Denpasar (Antara Bali) - Tarian kolosal Siwa Nata Raja dan Adi Merdangga garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengawali atraksi budaya Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33, di Bali, Sabtu.
Para penari tampil mulai dari depan Bangsal Jaya Sabha Gubernuran Denpasar hingga Taman budaya, tempat berlangsungnya aktivitas seni tahunan.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik secara resmi melepas atraksi tersebut ditandai dengan pemukulan gong.
Kedua tarian yang digarap secara apik dan profesional itu melibatkan ratusan mahasiswa dan dosen lembaga pendidikan tinggi yang mampu memukau ribuan penonton yang memadati sekitar panggung kehormatan di depan bangsal Jaya Sabha hingga jalur menuju Taman Budaya Denpasar, tempat berlangsungnya aktivitas PKB.
Ratusan mahasiswa lembaga pendidikan tinggi seni itu menunjukkan kebolehannya di depan panggung kehormatan.
Kedua garapan seni yang monomental itu memang selalu tampil mengawali pawai budaya PKB, namun tidak menjemuhkan, karena selalu direvitalisasi mengikuti perkembangan dan inspirasi karya cipta seni setempat.
Selama hampir 27 kali dalam 27 tahun musik akbar tradisional Bali tampil mengawali pawai budaya PKB selalu tampil beda, sebagai hasil ekspresi keindahan dan cipta seni yang mengalir dalam kehidupan masyarakat Bali.
Setelah penampilan ISI Denpasar disusul kontingen Utsawa Dharma Gita (lomba pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu) dari 33 provinsi di Indonesia.
Masing-masing peserta mengenakan pakaian khas daerahnya dimulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan provinsi lainnya di Indonesia.
Universitas Hindu Indonesia (UNHI) juga ikut ambil bagian dalam pawai budaya tesebut, menyusul Kabupaten Buleleng menyuguhkan pemuliaan terhadap Singa Ambara Raja dengan tradisi Megoak-goakan, Kabupaten Karangasem menampilkan ketangkasan pasukan perang tradisional serta berbagai jenis pasukan dan model latihan perang.
Semuanya itu dikemas dalam bentuk seni, diiringi alunan instrumen musik tradisional Bali (gamelan), diikuti duta seni Kabupaten Jembrana, Bali barat yang menyuguhkan "Segara Kertih" atau petik laut menampilkan seni kerakyatan khas daerah setempat.
Kabupaten Gianyar yang dikenal sebagai "gudang" seni di Bali menampilkan "pelebon" pembakaran jenazah tradisi istana, menyusul Kabupaten Klungkung menampilkan prosesi barong, rangda dan telek.
Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali dalam atraksi budaya itu menampilkan harmoni multi kultur, Kabupaten Tabanan "Nangkluk Merana", yakni kegiatan ritual dalam membasmi hama tanaman yang mengganggu hama pertanian.
Sedangkan Kabupaten Bangli mengusung tema "Danu Kertih" (Pakelem) yang diiringi dengan berbagai jenis tari baris dan tari rejang, tari yang khusus untuk mengiringi kegiatan ritual. Kabupaten Badung sebagai penutup menampilkan permainan "Mekotekan", permainan tradisional yang diwarisi masyarakat Munggu.
Petugas kepolisian dan petugas keamanan desa adat (pecalang) cukup kewalahan mengamankan atraksi budaya tersebut, karena penonton membludak sampai ke tengah jalan sehingga menghalangkan peserta pawai untuk lewat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Para penari tampil mulai dari depan Bangsal Jaya Sabha Gubernuran Denpasar hingga Taman budaya, tempat berlangsungnya aktivitas seni tahunan.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik secara resmi melepas atraksi tersebut ditandai dengan pemukulan gong.
Kedua tarian yang digarap secara apik dan profesional itu melibatkan ratusan mahasiswa dan dosen lembaga pendidikan tinggi yang mampu memukau ribuan penonton yang memadati sekitar panggung kehormatan di depan bangsal Jaya Sabha hingga jalur menuju Taman Budaya Denpasar, tempat berlangsungnya aktivitas PKB.
Ratusan mahasiswa lembaga pendidikan tinggi seni itu menunjukkan kebolehannya di depan panggung kehormatan.
Kedua garapan seni yang monomental itu memang selalu tampil mengawali pawai budaya PKB, namun tidak menjemuhkan, karena selalu direvitalisasi mengikuti perkembangan dan inspirasi karya cipta seni setempat.
Selama hampir 27 kali dalam 27 tahun musik akbar tradisional Bali tampil mengawali pawai budaya PKB selalu tampil beda, sebagai hasil ekspresi keindahan dan cipta seni yang mengalir dalam kehidupan masyarakat Bali.
Setelah penampilan ISI Denpasar disusul kontingen Utsawa Dharma Gita (lomba pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu) dari 33 provinsi di Indonesia.
Masing-masing peserta mengenakan pakaian khas daerahnya dimulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan provinsi lainnya di Indonesia.
Universitas Hindu Indonesia (UNHI) juga ikut ambil bagian dalam pawai budaya tesebut, menyusul Kabupaten Buleleng menyuguhkan pemuliaan terhadap Singa Ambara Raja dengan tradisi Megoak-goakan, Kabupaten Karangasem menampilkan ketangkasan pasukan perang tradisional serta berbagai jenis pasukan dan model latihan perang.
Semuanya itu dikemas dalam bentuk seni, diiringi alunan instrumen musik tradisional Bali (gamelan), diikuti duta seni Kabupaten Jembrana, Bali barat yang menyuguhkan "Segara Kertih" atau petik laut menampilkan seni kerakyatan khas daerah setempat.
Kabupaten Gianyar yang dikenal sebagai "gudang" seni di Bali menampilkan "pelebon" pembakaran jenazah tradisi istana, menyusul Kabupaten Klungkung menampilkan prosesi barong, rangda dan telek.
Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali dalam atraksi budaya itu menampilkan harmoni multi kultur, Kabupaten Tabanan "Nangkluk Merana", yakni kegiatan ritual dalam membasmi hama tanaman yang mengganggu hama pertanian.
Sedangkan Kabupaten Bangli mengusung tema "Danu Kertih" (Pakelem) yang diiringi dengan berbagai jenis tari baris dan tari rejang, tari yang khusus untuk mengiringi kegiatan ritual. Kabupaten Badung sebagai penutup menampilkan permainan "Mekotekan", permainan tradisional yang diwarisi masyarakat Munggu.
Petugas kepolisian dan petugas keamanan desa adat (pecalang) cukup kewalahan mengamankan atraksi budaya tersebut, karena penonton membludak sampai ke tengah jalan sehingga menghalangkan peserta pawai untuk lewat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011