Gianyar (Antara Bali) - Bupati Gianyar, Bali, Anak Agung Gde Agung Bharata, mengaku bangga atas keberhasilan masyarakat terus menjaga kearifan tradisi dan budaya lokal, sehingga Kabupaten Gianyar terpilih menjadi anggota pusaka dunia atau "Organization of World Heritage Cities".
"Kami siap mendukung kegiatan pelestarian ini, karena Kabupaten Gianyar sudah masuk menjadi anggota pusaka dunia," ujar Anak Agung Gde Agung Bharata dalam sambutannya pada Konferensi Internasional Organisasi Pelestarian se-Dunia (ICNT) ke-17 di Gianyar, Bali, Senin.
Sebagai anggota dari jaringan Kota Pusaka Dunia, Pihaknya siap berkontribusi mendukung penyelenggaraan ICNT 2017 sebagai bentuk kemitraan dan kerjasama yang baik antara Pemerintah kabupaten Gianyar dengan BPPI
Dipilihnya Kabupaten Gianyar sebagai tuan rumah International Conference of National Trusts (ICNT) ini menjadi kebanggaan tersendiri, karena dari 72 organisasi pelestarian anggota INTO yang mewakili 44 negara dari lima benua, hadir dalam acara ini.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/Indonesian Heritage Trust), karena memilih kami menjadi tuan rumah dan menjadikan Kabupaten Gianyar sebagai salah satu dari tiga kabupaten kota yang diakui dunia mampu melestarikan warisan leluhur," ujarnya.
Pihaknya mengaku, tema yang diambil dalam konferensi saat ini sesuai dengan kearifan lokal Bali umumnya dan Kabupaten Gianyar khususnya, yang juga diikuti banyaknya komunitas dan adat yang perduli terhadap warisan budaya lokal dan tradisi di daerahnya.
"Bali terkenal dengan konsep Tri Hita Karananya yakni hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar sampai saat ini terus terjaga, sehingga besar harapan kami konferensi bertaraf internasional ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dunia," ujarnya.
Selain itu, membangun kemitraan dan kerjasama seperti ini membuka peluang bagi potensi pengembangan aset pusaka di berbagai daerah di Indonesia untuk dikembangkan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.
Menurut Bharata, "Our Cultural Heritage, the Key to Environmental Sustainability" atau Pusaka Budaya adalah kunci pelestarian lingkungan berkelanjutan menjadi tema ICNT 2017.
"Dunia pelestarian internasional memberi dukungan kuat untuk menyikapi berbagai tekanan dalam isu lingkungan khususnya perubahan iklim global melalui pendekatan budaya," ujarnya.
Ia mengharapkan, dalam konferensi ICNT 2017 dihadiri sebanyak 200 peserta yang berasal dari 31 negara dapat menggali berbagai kekayaan kearifan tradisi dan budaya lokal untuk mendukung keberlanjutan dunia, khususnya kelestarian lingkungan, dalam berbagai tekanan termasuk perubahan iklim. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami siap mendukung kegiatan pelestarian ini, karena Kabupaten Gianyar sudah masuk menjadi anggota pusaka dunia," ujar Anak Agung Gde Agung Bharata dalam sambutannya pada Konferensi Internasional Organisasi Pelestarian se-Dunia (ICNT) ke-17 di Gianyar, Bali, Senin.
Sebagai anggota dari jaringan Kota Pusaka Dunia, Pihaknya siap berkontribusi mendukung penyelenggaraan ICNT 2017 sebagai bentuk kemitraan dan kerjasama yang baik antara Pemerintah kabupaten Gianyar dengan BPPI
Dipilihnya Kabupaten Gianyar sebagai tuan rumah International Conference of National Trusts (ICNT) ini menjadi kebanggaan tersendiri, karena dari 72 organisasi pelestarian anggota INTO yang mewakili 44 negara dari lima benua, hadir dalam acara ini.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/Indonesian Heritage Trust), karena memilih kami menjadi tuan rumah dan menjadikan Kabupaten Gianyar sebagai salah satu dari tiga kabupaten kota yang diakui dunia mampu melestarikan warisan leluhur," ujarnya.
Pihaknya mengaku, tema yang diambil dalam konferensi saat ini sesuai dengan kearifan lokal Bali umumnya dan Kabupaten Gianyar khususnya, yang juga diikuti banyaknya komunitas dan adat yang perduli terhadap warisan budaya lokal dan tradisi di daerahnya.
"Bali terkenal dengan konsep Tri Hita Karananya yakni hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar sampai saat ini terus terjaga, sehingga besar harapan kami konferensi bertaraf internasional ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dunia," ujarnya.
Selain itu, membangun kemitraan dan kerjasama seperti ini membuka peluang bagi potensi pengembangan aset pusaka di berbagai daerah di Indonesia untuk dikembangkan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.
Menurut Bharata, "Our Cultural Heritage, the Key to Environmental Sustainability" atau Pusaka Budaya adalah kunci pelestarian lingkungan berkelanjutan menjadi tema ICNT 2017.
"Dunia pelestarian internasional memberi dukungan kuat untuk menyikapi berbagai tekanan dalam isu lingkungan khususnya perubahan iklim global melalui pendekatan budaya," ujarnya.
Ia mengharapkan, dalam konferensi ICNT 2017 dihadiri sebanyak 200 peserta yang berasal dari 31 negara dapat menggali berbagai kekayaan kearifan tradisi dan budaya lokal untuk mendukung keberlanjutan dunia, khususnya kelestarian lingkungan, dalam berbagai tekanan termasuk perubahan iklim. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017