Jakarta (Antara Bali) - Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlangsung di Jakarta, Rabu malam, menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia tetap terjaga dengan baik.

Keterangan pers tertulis OJK yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan stabilitas sistem keuangan tersebut terpengaruh oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi global karena perbaikan ekonomi di negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.

Penguatan ekonomi ini juga didukung oleh ekspektasi pelaku pasar keuangan terhadap kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang memulai normalisasi "balance sheet" pada Oktober 2017 serta rencana menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pada Desember 2017 .

Kondisi perekonomian domestik ikut terjaga oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia selama dua kali pada Agustus dan September 2017.

Di pasar keuangan domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga terus mencatatkan penguatan pada September 2017.

Meski terjadi "net sell" nonresiden sebesar Rp11,2 triliun, IHSG masih meningkat 0,6 persen pada September 2017, lebih tinggi dari periode Agustus 2017 sebesar 0,4 persen, yang didukung oleh investor dalam negeri.

Ke depan, OJK melihat proses pemulihan ekonomi global semakin solid dan akan berdampak positif pada kinerja perekonomian domestik dan sektor jasa keuangan Indonesia.

Seiring dengan tren penurunan suku bunga, OJK memproyeksikan terdapat ruang bagi sektor jasa keuangan untuk berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi domestik dengan mendorong penyaluran dana.

Secara keseluruhan, OJK terus mencermati perkembangan risiko pasar seiring dengan pelaksanaan normalisasi kebijakan moneter di AS dan Eropa. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Satyagraha

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017