Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali merancang teater modern dari daerah setempat bakal bisa tampil dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) 2018, sejalan dengan upaya mengajak generasi muda lebih kritis menyikapi fenomena sosial.

"Dalam PKB memungkinkan untuk ditampilkan teater modern Bali karena 20 persennya diperuntukkan kesenian yang bersifat kreasi atau modern. Tentu ini akan kami bahas kembali dengan para kurator PKB," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, dengan teater modern ditampilkan dalam PKB atau ajang Bali Mandara Mahalango, akan sekaligus untuk memberikan ruang kepada para seniman teater yang mungkin selama ini menilai perhatian pemerintah terhadap mereka masih kecil.

"Ada sejumlah nilai positif dari teater modern Bali, yakni memiliki ciri khas, karakter, local genius Bali sehingga akar klasik tradisinya masih kuat. Sedangkan unsur modern yang diambil dari negara-negara Barat dalam dramaturgi atau proses penggarapannya," ucapnya.

Pada acara penutupan lokakarya teater bagi siswa dan komunitas teater se-Bali, ia menambahkan kalau semakin banyak generasi muda menekuni teater modern, maka mereka akan lebih kritis menyikapi fenomena sosial, untuk selanjutnya diharapkan ada solusi.

"Dengan demikian generasi muda menjadi bisa berdiplomasi, bertukar pikiran, dan berdiskusi. Sebelum berangkat ke seni modern, tentu saja mereka harus kuat dengan seni tradisi. Jika tidak, maka tidak akan punya arah yang jelas. Membangun kebudayaan itu juga harus membangun karakter, tidak saja melalui upaya pelestarian dan pemeliharaan, tetapi penyesuaian dengan kekinian," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya mengapresiasi pementasan tiga judul teater modern yang dibawakan oleh para peserta lokakarya yang terlihat begitu menjiwai karakter yang dibawakan.

"Harapan kami, ada tindak lanjut dari lokakarya ini dalam bentuk komunitas teater modern di tingkat provinsi hingga kabupaten. Pesertanya juga agar lebih banyak, sehingga dapat turut membina di lingkungan masing-masing," kata Dewa Beratha.

Sementara itu, budayawan Prof Dr I Made Bandem menyatakan sangat setuju kalau teater modern Bali agar diberikan ruang dalam Pesta Kesenian Bali dan hal itu memungkinkan.

"Yang penting, teater modern sifatnya harus teater hidup, baik dari sisi tema dan garapannya, sedangkan pendekatannya mengambil seni budaya Bali. Untuk dramaturgi yang perlu diambil itu dari dunia Barat diantaranya bagaimana mereka menangani teater realisme, cara berakting, cara mengatur suara, dan sebagainya," ujarnya.

Bandem berharap, dengan teater modern ditampilkan di PKB yang merupakan ajang seni tahunan terbesar di Bali itu, akan ada semacam perbandingan cara mendekati kesenian Bali yang berbeda.

"Anak-anak yang tampil dalam workshop ini saya kira merupakan calon pemeran yang baik, dari sisi ekspresi, fisik, dan intelektualitasnya. Teater membutuhkan intelektualitas yakni dari sisi cara pemain menangkap arahan sutradara dan penghayatan naskah," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta lokakarya yang telah dibagi menjadi tiga kelompok itu diberikan kesempatan untuk menunjukkan kepiawaian bermain teater. Judul teater yang dibawakan ada tiga yakni Dia, Gila, dan Gunung Agung dengan disutradarai oleh tiga instruktur yakni Abu Bakar, AA Sagung Mas Ruscitadewi, dan Putu Satria Kusuma. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017