Denpasar (Antaranews Bali) - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara Denpasar, Bali, gencar mencetak pelaku usaha pemula bidang digital (starup digital) seiring dengan potensi ekonomi digital yang semakin pesat.
Ketua Yayasan Primakara Denpasar, I Made Artana disela acara wisuda ke-2 STMIK Primakara di Sanur, Bali, Rabu, mengatakan tren seperti itu harus mampu ditangkap perguruan tinggi atau kampus yang bergerak di bidang teknologi dan informatika (TI), sehingga mampu mencetak pengusaha teknologi (technopreneur) dan pelaku usaha "startup digital" yang berdaya saing global.
"Kami menargetkan mampu mencetak minimal 50 persen `technopreneur` dari mahasiswa dan lulusannya sehingga mampu menggarap berbagai peluang ekonomi digital di Bali," ujarnya.
Artana mengatakan usia STMIK Primakara memang belum genap lima tahun, namun sudah mampu menunjukkan berbagai prestasi dan merebut posisi sebagai kampus technopreneur pertama di Bali.
"Sejak wisuda pertama, kami menggunakan jumlah lulusan yang menjadi `technopreneur` sebagai alat ukur. Saat wisuda pertama 15-16 persen yang menjadi `technopreneur`. Saat ini persentasenya terus meningkat," ujarnya.
Artana mengatakan gelombang digital ekonomi kian deras. Seluruh aspek kehidupan dan bisnis semakin masif bertransformasi ke arah digital.
"Jadi masa depan generasi muda harus disiapkan menjadi pengusaha digital (technopreneur) menggarap peluang bisnis digital ini," ucapnya.
Membangun "startup", kata Artana, tidak terlalu sulit. Sebab pelaku "startup" atau wirausaha pemula bisa berusaha dengan biaya rendah, tidak ada bahan baku, cukup hanya keahlian IT dan menggunakan "smart phone". Atas dasar itulah pihaknya optimis mampu mencetak lebih banyak "technopreneur".
"Branding sebuah kampus memang butuh waktu. Apalagi kampus kami (Primakara) yang mengusung konsep baru mengajak orang menjadi pengusaha teknologi digital. Banyak orang menganggap mimpi kami ketinggian. Tapi kami yakin `technopreneur` sangat menjanjikan ke depan," ujar Artana.
Sementara itu, Ketua STMIK Primakara Denpasar, I Gusti Bagus Made Wiradharma menegaskan pihaknya akan terus melakukan inovasi untuk mengukuhkan posisi Primakara sebagai kampus "technopreneur".
Salah satunya memperkuat inkubasi bisnis Primakara dan melakukan pendampingan untuk mencetak "startup digital" dengan produk yang berhasil diserap pasar. Kampus ini juga menjalin berbagai kerja sama dengan dunia usaha dan lembaga profesional seperti Hipmi dan JCI.
Ia mengatakan wisudawan STMIK Primakara juga mendapat keahlian (skill) dan sertifikat kompetensi tambahan terkait penguasaan IT, seperti Microsoft Specialist. Hal tersebut sangat bermanfaat ketika digunakan di dunia kerja maupun membangun "startup".
"Yang penting pula kami siapkan lulusan menjadi `job creator bukan job seeker`," kata Wiradharma.
Wisuda kali ini diikuti 25 orang wisudawan, di antaranya 22 orang dari Prodi Sistem Informasi, dua orang dari Prodi Sistem Informasi Akuntansi dan satu orang dari Prodi Teknik Informatika.
Wisudawan ini merupakan sisa mahasiswa angkatan pertama STMIK Primakara tahun 2013, dimana sebanyak 38 orang mahasiswa telah diwisuda lebih dahulu. Setiap tahun mahasiswa STMIK Primakara terus meningkat rata-rata di atas 250 mahasiswa baru.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Ketua Yayasan Primakara Denpasar, I Made Artana disela acara wisuda ke-2 STMIK Primakara di Sanur, Bali, Rabu, mengatakan tren seperti itu harus mampu ditangkap perguruan tinggi atau kampus yang bergerak di bidang teknologi dan informatika (TI), sehingga mampu mencetak pengusaha teknologi (technopreneur) dan pelaku usaha "startup digital" yang berdaya saing global.
"Kami menargetkan mampu mencetak minimal 50 persen `technopreneur` dari mahasiswa dan lulusannya sehingga mampu menggarap berbagai peluang ekonomi digital di Bali," ujarnya.
Artana mengatakan usia STMIK Primakara memang belum genap lima tahun, namun sudah mampu menunjukkan berbagai prestasi dan merebut posisi sebagai kampus technopreneur pertama di Bali.
"Sejak wisuda pertama, kami menggunakan jumlah lulusan yang menjadi `technopreneur` sebagai alat ukur. Saat wisuda pertama 15-16 persen yang menjadi `technopreneur`. Saat ini persentasenya terus meningkat," ujarnya.
Artana mengatakan gelombang digital ekonomi kian deras. Seluruh aspek kehidupan dan bisnis semakin masif bertransformasi ke arah digital.
"Jadi masa depan generasi muda harus disiapkan menjadi pengusaha digital (technopreneur) menggarap peluang bisnis digital ini," ucapnya.
Membangun "startup", kata Artana, tidak terlalu sulit. Sebab pelaku "startup" atau wirausaha pemula bisa berusaha dengan biaya rendah, tidak ada bahan baku, cukup hanya keahlian IT dan menggunakan "smart phone". Atas dasar itulah pihaknya optimis mampu mencetak lebih banyak "technopreneur".
"Branding sebuah kampus memang butuh waktu. Apalagi kampus kami (Primakara) yang mengusung konsep baru mengajak orang menjadi pengusaha teknologi digital. Banyak orang menganggap mimpi kami ketinggian. Tapi kami yakin `technopreneur` sangat menjanjikan ke depan," ujar Artana.
Sementara itu, Ketua STMIK Primakara Denpasar, I Gusti Bagus Made Wiradharma menegaskan pihaknya akan terus melakukan inovasi untuk mengukuhkan posisi Primakara sebagai kampus "technopreneur".
Salah satunya memperkuat inkubasi bisnis Primakara dan melakukan pendampingan untuk mencetak "startup digital" dengan produk yang berhasil diserap pasar. Kampus ini juga menjalin berbagai kerja sama dengan dunia usaha dan lembaga profesional seperti Hipmi dan JCI.
Ia mengatakan wisudawan STMIK Primakara juga mendapat keahlian (skill) dan sertifikat kompetensi tambahan terkait penguasaan IT, seperti Microsoft Specialist. Hal tersebut sangat bermanfaat ketika digunakan di dunia kerja maupun membangun "startup".
"Yang penting pula kami siapkan lulusan menjadi `job creator bukan job seeker`," kata Wiradharma.
Wisuda kali ini diikuti 25 orang wisudawan, di antaranya 22 orang dari Prodi Sistem Informasi, dua orang dari Prodi Sistem Informasi Akuntansi dan satu orang dari Prodi Teknik Informatika.
Wisudawan ini merupakan sisa mahasiswa angkatan pertama STMIK Primakara tahun 2013, dimana sebanyak 38 orang mahasiswa telah diwisuda lebih dahulu. Setiap tahun mahasiswa STMIK Primakara terus meningkat rata-rata di atas 250 mahasiswa baru.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018