Denpasar (Antara Bali) - Politeknik Internasional Bali (PIB) merintis gerakan penanaman 10.000 bunga Gemitir dan 1.000 bunga Sandat di Jalan Pantai Nyanyi, Desa Beraban, Kabupaten Tabanan.
Acara penanaman bunga Gemitir dan Sandat tersebut secara simbolis dilakukan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, Direktur Utama PIB Prof Dr. Sulistyawati dan undangan lainnya di Banjar Nyanyi, Sabtu.
Bupati Tabanan Eka Wiryastuti mengatakan pihaknya mendukung kegiatan penanaman bunga Gumitir dan Sandat tersebut, karena selain untuk keindahan lingkungan juga ke depannya dapat bernilai ekonomis.
"Saya berharap kepada semua warga masyarakat Tabanan untuk melakukan gerakan penanaman bunga Gemitir dan Sandat, dalam upaya menjaga keindahan lingkungan, disamping juga manfaatnya untuk kepentingan upacara ritual Hindu, juga bernilai ekonomis," ucapnya.
Ia mengatakan prakarsa yang dilakukan PIB untuk penanaman bunga tersebut pihaknya kepada warga Banjar (Dusun) Nyanyi.
"Dengan gerakan penanaman bunga Gemitir dan Sandat, saya harapkan kepada warga ikutserta melakukan penanaman di masing-masing keluarga, sehingga bisa meringankan beban untuk keperluan dalam upacara ritual keagamaan, karena manfaatnya sangat besar jika sudah memiliki bunga tersebut," ujarnya.
Aksi peduli lingkungan tersebut merupakan serangkaian acara "Open House Politeknik Internasional Bali/ PIB" yang juga dihadiri siswa SMA/SMK se-Bali.
Kegiatan "Open House PIB" mengusung tema "Culture, Nature and Nurture" yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya, alam, dan edukasi. Aspek budaya (culture) direalisasikan dengan pertunjukan kesenian Bali dan bazar kuliner lokal, praktik makanan tradisional dan mengenal musisi Bali.
Sedangkan aspek alam (nature) tertuang dalam kegiatan penanaman gemitir dan sandat. Aspek edukasi (nurture) kepada siswa berupa pengenalan PIB sebagai institusi pendidikan yang bertaraf internasional dengan melakukan tur kampus, sedangkan untuk masyarakat berupa penanaman kesadaran kepada masyarakat akan arti keindahan dan pelestarian lingkungan.
Begitu juga aspek alam/lingkungan (nurture) ke warga masyarakat dilakukan secara berkala melihat potensi besar Desa Nyanyi untuk dijadikan desa wisata. Harapannya, masyarakat dapat mengembangkan desanya sehingga akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar Desa Nyanyi.
Direktur Utama PIB, Prof Dr. Sulistyawati mengatakan melalui tema tersebut, PIB bermaksud untuk terus ikut serta dalam mengenalkan, mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Bali kepada masyarakat, utamanya para remaja tanpa menghilangkan esensi dari budaya itu sendiri.
Ia mengatakan kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai subyek dari pembangunan desa, yaitu dengan ikut membangun "Desa Wisata Nyanyi" melalui pelestarian keindahan lingkungan.
"Gerakan penanaman Gemitir dan penghijauan juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat dengan langsung melibatkan warga dalam kegiatannya," ujarnya.
Sulistyawati lebih lanjut mengatakan PIB menyadari bahwa masyarakat menjadi pemegang peranan penting untuk kelestarian lingkungan. Sehingga, keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan berbasis lingkungan menjadi hal yang penting yang harus dilakukan.
Hal ini sejalan dengan tujuan acara pembukaan PIB, yaitu tidak hanya sebagai media pengenalan Kampus PIB melainkan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagi kalangan untuk terus bersama-sama menjadi pemerhati lingkungan.
