Denpasar (Antara Bali) - Inflasi Kota Denpasar, Bali sebesar 0,19 persen selama bulan November 2017, jauh tinggi dibandingkan angka nasional pada bulan yang sama tercatat 0,2 persen.

"Inflasi Kota Denpasar itu dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,82 dan tingkat inflasi tahun kelender 2,21 persen, serta tingkat inflasi tahun ke tahun (Y-o-Y) sebesar 2,29 persen," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi tersebut antara lain beras, bawang merah, daging ayam ras, ikan tongkol pindang, sawi hijau dan bayam.

Komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga dan menahan laju inflasi antara lain tarif angkutan udara, semangka, bawang putih, daging babi dan panci.

I Gede Nyoman Subadri menjelaskan, inflasi ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,11 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen.

Inflasi disumbangkan oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,22 persen, kelompok yang menyumbangkan deflasi yakni kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar serta kelompok sandang masing-masing 0,01 persen.

Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat tidak mengalami perubahan indeks.

I Gede Nyoman Subadri menjeklaskan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei tercatat 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja (Bali) sebesar 1,80 persen dan terendah di Polopo (Sulawesi Selatan) sebesar 0,02 persen.

Sedangkan deflasi tertinggi tercatat di Tual (Maluku) sebesar 2,74 persen dan terendah di Manokwari (Papua Barat) 0,02 persen.

Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-47 dari 68 kota yang mengalami inflasi Singaraja tertinggi

I Gede Nyoman Subadri menjelaskan, jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Singaraja, Bali menempati urutan pertama dari 68 kota di Indonesia yakni 1,80 persen yang kemudian disusul Sibolga.

Inflasi Kota Singaraja yang cukup besar itu dengan indeks harga konsumen (IHK) 138,11, tingkat inflasi tahun kelender 2,23 persen, tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 2,88 persen.

Inflasi ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok perumahan, air, listrik,, gas dan bahan bakar sebesar 4,18 persen.

Komoditas yang tercatat memberikan adil inflasi pada bulan November 2017 antara lain pasir, beras, bawang merah, daging ayam ras, cbai rawit, tongkol dan kentang, ujar I Gede Nyoman Subadri. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017