Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, melakukan penataan Sungai (Tukad) Badung untuk menjadikannya sebagai taman di kawasan sepanjang Pasar Kumbasari, yang nantinya dapat menjadi tempat rekreasi atau berwisata bagi warga masyarakat.
"Penataan Sungai Badung di kawasan Pasar Kumbasari telah selesai dilakukan. Dengan selesainya program penataan sungai yang membelah Kota Denpasar itu, maka menjadi salah satu objek wisata baru di tepi sungai dengan sebutan 'Taman Kumbasari'," kata Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra disela-sela ritual pembersihan "Pemelaspasan" Taman Kumbasari sekaligus ditandai penandatanganan prasasti dan "mepekelem" ke aliran Sungai Badung itu, Rabu.
Dalam peresmian "Taman Kumbasari" tersebut, Wali Kota Rai Mantra didampingi Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar Eko Supriadi, dan perangkat daerah melakukan penebaran benih ikan ke sungai tersebut
Wali Kota Rai Mantra mengatakan dalam penataan yang menjadikan sungai ini bersih juga merupakan sebuah konsep "River Walk" atau tempat untuk berjalan di bantaran sungai, sehingga diharapkan Sungai Badung menjadi tempat rekreasi dan berdampak ekonomi serta bisa mengedukasi masyarakat tentang kebersihan.
"Penataan Sungai Badung dengan konsep `river walk` tersebut sehingga ke depannya saya harapkan warga masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sehingga sungai itu dijaga agar bersih," ujarnya.
Ia mengatakan penataan Sungai Badung itu untuk menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. Program ini menjadi tujuan yang sama dengan program merevitalisasi pasar-pasar tradisional di Denpasar, guna memberikan dampak peningkatan karakter masyarakat yang juga akan berdampak ekonomi kerakyatan.
Menurut Rai Mantra penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Badung agar terlihat lebih mempesona, namun menjadikan sungai bisa dijadikan sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Sungai (Tukad) Bindu dan Loloan yang sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi daya tarik tersendiri.
Kedepannya penataan sungai di Denpasar akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang memungkinkan untuk ditata kembali, bahkan jika memungkinkan akan membuat sebuah transportasi sungai seperti perahu-perahu kecil untuk lebih memudahkan transportasi rekreasi, serta memudahkan masyarakat untuk ke pasar-pasar tradisional yang terhubung dengan sungai.
"Jadi keberadaan `river walk` ini bisa digunakan sebagai potensi air di segala aspek, baik itu ekonomi, edukasi, transportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai," ucap Rai Mantra, didampingi Plt. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Penataan Sungai Badung di kawasan Pasar Kumbasari telah selesai dilakukan. Dengan selesainya program penataan sungai yang membelah Kota Denpasar itu, maka menjadi salah satu objek wisata baru di tepi sungai dengan sebutan 'Taman Kumbasari'," kata Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra disela-sela ritual pembersihan "Pemelaspasan" Taman Kumbasari sekaligus ditandai penandatanganan prasasti dan "mepekelem" ke aliran Sungai Badung itu, Rabu.
Dalam peresmian "Taman Kumbasari" tersebut, Wali Kota Rai Mantra didampingi Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar Eko Supriadi, dan perangkat daerah melakukan penebaran benih ikan ke sungai tersebut
Wali Kota Rai Mantra mengatakan dalam penataan yang menjadikan sungai ini bersih juga merupakan sebuah konsep "River Walk" atau tempat untuk berjalan di bantaran sungai, sehingga diharapkan Sungai Badung menjadi tempat rekreasi dan berdampak ekonomi serta bisa mengedukasi masyarakat tentang kebersihan.
"Penataan Sungai Badung dengan konsep `river walk` tersebut sehingga ke depannya saya harapkan warga masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sehingga sungai itu dijaga agar bersih," ujarnya.
Ia mengatakan penataan Sungai Badung itu untuk menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. Program ini menjadi tujuan yang sama dengan program merevitalisasi pasar-pasar tradisional di Denpasar, guna memberikan dampak peningkatan karakter masyarakat yang juga akan berdampak ekonomi kerakyatan.
Menurut Rai Mantra penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Badung agar terlihat lebih mempesona, namun menjadikan sungai bisa dijadikan sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Sungai (Tukad) Bindu dan Loloan yang sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi daya tarik tersendiri.
Kedepannya penataan sungai di Denpasar akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang memungkinkan untuk ditata kembali, bahkan jika memungkinkan akan membuat sebuah transportasi sungai seperti perahu-perahu kecil untuk lebih memudahkan transportasi rekreasi, serta memudahkan masyarakat untuk ke pasar-pasar tradisional yang terhubung dengan sungai.
"Jadi keberadaan `river walk` ini bisa digunakan sebagai potensi air di segala aspek, baik itu ekonomi, edukasi, transportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai," ucap Rai Mantra, didampingi Plt. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018