Gianyar (Antara Bali) - Sebanyak 10,5 juta jiwa mengikuti Jaminan Kesehatan Nasional
dan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di Wilayah Bali-Nusra hingga 1 November 2017.
"Jumlah peserta JKN-KIS di Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 10,5 juta jiwa dari jumlah total penduduk di wilayah ini 15,2 juta jiwa," kata Deputi Direksi Wilayah Bali, NTB, NTT BPJS Kesehatan, Army Adrian Lubis, di Gianyar, Selasa.
Dalam acara "Media Gathering" BPJS Kesehatan tersebut, pihaknya mengakui sebanyak 4,7 juta penduduk Bali-Nusra atau 30,67 persen yang belum tercover JKN-KIS ini akan terus dilakukan agar Tahun 2019 seluruh masyarakat di Indonesia sudah mendapat jaminan kesehatan ini.
Army Adrian mengharapkan, melalui kegiatan bersama media ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar segera menjadi peserta JKN-KIS.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi BPJS Kesehatan Wilayah Bali, NTB dan NTT, Triwidhi Hastuti Puspitasari mengatakan, untuk jumlah peserta JKN-KIS di Bali tercatat sebanyak 4,48 juta jiwa atau 68,88 persen.
"Untuk jumlah premi yang sudah dibayarkan kepada 604 fasilitas kesehatan (Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, Puskesmas, klinik dan dokter keluarga) yang menjadi mitra kamis sebesar Rp1,57 triliun," ujarnya.
Sedangkan, premi yang terkumpul dari para peserta JKN-KIS hanya mencapai Rp776 miliar, sehingga terjadi devisit dan kekurangan ini ditanggulangi dari APBN.
"Untuk jumlah kepesertaan JKN-KIS yang tertinggi di Bali yaitu dari Kabupaten Badung. Sedangkan kabupaten dengan kepesertaan terkecil yakni dari Kabupaten Jembrana hanya 43 persen dan Karangasem 51 persen dari jumlah penduduknya di Bali," ujarnya.
Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, dr. Kiki Christmar Marbun menjelaskan peserta JKN-KIS area kerja Cabang Denpasar yaitu Badung, Tabanan dan Denpasar sebanyak 1,46 juta jiwa atau 87 persen dari jumlah penduduk di wilayah tersebut.
"Dari jumlah ini penerima bantuan iuran (PBI) APBN dan APBD sebanyak 566,7 ribu jiwa sedangkan non penerima bantuan 897,1 ribu jiwa," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Jumlah peserta JKN-KIS di Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 10,5 juta jiwa dari jumlah total penduduk di wilayah ini 15,2 juta jiwa," kata Deputi Direksi Wilayah Bali, NTB, NTT BPJS Kesehatan, Army Adrian Lubis, di Gianyar, Selasa.
Dalam acara "Media Gathering" BPJS Kesehatan tersebut, pihaknya mengakui sebanyak 4,7 juta penduduk Bali-Nusra atau 30,67 persen yang belum tercover JKN-KIS ini akan terus dilakukan agar Tahun 2019 seluruh masyarakat di Indonesia sudah mendapat jaminan kesehatan ini.
Army Adrian mengharapkan, melalui kegiatan bersama media ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar segera menjadi peserta JKN-KIS.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi BPJS Kesehatan Wilayah Bali, NTB dan NTT, Triwidhi Hastuti Puspitasari mengatakan, untuk jumlah peserta JKN-KIS di Bali tercatat sebanyak 4,48 juta jiwa atau 68,88 persen.
"Untuk jumlah premi yang sudah dibayarkan kepada 604 fasilitas kesehatan (Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, Puskesmas, klinik dan dokter keluarga) yang menjadi mitra kamis sebesar Rp1,57 triliun," ujarnya.
Sedangkan, premi yang terkumpul dari para peserta JKN-KIS hanya mencapai Rp776 miliar, sehingga terjadi devisit dan kekurangan ini ditanggulangi dari APBN.
"Untuk jumlah kepesertaan JKN-KIS yang tertinggi di Bali yaitu dari Kabupaten Badung. Sedangkan kabupaten dengan kepesertaan terkecil yakni dari Kabupaten Jembrana hanya 43 persen dan Karangasem 51 persen dari jumlah penduduknya di Bali," ujarnya.
Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, dr. Kiki Christmar Marbun menjelaskan peserta JKN-KIS area kerja Cabang Denpasar yaitu Badung, Tabanan dan Denpasar sebanyak 1,46 juta jiwa atau 87 persen dari jumlah penduduk di wilayah tersebut.
"Dari jumlah ini penerima bantuan iuran (PBI) APBN dan APBD sebanyak 566,7 ribu jiwa sedangkan non penerima bantuan 897,1 ribu jiwa," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017