Denpasar (Antara Bali) - Keberadaan Sungai (Tukad) Bindu, Kota Denpasar, Bali mampu meraih penghargaan tingkat nasional setelah dilakukan penataan oleh Pemerintah Kota Denpasar bersama warga masyarakat setempat.
"Dari 36 peserta seluruh Indonesia yang mengikuti lomba kategori sungai bersih, kami bersyukur bisa masuk lima besar tingkat nasional," kata Ketua Komunitas Kali Bersih Tukad Bindu, I Gusti Ari Temaja di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan hal tersebut tak terlepas dari konsentrasi Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakilnya IGN Jaya Negara bersama warga masyarakat, para komunitas peduli sampah dalam program pemberdayaan bersama penataan sungai. Beberapa titik sungai telah ditata rapi dilengkapi dengan lampu warna-warni dan juga taman bermain anak.
"Keberadaan Yayasan Tukad Bindu juga tak terlepas dari keberhasilan diraihnya penghargaan yang menata dan menjadikan bantaran Tukad Bindu sebagai salah satu obyek wisata. Predikat lima besar tingkat nasional diraih Yayasan Tukad Bindu dalam Lomba Komunitas Peduli Sungai yang diselenggarakan Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jawa Tengah, pada 17-21 Juli 2017," ujarnya.
Ari Temaja mengatakan dalam perlombaan tersebut pihaknya telah memaparkan langkah-langkah dalam mengubah Tukad Bindu menjadi objek wisata dan taman rekreasi.
Menurut dia, menjaga kebersihan Tukad Bindu tidak terlepas dari merubah perilaku masyarakat yang sering menjadikan sungai sebagai wadah tampungan sampah serta membuang barang bekas. Melihat hal tersebut dan mengingat pentingnya air sebagai sumber kehidupan, maka anggota Yayasan Tukad Bindu bersama para Komunitas Kali Bersih Tukad Bindu memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan terhadap fungsi sungai.
Ia mengatakan revitalisasi sungai tersebut karena dukungan Pemkot Denpasar memberikan program kemanfaatan menjaga lingkungan yang bersih dan asri. Penataan tukad bisa berjalan lancar dengan dukungan masyarakat mulai dari pihak banjar, desa dan kecamatan yang hingga saat ini semua bisa merasakan manfaat dan memahami pentingnya sungai, khususnya di lingkungan kawasan alur Sungai Bindu.
Tidak hanya membersihkan, kata Ari Temaja, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Bali bahwa peranan komunitas harus tumbuh dari kebutuhan yang telah disadari sejalan dengan keyakinan. Dalam wujudkan aktivitas dalam kearifan lokal "Tri Hita Karana" (keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupan) baik di lingkungan, sungai danau, mata air maupun waduk.
"Sehingga keberadaan air di Bali tetap lestari kualitasnya dan kuantitasnya demi anak cucu kita `sungaiku indah dan lestari serta danauku indah dan lestari`. Sinergitas antara masyarakat, pemerintah dan swasta juga penting untuk menjaga dan menata sungai serta memperdayakan masyarakat ekonomi kreatif," ucapnya.
Ari Temaja menambahkan, meraih predikat lima besar tingkat nasional, juga berkat dukungan Pemkot Denpasar dengan dilengkapi berbagai fasilitasi lampu penerangan, tempat duduk, dan wahana air. Dari fasilitas yang disediakan Tukad Bindu kini dijadikan tempat rekreasi, "jogging track" atau jalan lintas, tempat arisan oleh ibu-ibu PKK dan lain sebagainya. Bahkan menjaga kebersihan pihaknya juga dibantu dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar, Gusti Ngurah Putra mengatakan selain Tukad Bindu, Pemkot Denpasar juga telah merevitalisasi beberapa sungai lainnya, seperti Tukad Tagtag, Tukad Badung, Tukad Pungawa, Tukad Rangda, Tukad Pekaseh, dan Tukad Loloan.
