Denpasar (Antara Bali) - Bali memperdagangkan sapi antarpulau dengan tujuan ibukota Jakarta sebanyak 25.100 ekor selama lima bulan periode Januari-Mei 2010.
"Matadagangan sapi yang diantarpulaukan itu dengan berat rata-rata 250 kg per ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra di Denpasar Jumat.
Ia mengatakan, perdagangan sapi untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Jakarta itu merupakan realisasi dari jatah perdagangan sapi antarpulau yang ditetapkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebanyak 64.573 ekor selama 2011.
Kuota tersebut, katanya, meningkat 2.573 ekor dari jatah 2010 yang hanya 62.000 ekor.
Menurut dua, kuota perdagangan sapiantarpulau untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat ibukota Jakarta diharapkan mencukupi kebutuhan dalam waktu setahun, karena Pemprov setempat sulit menambah jatah tersebut, karena populasi yang ada juga sangat terbatas.
Oleh sebab itu pengiriman setiap bulan dibatasi maksimal 5.000 ekor pada bulan-bulan biasa, khusus menjelang Idul Fitri, Idul Adha, Hari Raya Natal dan hari-hari besar keagamaan lainnya ditingkatkan dua kali lipat menjadi 9.200 ekor.
Dengan demikian kebutuhan perdagangan sapi antarpulau sepanjang tahun 2011 dapat dipenuhi tanpa harus melakukan penambahan kuota.
Putu Sumantra menambahkan, Bali selama 2010 mengirim 72.000 ekor sapi antarpulau dari jatah murni semula 62.000 ekor, yang kemudian kuotanya ditambah lagi 10.000 ekor.
Pembatasan kuota perdagangan sapi antarpulau maupun pemotongan sapi dalam memenuhi konsumsi masyarakat dan bahan baku pabrik pengolahan daging di Bali, sebagai upaya menjaga keseimbangan populasi sali Bali di Pulau Dewata.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam menetapkan jatah perdagangan sapi antarpulau setiap tahunnya itu didasarkan atas hasil pengkajian peningkatan populasi sapi di Bali.
Oleh sebab itu Dinas Peternakan Provinsi Bali melakukan penghitungan secara cermat didasarkan atas angka kelahiran anak sapi selama dalam kurun waktu setahun.
Kuota tersebut harus lebih kecil dari angka kelahiran sapi setiap tahunnya, dengan harapan, keseimbangan populasi sapi Bali tetap dapat dipertahankan, mengingat sapi Bali merupakan satu-satunya sumber plasmanutfah yang menjadi aset nasional untuk tetap dapat dilestarikan dan dikembangkan di Pulau Dewata.
Populasi sapi di Bali kini tercatat 675.419 ekor dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 3,41 persen setiap tahunnya, ujar Putu Sumantra.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Matadagangan sapi yang diantarpulaukan itu dengan berat rata-rata 250 kg per ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra di Denpasar Jumat.
Ia mengatakan, perdagangan sapi untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Jakarta itu merupakan realisasi dari jatah perdagangan sapi antarpulau yang ditetapkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebanyak 64.573 ekor selama 2011.
Kuota tersebut, katanya, meningkat 2.573 ekor dari jatah 2010 yang hanya 62.000 ekor.
Menurut dua, kuota perdagangan sapiantarpulau untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat ibukota Jakarta diharapkan mencukupi kebutuhan dalam waktu setahun, karena Pemprov setempat sulit menambah jatah tersebut, karena populasi yang ada juga sangat terbatas.
Oleh sebab itu pengiriman setiap bulan dibatasi maksimal 5.000 ekor pada bulan-bulan biasa, khusus menjelang Idul Fitri, Idul Adha, Hari Raya Natal dan hari-hari besar keagamaan lainnya ditingkatkan dua kali lipat menjadi 9.200 ekor.
Dengan demikian kebutuhan perdagangan sapi antarpulau sepanjang tahun 2011 dapat dipenuhi tanpa harus melakukan penambahan kuota.
Putu Sumantra menambahkan, Bali selama 2010 mengirim 72.000 ekor sapi antarpulau dari jatah murni semula 62.000 ekor, yang kemudian kuotanya ditambah lagi 10.000 ekor.
Pembatasan kuota perdagangan sapi antarpulau maupun pemotongan sapi dalam memenuhi konsumsi masyarakat dan bahan baku pabrik pengolahan daging di Bali, sebagai upaya menjaga keseimbangan populasi sali Bali di Pulau Dewata.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam menetapkan jatah perdagangan sapi antarpulau setiap tahunnya itu didasarkan atas hasil pengkajian peningkatan populasi sapi di Bali.
Oleh sebab itu Dinas Peternakan Provinsi Bali melakukan penghitungan secara cermat didasarkan atas angka kelahiran anak sapi selama dalam kurun waktu setahun.
Kuota tersebut harus lebih kecil dari angka kelahiran sapi setiap tahunnya, dengan harapan, keseimbangan populasi sapi Bali tetap dapat dipertahankan, mengingat sapi Bali merupakan satu-satunya sumber plasmanutfah yang menjadi aset nasional untuk tetap dapat dilestarikan dan dikembangkan di Pulau Dewata.
Populasi sapi di Bali kini tercatat 675.419 ekor dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 3,41 persen setiap tahunnya, ujar Putu Sumantra.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011