Denpasar (Antara Bali) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Denpasar menyasar para pekerja bukan penerima upah dari sektor informal di perdesaan, salah satunya di tiga desa sadar perlindungan sosial pekerja. 

 "Pekerja informal potensinya jauh lebih tinggi dibandingkan (pekerja) formal tetapi akuisisinya agak susah," kata Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU) BPJS Ketenagakerjaan Cabang Denpasar I Ketut Arja Leksana saat sosialisasi di Lapangan Pegok Sesetan di Denpasar, Minggu. 

 Untuk itu, pihaknya melakukan sosialisasi masif untuk menjaring kepesertaan lebih banyak dengan langsung menyentuh lapisan masyarakat melalui kegiatan yang digelar pihak desa salah satunya di "Sesetan Carnaval" bersamaan Pekan Olahraga Kelurahan Sesetan di Lapangan Pegok menyambut HUT ke-72 Proklamasi Kemerdekaan RI. 

 Dengan menyasar ke "akar rumput" langsung, Arja mengharapkan dapat memudahkan BPJS Ketenagakerjaan dalam sosialisasi termasuk akuisisi atau menjangkau masyarakat, khususnya para pekerja informal menjadi peserta. 

 Pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi jaminan sosial pekerja atau ingin daftar dan sekaligus bisa bayar langsung, untuk mendatangi stan BPJS Ketenagakerjaan 13-17 Agustus 2017 di pesta rakyat Sesetan itu.

 Kelurahan Sesetan, lanjut dia, merupakan satu dari tiga desa yang ditunjuk menjadi percontohan pada lomba desa sadar BPJS Ketenagakerjaan Denpasar tingkat nasional bersama Kelurahan/Desa Ubung Kaja dan Dangin Puri Kangin. 

 Ketiga aparat desa itu, kata dia, memiliki respon yang tinggi saat pihaknya mengadakan sosialisasi hingga akhirnya pada Desember 2016 sekitar 4.000 pekerja bukan penerima upah (BPU) atau pekerja informal di tiga desa tersebut langsung didaftarkan. 

 Arja merinci sekitar 2.000 pekerja informal dari Sesetan dan 1.000 pekerja informal masing-masing dari Dangin Puri Kangin dan Ubung Kaja. 

 Hingga Juli 2017 sebanyak 7.708 tenaga kerja aktif BPU sudah terdaftar jaminan sosial dari target untuk wilayah Denpasar mencapai 22.964 pekerja informal.

 Pihaknya akan memperluas desa yang sadar jaminan sosial pekerja khususnya dari sektor informal dengan meningkatkan sosialisasi dan menggandeng perbankan mitra. 

 Saat ini, lembaga jaminan sosial itu telah bekerja sama dengan perbankan dan institusi lain untuk memudahkan pembayaran iuran melalui ATM yakni Bank Mandiri, BNI, BCA, Bank Bukopin, BRI, BTN, BPR KS serta Indomaret, Alfamart, hingga Tokopedia. 

 Arja mengatakan besar iuran minimum yang dapat dipilih menyesuaikan penghasilan untuk pekerja informal mencapai Rp36.800 yang dapat dibayarkan per bulan atau tiga bulan, enam bulan atau setahun sekali secara sekaligus. 

 Program yang disertakan adalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua dengan manfaat beasiswa Rp12 juta kepada anak peserta yang masih sekolah apabila peserta meninggal dunia atau cacat tetap akibat kecelakaan kerja.

 Selain itu beasiswa kepada satu anak peserta yang masih sekolah sebesar Rp12 juta apabila peserta meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja dan memiliki masa iur minimal lima tahun.

 Sementara itu Lurah Sesetan Ketut Sri Karyawati mengatakan pekerja sektor informal di daerahnya sangat banyak yang berpotensi sebagai peserta jaminan sosial tenaga kerja itu dari total jumlah penduduk mencapai 29.992 jiwa. 

 Para pekerja tersebut, lanjut dia, sebagian besar bekerja di industri rumah tangga, kerajinan, perdagangan dan jasa pariwisata. 

 "Kami di Sesetan ini wilayah hilir sehingga banyak pekerja dan perusahaan. Otomatis kami sarankan perusahaan di Sesetan agar menyertakan pekerjanya di BPJS Ketenagakerjaan," ucap Sri Karyawati. (Dwa) 

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017