"Semua sungai itu bersih karena partisipasi warga masyarakat dan dibantu `pasukan biru` dari DLHK Denpasar. Setiap hari kami memantau kebersihan sungai agar tetap menjaga kebersihan sungai, serta melakukan pemberdayaan bersama," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dari 36 peserta seluruh Indonesia yang mengikuti lomba kategori sungai bersih, kami bersyukur bisa masuk lima besar tingkat nasional," kata Ketua Komunitas Kali Bersih Tukad Bindu, I Gusti Ari Temaja di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan hal tersebut tak terlepas dari konsentrasi Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakilnya IGN Jaya Negara bersama warga masyarakat, para komunitas peduli sampah dalam program pemberdayaan bersama penataan sungai. Beberapa titik sungai telah ditata rapi dilengkapi dengan lampu warna-warni dan juga taman bermain anak.
"Keberadaan Yayasan Tukad Bindu juga tak terlepas dari keberhasilan diraihnya penghargaan yang menata dan menjadikan bantaran Tukad Bindu sebagai salah satu obyek wisata. Predikat lima besar tingkat nasional diraih Yayasan Tukad Bindu dalam Lomba Komunitas Peduli Sungai yang diselenggarakan Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jawa Tengah, pada 17-21 Juli 2017," ujarnya.
Ari Temaja mengatakan dalam perlombaan tersebut pihaknya telah memaparkan langkah-langkah dalam mengubah Tukad Bindu menjadi objek wisata dan taman rekreasi.
Menurut dia, menjaga kebersihan Tukad Bindu tidak terlepas dari merubah perilaku masyarakat yang sering menjadikan sungai sebagai wadah tampungan sampah serta membuang barang bekas. Melihat hal tersebut dan mengingat pentingnya air sebagai sumber kehidupan, maka anggota Yayasan Tukad Bindu bersama para Komunitas Kali Bersih Tukad Bindu memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan terhadap fungsi sungai.
Ia mengatakan revitalisasi sungai tersebut karena dukungan Pemkot Denpasar memberikan program kemanfaatan menjaga lingkungan yang bersih dan asri. Penataan tukad bisa berjalan lancar dengan dukungan masyarakat mulai dari pihak banjar, desa dan kecamatan yang hingga saat ini semua bisa merasakan manfaat dan memahami pentingnya sungai, khususnya di lingkungan kawasan alur Sungai Bindu.
Tidak hanya membersihkan, kata Ari Temaja, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Bali bahwa peranan komunitas harus tumbuh dari kebutuhan yang telah disadari sejalan dengan keyakinan. Dalam wujudkan aktivitas dalam kearifan lokal "Tri Hita Karana" (keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupan) baik di lingkungan, sungai danau, mata air maupun waduk.
"Sehingga keberadaan air di Bali tetap lestari kualitasnya dan kuantitasnya demi anak cucu kita `sungaiku indah dan lestari serta danauku indah dan lestari`. Sinergitas antara masyarakat, pemerintah dan swasta juga penting untuk menjaga dan menata sungai serta memperdayakan masyarakat ekonomi kreatif," ucapnya.
Ari Temaja menambahkan, meraih predikat lima besar tingkat nasional, juga berkat dukungan Pemkot Denpasar dengan dilengkapi berbagai fasilitasi lampu penerangan, tempat duduk, dan wahana air. Dari fasilitas yang disediakan Tukad Bindu kini dijadikan tempat rekreasi, "jogging track" atau jalan lintas, tempat arisan oleh ibu-ibu PKK dan lain sebagainya. Bahkan menjaga kebersihan pihaknya juga dibantu dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar, Gusti Ngurah Putra mengatakan selain Tukad Bindu, Pemkot Denpasar juga telah merevitalisasi beberapa sungai lainnya, seperti Tukad Tagtag, Tukad Badung, Tukad Pungawa, Tukad Rangda, Tukad Pekaseh, dan Tukad Loloan.
"Semua sungai itu bersih karena partisipasi warga masyarakat dan dibantu `pasukan biru` dari DLHK Denpasar. Setiap hari kami memantau kebersihan sungai agar tetap menjaga kebersihan sungai, serta melakukan pemberdayaan bersama," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017