Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Bali, terus melakukan terobosan dengan mempromosikan wisata budaya melalui "Karnaval Keprajuritan Nusantara" yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

"Kota Denpasar konsisten melestarikan budaya yang juga sebagai salah satu daya tarik wisata di Kota Denpasar. Salah satunya menyelenggarakan kegiatan `Karnaval Keprajuritan Nusantara` di TMII," kata Sekretaris Daerah Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara di konfirmasi dari Denpasar, Senin.

Ia mengatakan potensi kebudayaan di Denpasar cukup beragam, oleh karena itu dalam menunjang kepariwisataan daerah Bali harus dilakukan promosi ke daerah lain, salah satunya melalui ajang di TMII.

"Pariwisata yang lebih dominan dikembangkan di Kota Denpasar adalah pariwisata budaya. Untuk itu perlu terus dilakukan promosi tersebut malalui kegiatan-kegiatan seperti ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar I Gusti Ngurah Mataram mengatakan promosi pariwisata budaya yang dilaksanakan ini, selain untuk melestarikan budaya juga untuk mengembangkan seni dan budaya yang sudah ada di masyarakat.

Dikatakan, melalui ajang tersebut, Kota Denpasar dapat memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya yang ada di Jakarta tentang budaya yang ada di Kota Denpasar dan Bali umumnya.

"Kegiatan Karnaval Keprajuritan Nusantara yang dilaksanakan di TMII diikuti seluruh provinsi yang ada di Indoensia. Untuk Bali saat ini diwakili Kota Denpasar," ucapnya.

Menurut Ngurah Mataram, partisipasi dalam ajang ini juga untuk memeriahkan kesenian tahunan yang dilaksanakan di TMII. Dalam Karnaval Keprajuritan yang melibatkan ratusan seniman Kota Denpasar ini menampilkan garapan dengan mengangkat tema "Puputan Badung".

"Tema Puputan Badung diharapkan dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan termasuk juga memotivasi kewiraan di kalangan generasi muda," katanya.

Dalam kisah "Puputan Badung" yang dibawakan para seniman Denpasar menceritakan tekad perjuangan I Gusti Ngurah Made Agung yang memimpin pasukannya untuk melawan kolonial Belanda sampai terjadi `puputan` atau perang habis-habisan.

Perang Puputan itu diawali dengan penolakan I Gusti Ngurah Made Agung tunduk terhadap kompeni Belanda. Hal ini membuat Belanda melakukan penyerangan yang di mulai 14 September 1906. Dan pada 16 September 1906 Belanda mampu menyerang Puri Denpasar. Saat itu I Gusti Ngurah Made Agung memimpin langsung perlawanan tersebut sampai dilakukan Perang Puputan.

Jiwa patriotisme dari I Gusti Ngurah Made Agung harus terus dikobarkan para generasi muda sekarang untuk menjaga kesatuan dan kesatuan bangsa.

"Kami berharap Puputan Badung ini selalu dapat membangkitkan jiwa nasionalisme semua elemen masyarakat, termasuk generasi muda," ucap Ngurah Mataram.

Direktur Budaya TMII, Sulistyo Tirto Kusumo mengatakan karnaval ini digelar setiap tahun dalam rangka membangkitkan dan melestarikan kebudayaan di Indonesia.

"Hal itu untuk mengingatkan perjuangan Indonesia agar menjadi teladan dalam meneruskan cita-cita para pejuang kemerdekaan," katanya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017