Denpasar (Antara Bali) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali mengharapkan kain tenun endek dari Pulau Dewata dapat terus berkembang agar dapat bersaing dengan produk tekstil luar daerah, bahkan asing.

"Perkembangan industri kecil dan kerajinan di Bali seperti halnya endek sudah sangat baik dan mampu mendukung sektor pariwisata yang berlandaskan budaya, sehingga industri ini harus terus dikembangkan," kata Ketua Dekranasda Bali Ayu Pastika di sela-sela Grand Final Pemilihan Putera-Puteri Batik dan Endek Bali 2017 di Denpasar, Minggu (16/7) malam.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Persatuan Perempuan Wirausaha (Perwira) Provinsi Bali bekerja sama dengan Diamon Management itu, juga mendapat apresiasi Ayu Pastika karena sebagai wadah memperkenalkan dan media promosi kain batik maupun endek kepada masyarakat.

"Saya melihat sangat banyak perancang lokal Bali yang mampu menampilkan karya berkualitas yang ditampilkan oleh para finalis. Hal ini menunjukkan dunia `fashion` di Bali sudah berkembang maju, termasuk desain untuk batik dan endek Bali," ujar Ayu Pastika yang juga dipercaya sebagai juri kehormatan dalam ajang tersebut.

Dia menambahkan ajang itu sekaligus untuk tukar wawasan antaranggota Perwira sehingga mereka turut meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam berkarya dan pada akhirnya turut lebih memajukan dan mengembangkan organisasi.

"Demikian juga bagi generasi muda peserta lomba kegiatan ini akan menumbuhkan kecintaan bagi produk lokal bahwa endek dapat dirancang dengan nilai estetika yang tinggi sehingga menambah anggun dan gagah pemakainya," ucap istri orang nomor satu di Bali itu.

Sebagai pembina usaha kecil dan menengah di Bali, Ayu Pastika mengajak semua pihak untuk terus membangun komitmen melestarikan dan mengembangkan budaya Bali sesuai bidang usaha masing-masing.

Selain itu, dengan perkembangan busana tradisional sampai ke pasar lokal, nasional, atau bahkan di pasar global tentu akan mendorong pengusaha ataupun para perancang busana untuk selalu meningkatkan kualitas hasil karyanya.

Kondisi itu, ujarnya, juga akan dapat meningkatkan keberadaan industri kecil dan kerajinan daerah.

"Saat ini desain dan produk busana modern, tentu ada yang tidak cocok bahkan bertentangan dengan nilai-nilai budaya kita, sehingga mengancam eksistensi busana tradisional. Apabila kondisi ini dibiarkan, kita tidak hanya akan kehilangan tradisi tetapi juga akan bisa kehilangan identitas busana tradisional kita," katanya.

Untuk itu, ia mengajak semua komponen masyarakat untuk peduli pada keberadaan kain dan busana tradisional, salah satu contohnya kain tradisional Bali yang telah mampu mendunia berkat berbagai upaya pelestarian dan pengembangan yang telah dilakukan selama ini.

"Endek telah dikenal di seluruh dunia, berbagai produk dari kain endek juga sudah bisa dibuat oleh perajin-perajin kita dengan kualitas yang bisa bersaing di tingkat global. Namun, kita harus mewaspadai, mengingat endek telah terkenal maka ada potensi endek tiruan diproduksi massal di luar Bali. Inilah yang harus kita waspadai," ujar Ayu Pastika.

Pihaknya berharap Perwira juga turut berperan dalam upaya menghidupkan tradisi masyarakat menggunakan busana tradisional yang sederhana, rapi, serasi, dan beretika agar para pengusaha dan perancang busana selektif dalam mendesain model yang tidak hanya laku dijual tetapi agar memperhatikan nilai-nilai etika dan estetika.

"Mari kita sosialisasikan kepada seluruh masyarakat melalui berbagai bentuk kegiatan seperti pameran, seminar, lokakarya sampai pada beragam lomba," ucapnya.

Ketua Perwira Provinsi Bali A.A. Puspa Wati mengatakan kegiatan serupa telah dilaksanakan sebelumnya di Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Jakarta, sedangkan saat ini di Bali sebagai wilayah terakhir penyelenggaraan.

Diharapkan kegiatan ini dapat mengangkat kain batik maupun kain endek Bali di pasar nasional maupun internasional. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017