Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali pada 2018 berencana melanjutkan program penyuluh bahasa Bali yang ditempatkan pada setiap desa di Pulau Dewata untuk mendampingi masyarakat mengkonservasi lontar maupun melakukan pembinaan bahasa daerah setempat.
"Programnya lanjut, tetapi untuk yang formasi baru kami mau lihat mekanisme penyeleksiannya seperti apa," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, para penyuluh bahasa Bali yang direkrut pemprov setempat, mulai tahun depan kewenangannya berada di bawah Dinas Pendidikan dan tidak lagi di bawah Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
"Oleh karena itu, kami tentu harus duduk bersama dulu dengan jajaran Dinas Kebudayaan maupun para penyuluh terkait program-program 2018," ucap TIA.
Pihaknya juga akan melakukan evaluasi dan mengecek lagi terkait program yang sudah berjalan, maupun kemungkinan untuk mengisi puluhan tenaga penyuluh bahasa Bali yang posisinya kosong karena ditinggal mengundurkan diri oleh mereka yang telah lolos seleksi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengharapkan program penyuluh bahasa Bali tetap dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.
"Kami sudah berkoordinasi dengan bagian perencanaan agar kegiatan ini tetap berjalan. Malahan agar kekurangan tenaga penyuluh yang direkrut sejak 2016 itu bisa dilengkapi," ucapnya.
Menurut Dewa Beratha, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya selama sekitar 1,5 tahun, secara umum kinerja para penyuluh tersebut sudah cukup baik karena apa yang menjadi rancangan program sudah berjalan, seperti adanya kelompok belajar, pemetaan lontar, maupun konservasi lontar hingga pelaksanaan festival nyastra.
"Kami juga sangat bangga karena para penyuluh juga terlibat menjadi relawan di pengungsian terkait siaga darurat Gunung Agung. Khususnya mereka ini terlibat mendampingi para pengungsi anak-anak untuk mengisi berbagai kegiatan positif," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Programnya lanjut, tetapi untuk yang formasi baru kami mau lihat mekanisme penyeleksiannya seperti apa," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, para penyuluh bahasa Bali yang direkrut pemprov setempat, mulai tahun depan kewenangannya berada di bawah Dinas Pendidikan dan tidak lagi di bawah Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
"Oleh karena itu, kami tentu harus duduk bersama dulu dengan jajaran Dinas Kebudayaan maupun para penyuluh terkait program-program 2018," ucap TIA.
Pihaknya juga akan melakukan evaluasi dan mengecek lagi terkait program yang sudah berjalan, maupun kemungkinan untuk mengisi puluhan tenaga penyuluh bahasa Bali yang posisinya kosong karena ditinggal mengundurkan diri oleh mereka yang telah lolos seleksi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengharapkan program penyuluh bahasa Bali tetap dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.
"Kami sudah berkoordinasi dengan bagian perencanaan agar kegiatan ini tetap berjalan. Malahan agar kekurangan tenaga penyuluh yang direkrut sejak 2016 itu bisa dilengkapi," ucapnya.
Menurut Dewa Beratha, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya selama sekitar 1,5 tahun, secara umum kinerja para penyuluh tersebut sudah cukup baik karena apa yang menjadi rancangan program sudah berjalan, seperti adanya kelompok belajar, pemetaan lontar, maupun konservasi lontar hingga pelaksanaan festival nyastra.
"Kami juga sangat bangga karena para penyuluh juga terlibat menjadi relawan di pengungsian terkait siaga darurat Gunung Agung. Khususnya mereka ini terlibat mendampingi para pengungsi anak-anak untuk mengisi berbagai kegiatan positif," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017