Karangasem (Antara Bali) - Anggota Tentara Nasional Indonesia di Pulau Dewata bergotong-royong memperbaiki sejumlah jembatan di Kabupaten Karangasem, Bali, yang sebelumnya sempat diterjang banjir lahar hujan, guna memudahkan akses evakuasi pengungsi.

"Pada Hari Juang Kartika dan Infanteri Angkatan Darat pada 15 Desember 2017, segenap anggota TNI segera memperbaiki infrastruktur jembatan pada sejumlah titik yang diduga rusak akibat diterjang banjir lahar hujan pada beberapa waktu lalu," kata Panglima Daerah Militer IX/Udayana, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, di Pos Pantau Gunung Agung, Karangasem, Selasa.

Upaya ini dilakukan sebagai bentuk "menyatunya" TNI dengan rakyat dan pihaknya telah mendapat informasi dari pejabat utama Kodam untuk memantau kondisi pondasi jembatan itu.

"Tiga hari lalu, saya menerima laporan ini dan saya sudah meminta untuk segera diperbaiki, sehingga saat terjadi lahar dingin susulan, maka kondisi jembatan tetap kokoh," ujarnya.

Komaruddin juga telah memetakan daerah mana yang menjadi prioritas untuk memberikan bantuan pengungsi sebelum adanya permintaan dari pemerintah.

"Upaya perbaikan jembatan ini sudah kami pastikan melalui pemetaan," katanya.

Ia mengatakan, tentara dengan sepenuh hati siap membantu masyarakat, karena tentara itu "ibu kandung" rakyat. "Asal rakyat meminta langsung kepada tentara, kami pasti langsung jalan. Hukumnya wajib tentara membantu rakyat," ujarnya.

Ia menegaskan, anggota TNI juga telah menentukan titik mitigasi dengan cara menyisir jalur evakuasi aman untuk masyarakat dan untuk petugas yang melakukan evakuasi nantinya.

"Tugas tentara dan polisi harus meninjau garis mitigasi ini agar mengetahui secara pasti dan menjadi penunjuk jalan untuk keselamatan rakyat," ujarnya.

Selain itu, tentara juga siap membantu masyarakat, khusunya penyandang disabilitas untuk dilakukan upaya evakuasi ke tempat yang lebih aman. "Untuk para kaum difabel ini, sudah barang tentu jadi prioritas kami untuk melakukan upaya evakuasi," ujarnya.

Demikian juga upaya melakukan evakuasi warga yang mengalami masalah gangguan kejiwaan. "Meskipun kita diangap musuh karena dia mengalami gangguan mental, kami berupaya untuk merangkulnya," katanya.

Ia menegaskan, orang yang mengalami gangguan jiwa ini setelah dilakukan evakuasi ke tempat aman, namun tidak mau diurus keluarganya, maka pemerintah siap membantu hal ini.

"Saya rasa untuk pengungsi difabel tempatnya tidak digabung dengan pengungsi lainnya dan diberikan tempat khsusus yang telah disiapkan pemerintah," katanya. (WDY)

Pewarta: I Made Surya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017