Denpasar (Antaranews Bali) - Sejumlah dosen dan mahasiswa dari Phattalong College of Dramatic Art, Thailand, menyaksikan pementasan seni dan kebudayaan yang dilakukan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

"Saya baru kali pertama melakukan  kunjungan pertukaran seni budaya  ke Indonesia, dan sangat bangga dengan kegiatan mahasiswa maupun dosen ISI Denpasar," kata Direktur Phattalong College of Dramatic Art, Thailand, Kunlayanee Youngsang, saat berkunjung ke sekolah seni di Pulau Dewata  tersebut, Jumat  (12/1) lalu.

Sebanyak 29 tamu asing  yang terdiri dari direktur, deputi pengajar maupun mahasiswa tampak sangat antusias menyaksikan pementasan mahasiswa ISI Denpasar dengan menampilkan Tari Stuti Puja, Tari Oleg Tamulilingan karya Mario yang diiring penabuh, sehingga para hadirin pun terkesima menyaksikannya.

Dengan adanya ISI Denpasar, dia berupaya bisa beberapa kali untuk mengunjungi Bali supaya mendapatkan pelatihan dalam program  pertukaran seni budaya antar kedua negara dengan pementasan tari dan musik.

Mahasiswa dan dosen dari Phattalong College of Dramatic Art,Thailand dalam kunjungannya ke kampus ISI Denpasar itu menerima penjelasan tentang seni dan kebudayaan Bali, sekaligus dipraktekkan dalam pelatihan di sini.

"Kita sebagai lembaga pendidikan tinggi seni di Bali sangat terbuka dalam menerima kunjungan dari  mahasiswa dalam dan luar negeri," kata Wakil Rektor III bidang Perencanaan dan Kerjasama I Ketut Garwa mewakili Rektor ISI Denpasar disela acara tersebut.

ISI Denpasar  semenjak meraih akreditas A sebanyak 10 prodi dari 12 prodi sangat terbuka memberi pemahaman dan berkolaborasi dalam seni budaya  kepada  mahasiswa, pengajar yang  datang dari mancanegara.
 
Pihaknya sudah rutin melaksanakan kegiatan itu sejak tiga tahun  lalu,  terkait adanya kerja sama antara ISI Denpasar dengan Negara Thailand, khususnya  dalam bidang seni budaya, baik itu pertukaran kesenian maupun mahasiswa dan para dosen.

"Sudah banyak dari pemerintah provinsi di Thailand yang datang  mengunjungi ISI Denpasar, diantaranya Citangguri, Namontarang dan Suadidata, karena adanya persamaan budaya dan hampir ada kemiripan seni budaya dalam tokoh-tokoh Ramayana seperti Arwana Rahwana, Anoman," katanya. (*)

Pewarta: Desy Dora

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018