Denpasar (Antara Bali) - Parade musik akustik dan fussion dari sejumlah sanggar di Pulau Dewata akan memeriahkan ajang seni Bali Mandara Nawanatya selama Oktober 2017 di Taman Budaya Denpasar.
"Dalam ajang Bali Mandara Nawanatya (BMN) yang berlangsung selama setahun untuk mewadahi kesenian-kesenian kontemporer, setiap bulannya memang mengambil tema yang berbeda. Khusus untuk Oktober ini bertema parade musik akustik," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha di Denpasar, Kamis.
Parade musik akustik dan fussion akan digelar setiap Sabtu dan Minggu, mulai pukul 19.30 Wita, bertempat di Kalangan Madya Mandala Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar.
Sejumlah sanggar atau kelompok seni yang akan tampil dalam parade musik tersebut seperti Sanggar Don Biyu yang berkolaborasi dengan Bali Musik Etnik; Teratai Band dengan Leeonk Sinatra; Kembang Ceraki dengan Hari Dwipa Gamelan; Marko dengan Bayu Cuaca; Gajah Etnik dengan Gamelan Pesel dan sebagainya.
Dewa Beratha menambahkan selain parade musik, Taman Budaya juga akan diwarnai dengan aktivitas workshop setiap hari Rabu, diantaranya workshop stop motion animation, workshop seni daur ulang kertas dan workshop seni plastikologi.
"Yang tidak kalah istimewa, pada Rabu (11/10) akan diisi dengan demonstrasi topeng koleksi Museum Bali oleh budayawan Prof Dr Made Bandem dan I Ketut Kodi," ucapnya.
Sementara untuk anak-anak, akan diwadahi melalui pentas TK/PAUD yang digelar setiap hari Kamis pukul 16.00 Wita dan setiap Jumat diiisi dengan gelar kreativitas seni dari sejumlah perguruan tinggi di Bali.
"Dengan berbagai kegiatan tersebut, kami ingin menunjukkan bahwa Taman Budaya tetap bergeliat di luar kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB). PKB sendiri digelar setiap tahun dari pertengahan Juni hingga Juli selama sebulan penuh," kata Dewa Beratha.
Berbeda dengan PKB yang mayoritas menampilkan seni-seni tradisi, lanjut dia, justru ajang BMN mewadahi kesenian kontemporer bagi anak-anak dan generasi muda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dalam ajang Bali Mandara Nawanatya (BMN) yang berlangsung selama setahun untuk mewadahi kesenian-kesenian kontemporer, setiap bulannya memang mengambil tema yang berbeda. Khusus untuk Oktober ini bertema parade musik akustik," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha di Denpasar, Kamis.
Parade musik akustik dan fussion akan digelar setiap Sabtu dan Minggu, mulai pukul 19.30 Wita, bertempat di Kalangan Madya Mandala Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar.
Sejumlah sanggar atau kelompok seni yang akan tampil dalam parade musik tersebut seperti Sanggar Don Biyu yang berkolaborasi dengan Bali Musik Etnik; Teratai Band dengan Leeonk Sinatra; Kembang Ceraki dengan Hari Dwipa Gamelan; Marko dengan Bayu Cuaca; Gajah Etnik dengan Gamelan Pesel dan sebagainya.
Dewa Beratha menambahkan selain parade musik, Taman Budaya juga akan diwarnai dengan aktivitas workshop setiap hari Rabu, diantaranya workshop stop motion animation, workshop seni daur ulang kertas dan workshop seni plastikologi.
"Yang tidak kalah istimewa, pada Rabu (11/10) akan diisi dengan demonstrasi topeng koleksi Museum Bali oleh budayawan Prof Dr Made Bandem dan I Ketut Kodi," ucapnya.
Sementara untuk anak-anak, akan diwadahi melalui pentas TK/PAUD yang digelar setiap hari Kamis pukul 16.00 Wita dan setiap Jumat diiisi dengan gelar kreativitas seni dari sejumlah perguruan tinggi di Bali.
"Dengan berbagai kegiatan tersebut, kami ingin menunjukkan bahwa Taman Budaya tetap bergeliat di luar kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB). PKB sendiri digelar setiap tahun dari pertengahan Juni hingga Juli selama sebulan penuh," kata Dewa Beratha.
Berbeda dengan PKB yang mayoritas menampilkan seni-seni tradisi, lanjut dia, justru ajang BMN mewadahi kesenian kontemporer bagi anak-anak dan generasi muda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017