Negara (Antara Bali) - Ketersediaan ARV, obat yang harus dikonsumsi penderita AIDS di Kabupaten Jembrana aman dan dijaga tetap tersedia untuk jangka waktu enam bulan.
"Itu ketersediaan di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, sementara kalau di rumah sakit umum kami pantau harus tersedia untuk jangka waktu tiga bulan," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Jembrana dr. I Gusti Bagus Oka Parwata, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, setiap bulan pihaknya melakukan pengecekan ketersediaan obat dengan membandingkan sisa obat serta jumlah penderita AIDS di daerah tersebut.
Sesuai standar operasional prosedur, menurutnya, setiap bulan selalu ada obat baru di gudang farmasi untuk mengganti yang sudah terpakai, sehingga selalu aman selama enam bulan.
Untuk obat AIDS ini ia mengatakan, pengadaan langsung dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, sementara pihaknya hanya melaporkan perkembangan jumlah penderita AIDS serta stok obat yang masih tersedia.
Khusus untuk penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana, ia mengatakan, jika diakumulasikan sejak tahun 2015 terdata 855 penderita dengan 313 orang diantaranya sudah meninggal dunia.
"Untuk tahun 2017 ini tercatat 95 kasus baru, dengan 21 orang penderita meninggal dunia. Penderita tersebar di seluruh kecamatan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengatakan, kesadaran masyarakat terkait penularan penyakit tersebut hingga saat ini jalan di tempat, termasuk kesadaran untuk memeriksakan diri jika merasa prilaku hidupnya beresiko tertular virus mematikan tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Itu ketersediaan di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, sementara kalau di rumah sakit umum kami pantau harus tersedia untuk jangka waktu tiga bulan," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Jembrana dr. I Gusti Bagus Oka Parwata, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, setiap bulan pihaknya melakukan pengecekan ketersediaan obat dengan membandingkan sisa obat serta jumlah penderita AIDS di daerah tersebut.
Sesuai standar operasional prosedur, menurutnya, setiap bulan selalu ada obat baru di gudang farmasi untuk mengganti yang sudah terpakai, sehingga selalu aman selama enam bulan.
Untuk obat AIDS ini ia mengatakan, pengadaan langsung dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, sementara pihaknya hanya melaporkan perkembangan jumlah penderita AIDS serta stok obat yang masih tersedia.
Khusus untuk penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana, ia mengatakan, jika diakumulasikan sejak tahun 2015 terdata 855 penderita dengan 313 orang diantaranya sudah meninggal dunia.
"Untuk tahun 2017 ini tercatat 95 kasus baru, dengan 21 orang penderita meninggal dunia. Penderita tersebar di seluruh kecamatan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengatakan, kesadaran masyarakat terkait penularan penyakit tersebut hingga saat ini jalan di tempat, termasuk kesadaran untuk memeriksakan diri jika merasa prilaku hidupnya beresiko tertular virus mematikan tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017