Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengumpulkan sejumlah pejabat perbankan dan BUMN di daerah itu untuk turut mengoptimalkan pelayanan pada pengungsi terkait siaga darurat Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Dalam penanganan pengungsi, banyak hal yang perlu kita perhatikan. Mulai dari penyediaan logistik, MCK hingga kesehatan," kata Sudikerta dalam pertemuan di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, Pemprov Bali didukung pemerintah kabupaten/kota, pemerintah pusat, dan berbagai elemen masyarakat telah bahu-membahu dalam menangani para pengungsi.
"Namun, mengingat sampai kapan waktu siaga darurat gunung api tak bisa diprediksi, pemerintah sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya BUMN dan pelaku perbankan," ujarnya.
Selain logistik yang berupa bahan makanan, bantuan lain yang saat ini sangat dibutuhkan adalah prasarana MCK, penampungan air dan elpiji untuk memasak di pos pengungsian.
Mengacu pada kebutuhan tersebut, kalangan BUMN dan pelaku perbankan diharapkan memberi bantuan berupa uang tunai agar nantinya dapat dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan mendesak. Terkait pemenuhan elpiji, Sudikerta minta atensi dari pihak Pertamina dan Hiswana Migas.
"Kalau untuk konsumsi, yang lebih dibutuhkan adalah bumbu dapur, sayur dan makanan segar lainnya yang bermanfaat untuk menjaga stamina warga di lokasi pengungsian," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Hizbullah mengatakan pihaknya telah mengumpulkan Forum Komunikasi Bank dan Asuransi yang beranggotakan 347 lembaga. Dalam pertemuan itu, forum ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp100 juta.
Selain itu, kalangan perbankan melalui panitia pertemuan World Bank juga telah menyampaikan komitmen untuk menyumbang Rp900 juta. "Kami akan terus menggalang dukungan dana dari para anggota forum," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan pihaknya telah membantu prasarana MCK di sejumlah titik pengungsian. "Persatuan istri pegawai BI juga urunan dan berhasil mengumpulkan sejumlah dana," ujarnya.
Menurut Iman Karana, bantuan harus diberikan secara bertahap karena rentang waktu siaga darurat tak dapat diprediksi.
Terkait penyediaan elpiji, pihak Hiswana Migas dan Pertamina siap mendukung hingga dua bulan ke depan. Pertamina punya jatah CSR tabung elpiji sebanyak 800 buah dan saat ini telah tersalurkan 176 tabung.
Pertemuan tersebut juga dihadiri pimpinan sejumlah bank seperti BNI, BRI, BPD dan Mandiri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dalam penanganan pengungsi, banyak hal yang perlu kita perhatikan. Mulai dari penyediaan logistik, MCK hingga kesehatan," kata Sudikerta dalam pertemuan di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, Pemprov Bali didukung pemerintah kabupaten/kota, pemerintah pusat, dan berbagai elemen masyarakat telah bahu-membahu dalam menangani para pengungsi.
"Namun, mengingat sampai kapan waktu siaga darurat gunung api tak bisa diprediksi, pemerintah sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya BUMN dan pelaku perbankan," ujarnya.
Selain logistik yang berupa bahan makanan, bantuan lain yang saat ini sangat dibutuhkan adalah prasarana MCK, penampungan air dan elpiji untuk memasak di pos pengungsian.
Mengacu pada kebutuhan tersebut, kalangan BUMN dan pelaku perbankan diharapkan memberi bantuan berupa uang tunai agar nantinya dapat dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan mendesak. Terkait pemenuhan elpiji, Sudikerta minta atensi dari pihak Pertamina dan Hiswana Migas.
"Kalau untuk konsumsi, yang lebih dibutuhkan adalah bumbu dapur, sayur dan makanan segar lainnya yang bermanfaat untuk menjaga stamina warga di lokasi pengungsian," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Hizbullah mengatakan pihaknya telah mengumpulkan Forum Komunikasi Bank dan Asuransi yang beranggotakan 347 lembaga. Dalam pertemuan itu, forum ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp100 juta.
Selain itu, kalangan perbankan melalui panitia pertemuan World Bank juga telah menyampaikan komitmen untuk menyumbang Rp900 juta. "Kami akan terus menggalang dukungan dana dari para anggota forum," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan pihaknya telah membantu prasarana MCK di sejumlah titik pengungsian. "Persatuan istri pegawai BI juga urunan dan berhasil mengumpulkan sejumlah dana," ujarnya.
Menurut Iman Karana, bantuan harus diberikan secara bertahap karena rentang waktu siaga darurat tak dapat diprediksi.
Terkait penyediaan elpiji, pihak Hiswana Migas dan Pertamina siap mendukung hingga dua bulan ke depan. Pertamina punya jatah CSR tabung elpiji sebanyak 800 buah dan saat ini telah tersalurkan 176 tabung.
Pertemuan tersebut juga dihadiri pimpinan sejumlah bank seperti BNI, BRI, BPD dan Mandiri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017