Denpasar (Antara Bali) - Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengatakan, klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) atau tempat tes virus HIV yang dilakukan secara sukarela, jumlahnya tercatat paling banyak di Pulau Dewata dibandingkan daerah lain di Tanah Air.

"Jumlah klinik VCT di Bali mencapai 46 unit tersebar di sejumlah rumah sakit umum dan swasta serta puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Nyoman Sutedja di Denpasar, Jumat.

Dia mengatakan, klinik tersebut ditempatkan di daerah yang benar-benar sangat beresiko dan berpotensi penyebaran HIV dan AIDS, terutama di wilayah Badung, Denpasar dan Buleleng, seperti di Kuta, Sanur dan Singaraja.

Klinik tes HIV itu ditempatkan di daerah berpotensi AIDS untuk menekan penyebaran virus mematikan yang sudah merengut cukup banyak nyawa manusia di Pulau Dewata.

Klinik tersebut berfungsi sebagai salah satu pendeteksi penderita HIV dan AIDS di masyarakat, sehingga bisa ditentukan langkah untuk menekan penyebaran di suatu wilayah.

Dikatakan, dengan banyaknya klinik yang kini beroperasi, telah membuat kesadaran masyarakat juga turut meningkat untuk melakukan tes HIV. Melalui kesadaran itu, kondisi seseorang dengan cepat bisa diketahui, apakah telah terkena virus atau tidak.

Dia menyebutkan, jangan sampai penderita HIV baru menyadari telah terserang virus itu setelah kondisinya masuk ke dalam tahap AIDS.  Keterlambatan itu membuat cukup banyak penderita HIV yang kemudian meninggal dunia.
    
Sampai saat ini jumlah penderita HIV dan AIDS di Bali terus bertambah. Berdasarkan data sampai Maret 2011 mencapai 4.314 kasus, yang 381 orang di antaranya meninggal dunia.

Dari kasus tersebut jumlah penderita AIDS sebanyak 2.148 yang terdiri laki-laki 1.692 orang dan perempuan 456 orang. Sedangkan penderita HIV 2.166 orang yang terdiri atas laki-laki 1.262 orang dan perempuan 904 orang.     
   
Bali dari segi jumlah penderita menempati urutan ke lima tingkat nasional setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Papua dan DKI Jakarta. Namun dari segi revalensi menempati peringkat kedua tingkat nasional setelah Provinsi Papua.

Revalensi adalah perbandingan kasus yang terjadi dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut, kata dr Nyoman Sutedja menjelaskan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011