Denpasar (Antara Bali) - Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana menginginkan agar kampus setempat ke depannya dapat menjadi pusat studi yoga dan kesehatan.
"Kampus ini harus memiliki ikon fakultas yang menjadi idola, tidak saja oleh Bali, tetapi juga oleh dunia dan salah satu ikonnya dengan yoga itu. Hal ini juga pernah disarankan oleh Bapak Gubernur agar IHDN mempunyai ciri khas," kata Sudiana pada acara serah terima jabatan sebagai Rektor IHDN yang baru periode 2017-2021, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, dengan menjadi pusat studi yoga, maka orang-orang yang tertarik yoga bisa belajar ke IHDN. "Kalau ini bisa dilakukan, semua artis akan belajar ke sini, semua orang kaya juga akan ke sini," selorohnya.
Dengan adanya pusat studi yoga, yang akan menjadi salah satu jurusan dari Fakultas Brahma Widya IHDN, sejalan pula dengan upaya mendukung wisata spiritual di Bali karena yoga sangat terkait dengan spiritual Hindu.
"Tentunya kampus ini dapat memberikan contoh mengenai ajaran yoga yang benar, kami pun akan bekerja sama dengan berbagai ashram yoga yang ada. Termasuk dari ashram kalau ingin memperdalam yoga harus ke sini untuk belajar," ucapnya yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali itu.
Untuk mendukung rencana tersebut, Sudiana mengatakan sejumlah akademisi juga telah menempuh pendidikan yoga di sejumlah kampus di India.
"Dari SDM yoga maupun kesehatan sudah siap, sekarang tinggal `memanage` dan sosialisasi. Karena bagaimanapun hebatnya, kalau tanpa sosialisasi tentu sedikit yang akan mengetahui," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga ingin menghidupkan kantor konsultan Agama Hindu, adat dan budaya Bali di seluruh kecamatan sebagai salah satu terobosan dalam masa kepemimpinannya menjadi Rektor IHDN.
"Selama ini kan `numplek di Parisadha. Dengan demikian lulusan IHDN tidak saja pintar memimpin sembahyang tetapi dapat memberikan konsultasi mengenai adat dan budaya Bali," ucapnya.
Rencana tersebut, tambah dia, sebenarnya sudah pernah diluncurkan pada 2011, tetapi terhenti. "Kami ingin bangkitkan kembali dan seandainya bisa jalan, bekerja sama dengan pemerintah, maka tamatan-tamatan IHDN juga bisa ditampung. Di samping bisa memberikan apa yang diinginkan dan belum diketahui masyarakat," kata Sudiana.
Sudiana menjadi Rektor IHDN selama empat tahun ke depan menggantikan rektor sebelumnya Prof Dr I Nengah Duija. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kampus ini harus memiliki ikon fakultas yang menjadi idola, tidak saja oleh Bali, tetapi juga oleh dunia dan salah satu ikonnya dengan yoga itu. Hal ini juga pernah disarankan oleh Bapak Gubernur agar IHDN mempunyai ciri khas," kata Sudiana pada acara serah terima jabatan sebagai Rektor IHDN yang baru periode 2017-2021, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, dengan menjadi pusat studi yoga, maka orang-orang yang tertarik yoga bisa belajar ke IHDN. "Kalau ini bisa dilakukan, semua artis akan belajar ke sini, semua orang kaya juga akan ke sini," selorohnya.
Dengan adanya pusat studi yoga, yang akan menjadi salah satu jurusan dari Fakultas Brahma Widya IHDN, sejalan pula dengan upaya mendukung wisata spiritual di Bali karena yoga sangat terkait dengan spiritual Hindu.
"Tentunya kampus ini dapat memberikan contoh mengenai ajaran yoga yang benar, kami pun akan bekerja sama dengan berbagai ashram yoga yang ada. Termasuk dari ashram kalau ingin memperdalam yoga harus ke sini untuk belajar," ucapnya yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali itu.
Untuk mendukung rencana tersebut, Sudiana mengatakan sejumlah akademisi juga telah menempuh pendidikan yoga di sejumlah kampus di India.
"Dari SDM yoga maupun kesehatan sudah siap, sekarang tinggal `memanage` dan sosialisasi. Karena bagaimanapun hebatnya, kalau tanpa sosialisasi tentu sedikit yang akan mengetahui," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga ingin menghidupkan kantor konsultan Agama Hindu, adat dan budaya Bali di seluruh kecamatan sebagai salah satu terobosan dalam masa kepemimpinannya menjadi Rektor IHDN.
"Selama ini kan `numplek di Parisadha. Dengan demikian lulusan IHDN tidak saja pintar memimpin sembahyang tetapi dapat memberikan konsultasi mengenai adat dan budaya Bali," ucapnya.
Rencana tersebut, tambah dia, sebenarnya sudah pernah diluncurkan pada 2011, tetapi terhenti. "Kami ingin bangkitkan kembali dan seandainya bisa jalan, bekerja sama dengan pemerintah, maka tamatan-tamatan IHDN juga bisa ditampung. Di samping bisa memberikan apa yang diinginkan dan belum diketahui masyarakat," kata Sudiana.
Sudiana menjadi Rektor IHDN selama empat tahun ke depan menggantikan rektor sebelumnya Prof Dr I Nengah Duija. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017