Gianyar (Antara Bali) - Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata ingin mengoptimalkan fungsi museum di daerah itu agar menjadi pusat edukasi untuk siswa dan masyarakat, maupun wisatawan mancanegara.

"Dalam upaya ini kami bekerja sama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) untuk mendorong anak-anak dan masyarakat agar tidak lupa dengan apa saja warisan berbentuk benda yang ada pada masa lalu," ujar Agung Bharata di Gianyar, Sabtu.

Ia menegaskan keberadaan museum buka hanya menyimpan warisan benda mati, namun menjadi simbol warisan masa lalu yang dapat menjadi pengetahuan bagi anak-anak dan masyarakat.

"Karena Pemkab Gianyar memiliki program yang sejalan Badan Pusaka Dunia (WHC) dengan mengedukasi pengetahuan anak sejak dini apa itu museum," ujarnya.

Ke depan, pengenalan benda-benda sejarah di museum akan dimasukkan dalam kegiatan ekstrakulikuler di masing-masing SMP di Kabupaten Gianyar.

"Kami akan mengusulkan ke Menteri Pendidikan agar sistem pengajaran 40 persennya keilmuan atau pendidikan dan 60 persennya pendidikan budi pekerti dan budaya," katanya.

Agung Bharata optimistis sebelum mengakhiri masa jabatan menjadi Bupati Gianyar, konsep itu sudah rampung.

"Untuk kesiapan SDM pengajar ini, kami akan lakukan secara bertahap dan saya yakin akan mampu merealisasi ini," ujarnya.

Ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/Indonesian Heritage Trust) Catrini Kubontubuh mengemukakan dengan mengoptimalkan keberadaan museum, Kabupeten Gianyar akan menjadi percontohan bagi kabupaten lainnya.

"Optimalisasi fungsi museum ini sangat penting, meskipun dizaman digital saat ini sangat mudah mencari informasi melalui internet. Namun, dengan datang langsung ke museum akan timbul wawasan pengunjung saat melihat secara langsung benda bersejarah ini. Ini yang harus diangkat kembali," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017