Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi sejumlah pejabat terkait meninjau kondisi pengungsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, yang mengungsi ke Desa Tembok, Kabupaten Buleleng.
"Masyarakat kali ini mengungsi dengan tertib dan atas kesadaran sendiri. Hanya saja, masyarakat tidak membawa kembali bantuan yang dulu sudah diberikan oleh pemerintah seperti matras, selimut kompor dan kipas," kata Pastika di sela-sela meninjau pengungsi itu, di Singaraja, Buleleng, Rabu.
Dia berharap jangan sampai ada kesan pemerintah membiarkan pengungsi tidur di alas tipis dan tanpa selimut. Padahal pengungsi sudah diimbau agar membawa kembali kompor, alat masak dan kebutuhan lainnya.
"Minta lagi ke pemerintah agak sulit karena dulu sudah pernah dikasih. Tapi kemarin saya sudah minta ke pemerintah pusat, matras, selimut, tenda, terpal, dan alat masak. Ya mudah-mudahan didrop. Kalau tidak, ya kita mesti carilah," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pastika juga berharap masyarakat mengikuti arahan pemerintah. Menurutnya selama penghuni 22 desa yang masuk ke dalam Kawasan Rawan Bencana mengikuti arahan pemerintah, mudah-mudahan masyarakat akan aman.
"Kita harapkan tidak terjadi sih, anggaplah kemungkinan terburuk itu (erupsi seperti tahun 1963-red). Tidak ada masalah sepanjang saudara-saudara kita mengikuti arahan kita," ucapnya.
Didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Pastika tiba di lokasi pengungsian langsung mendapat laporan kondisi pengungsi dari Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Kepala Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara.
Menurut Astara, sebanyak 2.300 pengungsi asal Karangasem sudah ditampung di desa Tembok pascakenaikan status Gunung Agung ke level Awas untuk kedua kalinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Masyarakat kali ini mengungsi dengan tertib dan atas kesadaran sendiri. Hanya saja, masyarakat tidak membawa kembali bantuan yang dulu sudah diberikan oleh pemerintah seperti matras, selimut kompor dan kipas," kata Pastika di sela-sela meninjau pengungsi itu, di Singaraja, Buleleng, Rabu.
Dia berharap jangan sampai ada kesan pemerintah membiarkan pengungsi tidur di alas tipis dan tanpa selimut. Padahal pengungsi sudah diimbau agar membawa kembali kompor, alat masak dan kebutuhan lainnya.
"Minta lagi ke pemerintah agak sulit karena dulu sudah pernah dikasih. Tapi kemarin saya sudah minta ke pemerintah pusat, matras, selimut, tenda, terpal, dan alat masak. Ya mudah-mudahan didrop. Kalau tidak, ya kita mesti carilah," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pastika juga berharap masyarakat mengikuti arahan pemerintah. Menurutnya selama penghuni 22 desa yang masuk ke dalam Kawasan Rawan Bencana mengikuti arahan pemerintah, mudah-mudahan masyarakat akan aman.
"Kita harapkan tidak terjadi sih, anggaplah kemungkinan terburuk itu (erupsi seperti tahun 1963-red). Tidak ada masalah sepanjang saudara-saudara kita mengikuti arahan kita," ucapnya.
Didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Pastika tiba di lokasi pengungsian langsung mendapat laporan kondisi pengungsi dari Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Kepala Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara.
Menurut Astara, sebanyak 2.300 pengungsi asal Karangasem sudah ditampung di desa Tembok pascakenaikan status Gunung Agung ke level Awas untuk kedua kalinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017