Jakarta (Antara Bali) - Gerakan "Saya Perempuan Anti-Korupsi" dari Indonesia, yang merupakan bagian dari kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi Internasional, mendapatkan penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hal itu disampaikan dalam keterangan pers dari Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) Jenewa yang diterima di Jakarta, Senin.
Gerakan "Saya Perempuan Anti Korupsi" (SPAK) dari Indonesia itu diwakili oleh Yuyuk Andriati Iskak dari Komite Pemberantasan Korupsi dan Judhi Kristantini dari SPAK Indonesia dan mendapat penghargaan "International Anti-Corruption Excellence (IACE) Award".
IACE Award merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan langsung oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani dan didukung oleh PBB, atas pendekatan yang efektif dan sukses sebagai sumbangan nyata dalam pencegahan dan perlawanan terhadap korupsi.
Pemberian penghargaan dari Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani, yang didukung oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) tersebut dilaksnakan di Gedung PBB di Jenewa, Swiss.
Penghargaan diberikan kepada SPAK Indonesia atas keberhasilannya dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya perilaku antikorupsi dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari suap, gratifikasi hingga penggelapan dana.
"Penghargaan ini tentunya ditujukan untuk seluruh agen SPAK di Indonesia yang sudah menjadi inspirasi perubahan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Sebuah langkah kecil yang sangat nyata untuk perbaikan Indonesia di masa depan," kata Yuyuk dari Komite Pemberantasan Korupsi.
Sementara itu, Judhi dari SPAK Indonesia mengatakan bahwa peran perempuan dan keluarga sangat strategis dalam melakukan perubahan melalui pencegahan tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Performa gerakan SPAK Indonesia dinilai memiliki visi, kepemimpinan, kreativitas, antusiasme dan komitmen serta dedikasi dalam menangani korupsi sehingga dapat menginspirasi pihak lain untuk melakukan cara-cara yang sama.
Gerakan SPAK sebagai gerakan antikorupsi berbasis pendekatan keluarga berhasil melatih lebih dari 1.300 agen pembaru di 34 provinsi di Indonesia untuk bergerak secara kolektif meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama perempuan, dalam menanamkan nilai-nilai dasar di keluarga untuk mencegah perilaku korupsi, yaitu kejujuran, keadilan, kerja sama, kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kegigihan, keberanian dan kepedulian.
Acara pemberian penghargaan tersebut dihadiri oleh sejumlah Pejabat PBB, antara lain Direktur Jenderal Kantor PBB Jenewa, Michael Moller dan Direktur Eksekutif UNODC, Yuri Fedotov, Wakil Tetap RI untuk PBB di Jenewa, Duta Besar Hasan Kleib. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Hal itu disampaikan dalam keterangan pers dari Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) Jenewa yang diterima di Jakarta, Senin.
Gerakan "Saya Perempuan Anti Korupsi" (SPAK) dari Indonesia itu diwakili oleh Yuyuk Andriati Iskak dari Komite Pemberantasan Korupsi dan Judhi Kristantini dari SPAK Indonesia dan mendapat penghargaan "International Anti-Corruption Excellence (IACE) Award".
IACE Award merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan langsung oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani dan didukung oleh PBB, atas pendekatan yang efektif dan sukses sebagai sumbangan nyata dalam pencegahan dan perlawanan terhadap korupsi.
Pemberian penghargaan dari Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani, yang didukung oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) tersebut dilaksnakan di Gedung PBB di Jenewa, Swiss.
Penghargaan diberikan kepada SPAK Indonesia atas keberhasilannya dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya perilaku antikorupsi dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari suap, gratifikasi hingga penggelapan dana.
"Penghargaan ini tentunya ditujukan untuk seluruh agen SPAK di Indonesia yang sudah menjadi inspirasi perubahan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Sebuah langkah kecil yang sangat nyata untuk perbaikan Indonesia di masa depan," kata Yuyuk dari Komite Pemberantasan Korupsi.
Sementara itu, Judhi dari SPAK Indonesia mengatakan bahwa peran perempuan dan keluarga sangat strategis dalam melakukan perubahan melalui pencegahan tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Performa gerakan SPAK Indonesia dinilai memiliki visi, kepemimpinan, kreativitas, antusiasme dan komitmen serta dedikasi dalam menangani korupsi sehingga dapat menginspirasi pihak lain untuk melakukan cara-cara yang sama.
Gerakan SPAK sebagai gerakan antikorupsi berbasis pendekatan keluarga berhasil melatih lebih dari 1.300 agen pembaru di 34 provinsi di Indonesia untuk bergerak secara kolektif meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama perempuan, dalam menanamkan nilai-nilai dasar di keluarga untuk mencegah perilaku korupsi, yaitu kejujuran, keadilan, kerja sama, kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kegigihan, keberanian dan kepedulian.
Acara pemberian penghargaan tersebut dihadiri oleh sejumlah Pejabat PBB, antara lain Direktur Jenderal Kantor PBB Jenewa, Michael Moller dan Direktur Eksekutif UNODC, Yuri Fedotov, Wakil Tetap RI untuk PBB di Jenewa, Duta Besar Hasan Kleib. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017