Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan rencana peluncuran Rumah Sakit Bali Mandara milik pemprov setempat terkendala penyelesaian lima ruang operasi karena masih dalam proses tender.
"Kami masih review (kaji), apakah kalau nanti soft opening cukup IGD dengan satu ruang operasi. Kalau cukup, kami akan soft opening, kalau tidak, ya menunggu sampai ruang operasi selesai," kata Suarjaya, di Denpasar, Rabu.
Namun, ujar dia, Gubernur Bali yang berhak memutuskan jadi tidaknya peluncuran pada 14 Agustus 2017, yang dijadwalkan bertepatan dengan Hari Jadi Provinsi Bali.
"Kami akan laporkan secara lengkap kepada Bapak Gubernur. Tetapi Beliau sebenarnya sudah tahu perkembangannya karena sangat aktif memantau, di samping kami terus melaporkan," ucapnya.
Suarjaya mengemukakan, dari enam ruang operasi yang rencananya disiapkan di RS berstandar internasional itu, baru satu ruang operasi di IGD yang siap. Penyebabnya karena berbagai komponen ruang operasi tersebut, merupakan komponen di luar e-katalog, sehingga pengadaannya harus dilakukan melalui proses tender.
"Kita `kan meminta yang berstandar internasional, ini agak rumit. Mulai dari standar dinding yang antibakteri, ketebalannya terstandar, antipecah, pengaturan sirkulasi udara harus terstandar, saluran pembuangan terstandar, lantainya harus terstandar dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya memprediksi proses tender baru selesai Agustus mendatang dan akan benar-benar lengkap serta siap digunakan sekitar November 2017.
Di luar ruang operasi, tambah Suarjaya, komponen pengadaan RS Bali Mandara di luar e-katalog adalah dari sisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS, yang meliputi perangkat komputer dengan jaringan internetnya.
"Sistem Informasi Manajemen RS ini juga memerlukan cukup waktu karena harus ada konsultannya, harus ada jaringannya, dan perkiraan kami akan selesai akhir Juli ini," ucapnya.
Sedangkan untuk perlengkapan RS yang komponennya sudah ada di e-katalog, kata dia, sudah bisa dilaksanakan dengan nilai hingga sekitar Rp117 miliar. Demikian juga SDM yang dibutuhkan sudah siap, sembari berproses penyediaan sejumlah sub-spesialis.
Di luar ruang operasi, fasilitas kesehatan di RS Bali Mandara yang sudah siap seperti IGD, ICU, ruang rawat inap untuk kelas I, II, III hingga VIP. Sedangkan untuk membuka RS, minimal harus ada ruang operasi.
"Meskipun demikian, kami terus berharap soft opening tetap 14 Agustus, jadi arah kita ke sana," kata Suarjaya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami masih review (kaji), apakah kalau nanti soft opening cukup IGD dengan satu ruang operasi. Kalau cukup, kami akan soft opening, kalau tidak, ya menunggu sampai ruang operasi selesai," kata Suarjaya, di Denpasar, Rabu.
Namun, ujar dia, Gubernur Bali yang berhak memutuskan jadi tidaknya peluncuran pada 14 Agustus 2017, yang dijadwalkan bertepatan dengan Hari Jadi Provinsi Bali.
"Kami akan laporkan secara lengkap kepada Bapak Gubernur. Tetapi Beliau sebenarnya sudah tahu perkembangannya karena sangat aktif memantau, di samping kami terus melaporkan," ucapnya.
Suarjaya mengemukakan, dari enam ruang operasi yang rencananya disiapkan di RS berstandar internasional itu, baru satu ruang operasi di IGD yang siap. Penyebabnya karena berbagai komponen ruang operasi tersebut, merupakan komponen di luar e-katalog, sehingga pengadaannya harus dilakukan melalui proses tender.
"Kita `kan meminta yang berstandar internasional, ini agak rumit. Mulai dari standar dinding yang antibakteri, ketebalannya terstandar, antipecah, pengaturan sirkulasi udara harus terstandar, saluran pembuangan terstandar, lantainya harus terstandar dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya memprediksi proses tender baru selesai Agustus mendatang dan akan benar-benar lengkap serta siap digunakan sekitar November 2017.
Di luar ruang operasi, tambah Suarjaya, komponen pengadaan RS Bali Mandara di luar e-katalog adalah dari sisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS, yang meliputi perangkat komputer dengan jaringan internetnya.
"Sistem Informasi Manajemen RS ini juga memerlukan cukup waktu karena harus ada konsultannya, harus ada jaringannya, dan perkiraan kami akan selesai akhir Juli ini," ucapnya.
Sedangkan untuk perlengkapan RS yang komponennya sudah ada di e-katalog, kata dia, sudah bisa dilaksanakan dengan nilai hingga sekitar Rp117 miliar. Demikian juga SDM yang dibutuhkan sudah siap, sembari berproses penyediaan sejumlah sub-spesialis.
Di luar ruang operasi, fasilitas kesehatan di RS Bali Mandara yang sudah siap seperti IGD, ICU, ruang rawat inap untuk kelas I, II, III hingga VIP. Sedangkan untuk membuka RS, minimal harus ada ruang operasi.
"Meskipun demikian, kami terus berharap soft opening tetap 14 Agustus, jadi arah kita ke sana," kata Suarjaya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017