"Harapannya kami bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Kabupaten Tabanan untuk lebih peduli dengan lingkungan. Dengan demikian, Tabanan akan terkenal sebagai destinasi wisata yang hijau dan indah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Acara penanaman bunga Gemitir dan Sandat tersebut secara simbolis dilakukan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, Direktur Utama PIB Prof Dr. Sulistyawati dan undangan lainnya di Banjar Nyanyi, Sabtu.
Bupati Tabanan Eka Wiryastuti mengatakan pihaknya mendukung kegiatan penanaman bunga Gumitir dan Sandat tersebut, karena selain untuk keindahan lingkungan juga ke depannya dapat bernilai ekonomis.
"Saya berharap kepada semua warga masyarakat Tabanan untuk melakukan gerakan penanaman bunga Gemitir dan Sandat, dalam upaya menjaga keindahan lingkungan, disamping juga manfaatnya untuk kepentingan upacara ritual Hindu, juga bernilai ekonomis," ucapnya.
Ia mengatakan prakarsa yang dilakukan PIB untuk penanaman bunga tersebut pihaknya kepada warga Banjar (Dusun) Nyanyi.
"Dengan gerakan penanaman bunga Gemitir dan Sandat, saya harapkan kepada warga ikutserta melakukan penanaman di masing-masing keluarga, sehingga bisa meringankan beban untuk keperluan dalam upacara ritual keagamaan, karena manfaatnya sangat besar jika sudah memiliki bunga tersebut," ujarnya.
Aksi peduli lingkungan tersebut merupakan serangkaian acara "Open House Politeknik Internasional Bali/ PIB" yang juga dihadiri siswa SMA/SMK se-Bali.
Kegiatan "Open House PIB" mengusung tema "Culture, Nature and Nurture" yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya, alam, dan edukasi. Aspek budaya (culture) direalisasikan dengan pertunjukan kesenian Bali dan bazar kuliner lokal, praktik makanan tradisional dan mengenal musisi Bali.
Sedangkan aspek alam (nature) tertuang dalam kegiatan penanaman gemitir dan sandat. Aspek edukasi (nurture) kepada siswa berupa pengenalan PIB sebagai institusi pendidikan yang bertaraf internasional dengan melakukan tur kampus, sedangkan untuk masyarakat berupa penanaman kesadaran kepada masyarakat akan arti keindahan dan pelestarian lingkungan.
Begitu juga aspek alam/lingkungan (nurture) ke warga masyarakat dilakukan secara berkala melihat potensi besar Desa Nyanyi untuk dijadikan desa wisata. Harapannya, masyarakat dapat mengembangkan desanya sehingga akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar Desa Nyanyi.
Direktur Utama PIB, Prof Dr. Sulistyawati mengatakan melalui tema tersebut, PIB bermaksud untuk terus ikut serta dalam mengenalkan, mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Bali kepada masyarakat, utamanya para remaja tanpa menghilangkan esensi dari budaya itu sendiri.
Ia mengatakan kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai subyek dari pembangunan desa, yaitu dengan ikut membangun "Desa Wisata Nyanyi" melalui pelestarian keindahan lingkungan.
"Gerakan penanaman Gemitir dan penghijauan juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat dengan langsung melibatkan warga dalam kegiatannya," ujarnya.
Sulistyawati lebih lanjut mengatakan PIB menyadari bahwa masyarakat menjadi pemegang peranan penting untuk kelestarian lingkungan. Sehingga, keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan berbasis lingkungan menjadi hal yang penting yang harus dilakukan.
Hal ini sejalan dengan tujuan acara pembukaan PIB, yaitu tidak hanya sebagai media pengenalan Kampus PIB melainkan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagi kalangan untuk terus bersama-sama menjadi pemerhati lingkungan.
"Harapannya kami bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Kabupaten Tabanan untuk lebih peduli dengan lingkungan. Dengan demikian, Tabanan akan terkenal sebagai destinasi wisata yang hijau dan indah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017