK ini disediakan komputer sebanyak 247 di tujuh ruangan. Tapi 125 diantaranya kami nyewa, karena kami selama ini memang tidak menyediakan komputer sebanyak itu di sekolah. Teteapi karena memenuhi kebijakan pemerintah, kami mencoba memenuhinya. Sementara ini belum ada gangguan server dan akses internet," ujarnya.
Menurutnya, jika masih diberikan pilihan ujian nasional kertas pensil (UNKP), pihaknya masih akan menggunakan jalur UNKP. Sebab, dari segi sarana komputer di SMK PGRI 3 Denpasar masih belum cukup.
"Memang tujuan UNBK itu mulia, untuk meningkatkan integritas, kejujuran sehingga hasilnya menjadi lebih murni. Tapi UNKP juga bisa berintegritas, asal pengawasan diperketat, pengadaan soalnya juga diperketat," kata Madiadnyana.
Jumlah peserta ujian di SMK PGRI 3 Denpasar adalah sebanyak 742 dari dua jurusan yakni akomodasi perhotelan dan tata boga. Ada satu siswa yang absen dalam UN , dikarenakan sedang sakit kelenjar getah bening.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusumawardhani mengatakan belum 100 persen sekolah SMA/SMK di seluruh Bali yang bisa melaksanakan UNBK. Untuk tingkat SMK, sekolah pelaksana UNBK sebanyak 165, dan sekolah pelaksana UNKP sebanyak 4 sekolah yang berasal dari Kabupaten Karangasem.
"Arahan dari pusat, satu sekolah tidak bisa dititipkan di dua tempat. Harus satu tempat. Untuk sekolah di Kabupaten Karangasem, ada sekolah yang siswanya banyak, tetapi komputernya tidak mencukupi. Sedangkan ada aturan tidak bisa dititip di dua tempat," katanya.
Menurut TIA, tidak bisa dititipkan di dua sekolah, karena kode sekolah itu akan berubah jika di dua tempat. Dari pusat sudah turun arahan itu.
"Jadi tidak memungkinkan untuk UNBK mereka. Harus satu sekolah, sehingga tidak dipecah. Kalau dipecah kodenya akan berbeda," ucapnya sembari mengatakan UNBK pada hari pertama untuk SMK secara umum berjalan lancar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Persiapannya sudah lebih awal dari server pusat, lokal, sudah disiapkan seperti biasa. Selain itu, sudah simulasi sebanyak dua kali dan bersurat ke PLN. Kami juga menyediakan genset untuk antisipasi," kata Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMKN 1 Denpasar I Nyoman Sukarya, ditemui di sela-sela pelaksanaan UN, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, sejauh ini SMKN 1 Denpasar melakukan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk ketiga kalinya. Untuk persiapan, dari tahun ke tahun selalu dilakukan secara matang.
Tahun ini sebanyak 760 orang siswa SMKN 1 Denpasar mengikuti UNBK. Mereka dari dari 12 paket keahlian (jurusan), diantaranya Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu & Beton, Teknik Konstruksi Kayu dan sebagainya.
Pelaksanaan UNBK dibagi menjadi tiga sesi, yaitu pukul 07.30 ? 09.30 Wita, 10.30 ? 12.30 Wita, dan 14.00 ? 16.00 Wita.
Meskipun mampu melaksanakan UNBK secara mandiri, pihaknya memberi saran agar pemerintah untuk menambah fasilitas UNBK sehingga bisa dibuat satu sesi.
Sementara itu, Kepala SMK PGRI 3 DenpasarI Nengah Madiadnyana mengatakan sekolahnya baru pertama kalinya ikut UNBK, sedangkan fasilitas yang dimiliki belum mencukupi. Bahkan pihaknya harus menyewa sebanyak 125 komputer di sebuah lembaga penyewaan komputer di Bandung, Jawa Barat, agar UNBK bisa terlaksana di SMK PGRI 3 Denpasar.
"Untuk UNBK ini disediakan komputer sebanyak 247 di tujuh ruangan. Tapi 125 diantaranya kami nyewa, karena kami selama ini memang tidak menyediakan komputer sebanyak itu di sekolah. Teteapi karena memenuhi kebijakan pemerintah, kami mencoba memenuhinya. Sementara ini belum ada gangguan server dan akses internet," ujarnya.
Menurutnya, jika masih diberikan pilihan ujian nasional kertas pensil (UNKP), pihaknya masih akan menggunakan jalur UNKP. Sebab, dari segi sarana komputer di SMK PGRI 3 Denpasar masih belum cukup.
"Memang tujuan UNBK itu mulia, untuk meningkatkan integritas, kejujuran sehingga hasilnya menjadi lebih murni. Tapi UNKP juga bisa berintegritas, asal pengawasan diperketat, pengadaan soalnya juga diperketat," kata Madiadnyana.
Jumlah peserta ujian di SMK PGRI 3 Denpasar adalah sebanyak 742 dari dua jurusan yakni akomodasi perhotelan dan tata boga. Ada satu siswa yang absen dalam UN , dikarenakan sedang sakit kelenjar getah bening.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusumawardhani mengatakan belum 100 persen sekolah SMA/SMK di seluruh Bali yang bisa melaksanakan UNBK. Untuk tingkat SMK, sekolah pelaksana UNBK sebanyak 165, dan sekolah pelaksana UNKP sebanyak 4 sekolah yang berasal dari Kabupaten Karangasem.
"Arahan dari pusat, satu sekolah tidak bisa dititipkan di dua tempat. Harus satu tempat. Untuk sekolah di Kabupaten Karangasem, ada sekolah yang siswanya banyak, tetapi komputernya tidak mencukupi. Sedangkan ada aturan tidak bisa dititip di dua tempat," katanya.
Menurut TIA, tidak bisa dititipkan di dua sekolah, karena kode sekolah itu akan berubah jika di dua tempat. Dari pusat sudah turun arahan itu.
"Jadi tidak memungkinkan untuk UNBK mereka. Harus satu sekolah, sehingga tidak dipecah. Kalau dipecah kodenya akan berbeda," ucapnya sembari mengatakan UNBK pada hari pertama untuk SMK secara umum berjalan lancar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018