Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah subak atau organisasi pengairan tradisional dalam bidang pertanian pada empat kawasan di Bali yang diusulkan menjadi warisan budaya dunia (WBD), harus tetap mampu dijaga kesinambungan dan kelestariannya agar tidak sampai berubah fungsi.

"Oleh sebab itu perlu dukungan dan peran serta semua pihak, khususnya petani pemilik lahan untuk menjadikan lahan pertaniannya sebagai subak abadi," kata Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia di Denpasar, Senin.

Ia yang juga sekretaris tim ahli penyusunan proposal WBD mengatakan, empat kawasan yang memiliki hamparan sawah  meliputi  kawasan Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung,  Catur Angga Batukaru Kabupaten Tabanan dan daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan, Kabupaten Gianyar.

Selain itu juga kawasan Danau Batur di Kabupaten Bangli. Keempat kawasan tersebut diusulkan menjadi warisan budaya dunia melalui UNESCO, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani kebudayaan.

"Tim dari UNESCO akan melakukan verifikasi terhadap usulan Bali pada Semptember 2011, untuk selanjutnya dibahas di tingkat internasional 2012," ujar Prof Windia.

Keempat  kawasan (objek) yang menjadi satu kesatuan  telah dilakukan pemetaan dan penyempurnaan penyusunan profosal sesuai ketentuan yang ditetapkan UNESCO.

Jika UNESCO menyetujui terhadap keempat kawasan di Bali itu sebagai warisan budaya dunia, semua objek itu tetap menjadi milik masyarakat Bali, namun dalam upaya pelestarian dan menjaga keutuhannya, dunia internasional ikut  bertanggung jawab.

UNESCO akan membantu dalam bidang pendanaan, peralatan dan kebutuhan lain sesuai usulan masyarakat pengelola dalam melestarikan keempat  kawasan yang menjadi satu kesatuan tersebut tersebut.        

Usaha perlindungan dan pelestarian terhadap objek-objek yang bernilai budaya oleh UNESCO tidak keluar dari cita, rasa yang sudah dipegang masyarakat setempat.

Namun untuk bisa lolos menjadi warisan budaya dunia menghadapi persaingan yang sangat ketat, mengingat hampir semua negara di belahan dunia mengajukan usulan serupa kepada UNESCO,  tutur Prof Windia.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Ketut Suastika bersama tim ahli yang diketuai Prof Dr Parimartha telah melakukan sosialisasi dan memohon dukungan kepada pemerintah kabupaten untuk menyukseskan usulan empat kawasan menjadi WBD.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011