Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan minat masyarakat Bali menempatkan dana di perbankan tergolong tinggi dengan meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga pada April 2017 mencapai Rp89,93 triliun atau naik 2,3 persen jika dibandingkan posisi Desember 2016.
"Keinginan masyarakat menempatkan dananya di bank masih tinggi sebagian besar ditempatkan dalam bentuk deposito," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kenaikan dana pihak ketiga baik untuk bank umum konvensional, bank umum syariah dan bank perkreditan rakyat (BPR) dari Desember 2016 hingga April 2017 itu mencapai sekitar Rp2 triliun.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode April 2016 dengan April 2017, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) masyarakat di bank meningkat 7,49 persen.
Zulmi mengungkapkan penghimpunan dana pihak ketiga untuk deposito di bank perkreditan rakyat tercatat paling tinggi yakni sebesar Rp6,4 triliun sedangkan tabungan mencapai Rp2,2 triliun pada April 2017.
Sementara itu penetrasi perbankan dalam menyalurkan kembali dana ke masyarakat dalam bentuk kredit hingga April 2017 mencapai Rp79,1 triliun atau naik 1,45 persen jika dibandingkan Desember 2017 dari Rp77,9 triliun.
Sehingga, lanjut Zulmi, dengan kenaikan DPK dan realisasi kredit maka rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) menurun 0,77 persen dari 88,7 persen pada Desember 2016 menjadi 87,9 persen.
Menurut Zulmi dengan peningkatan dana pihak ketiga yang masuk ke perbankan dalam bentuk tabungan dan deposito milik masyarakat Bali tersebut sesuai dengan hasil survei OJK terkait inklusi dan literasi keuangan.
Tingkat inklusi keuangan masyarakat Bali naik dari 71 persen pada tahun 2013 menjadi 76 persen berdasarkan survei pada tahun 2016 karena gencarnya sosialisasi bersama lembaga keuangan.
Selain tingkat inklusi atau pemanfaatan layanan jasa keuangan yang meningkat, tingkat literasi atau pemahaman masyarakat terkait dengan jasa keuangan di Bali juga meningkat dari 19,5 persen pada tahun 2013 menjadi 37,45 persen pada tahun 2016. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Keinginan masyarakat menempatkan dananya di bank masih tinggi sebagian besar ditempatkan dalam bentuk deposito," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kenaikan dana pihak ketiga baik untuk bank umum konvensional, bank umum syariah dan bank perkreditan rakyat (BPR) dari Desember 2016 hingga April 2017 itu mencapai sekitar Rp2 triliun.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode April 2016 dengan April 2017, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) masyarakat di bank meningkat 7,49 persen.
Zulmi mengungkapkan penghimpunan dana pihak ketiga untuk deposito di bank perkreditan rakyat tercatat paling tinggi yakni sebesar Rp6,4 triliun sedangkan tabungan mencapai Rp2,2 triliun pada April 2017.
Sementara itu penetrasi perbankan dalam menyalurkan kembali dana ke masyarakat dalam bentuk kredit hingga April 2017 mencapai Rp79,1 triliun atau naik 1,45 persen jika dibandingkan Desember 2017 dari Rp77,9 triliun.
Sehingga, lanjut Zulmi, dengan kenaikan DPK dan realisasi kredit maka rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) menurun 0,77 persen dari 88,7 persen pada Desember 2016 menjadi 87,9 persen.
Menurut Zulmi dengan peningkatan dana pihak ketiga yang masuk ke perbankan dalam bentuk tabungan dan deposito milik masyarakat Bali tersebut sesuai dengan hasil survei OJK terkait inklusi dan literasi keuangan.
Tingkat inklusi keuangan masyarakat Bali naik dari 71 persen pada tahun 2013 menjadi 76 persen berdasarkan survei pada tahun 2016 karena gencarnya sosialisasi bersama lembaga keuangan.
Selain tingkat inklusi atau pemanfaatan layanan jasa keuangan yang meningkat, tingkat literasi atau pemahaman masyarakat terkait dengan jasa keuangan di Bali juga meningkat dari 19,5 persen pada tahun 2013 menjadi 37,45 persen pada tahun 2016. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017