Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha menyerahkan hadiah kepada para pemenang Festival Joged Bumbung dan Pengibing yang telah digelar serangkaian ajang Bali Mandara Mahalango di Taman Budaya Denpasar.

"Dengan fesival ini sesungguhnya akan memutus anggapan masyarakat bahwa Joged itu sudah hancur," kata Dewa Beratha di sela-sela penyerahan hadiah tersebut, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Senin malam.

Menurut dia, festival yang telah berlangsung pada 14-17 Agustus 2017 itu merupakan bagian dari serangkaian peringatan Hari Jadi Provinsi Bali dan HUT Kemerdekaan RI di Lapangan Puputan Margarana yang telah berjalan lancar dan sesuai rencana.

"Tradisi itu perlu diteruskan pada semua event, tidak hanya di Malango, tetapi juga di Pesta Kesenian Bali dan Bali Mandara Nawanatya," katanya.

Baginya, berjalannya program ini berkat dukungan dari semua pihak, baik kabupaten/kota yang diajak umtuk mengirimkan wakil Jogednya, kemudian antusias pengibing (pendamping penari joged-red) cukup baik, penonton membeludak.

Tentu, hal itu dapat menjadi bagian dari upaya melawan beredarnya joged porno di You Tube.

Pihaknya juga sudah berupaya terus-menerus melakukan penanganan kasus joged porno dengan melibatkan peran desa adat, kepolisian dan pihak lain.

"Surat edaran gubernur untuk mengambil langkah persuasif sudah ada, selain itu kita terus melakukan pendekatan dengan desa pakraman (desa adat) dan kepolisian. Ini akan terus kami galakkan dengan melakukan pencegahan lebih masif," katanya.

Dengan demikian, lanjut Dewa Beratha, joged yang sudah masuk sebagai Warisan Budaya UNESCO ini, betul-betul bisa tetap dipelihara dan dikembangkan.

Sementara itu, budayawan Prof Dr I Wayan Dibia menilai hasil Festival Joged Bumbung itu cukup membanggakan, sehingga setidaknya bisa diunggah ke You Tube atau berbagai media sosial. Dengan demikian, bisa menyaingi beredarnya joged porno yang merusak citra budaya itu.

"Joged yang disuguhkan menggunakan pola-pola yang benar, artinya kalau bicara joged masih ada joged yang benar," ucapnya.

Dia berharap, agar kosistensi kesenian joged ini perlu dijaga melalui ajang lomba di masa-masa mendatang.

Dalam acara itu, akhirnya terpilih empat joged yang menjadi pemenang dengan penampilan tari yang terbaik yakni Ni Putu Devi Artamevia Febriana (Kabupaten Jembrana), Putu Linda Puspita Watu (Buleleng), Ni Luh Meryanti (Badung) dan AA Ayu Laksmi Candra Dewi (Karangasem).

Untuk pengibing (pendamping penari) terbaik diraih oleh Made Fery Darmawan (Jembrana), Gede Somada (Buleleng), I Putu Mulyana (Badung), dan I Gst Ngurah Gde Dharma Widnyana (Badung). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017