Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, mendapatkan surat keputusan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional untuk membuka program studi pascasarjana.
Humas ISI Denpasar, Minggu mengabarkan, SK pembukaan program pascasarjana yang telah ditunggu-tunggu itu, diserahkan oleh Sekretaris Dirjen Dikti Dr Haris Iskandar, mewakili Dirjen Dikti yang berhalangan.
Penyerahan SK pembukaan program pascasarjana itu berlangsung di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Kamis (28/4), yang di antaranya juga dihadiri anggota Komisi X DPR RI Wayan Koster, yang membidangi pendidikan.
Turut diundang pada kesempatan itu, Rektor Universitas Udayana, Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksa), Koordinator Kopertis Wilayah VIII dan seluruh civitas akademika, baik dosen, pegawai, maupun mahasiswa.
Sesditjen Dikti Haris Iskandar, pada kesempatan itu berpesan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dibutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak. "Tidak hanya pemerintahan dan pendidikan Tinggi, namun juga pelaku atau civitas akademika," ucapnya.
Berbagai pihak yang terlibat, diharapkan selalu mendukung seluruh usaha atau strategi yang telah dibuat. Sasaran strategi yang telah ditentukan untuk beberapa tahun mendatang adalah berbagi sumber daya, proses, serta memanfaatkan sumber informasi.
Ketiga hal tersebut apabila dipahami dan dilaksanakan dengan baik, diharapkan dapat menjadi senjata ampuh dalam upaya peningkatan pendidikan di Indonesia, ujarnya.
Dalam bidang seni misalnya, Haris Iskandar memberi contoh ISI Denpasar yang memiliki karakter atau ciri khas yang akan selalu dicari oleh orang-orang yang ingin mempelajari kesenian atau budaya Bali.
Dalam usaha peningkatan pendidikan itu, perlu dibarengi dengan membuka program studi yang berkenaan dengan seni atau budaya, serta program lanjutan pascasarjana, tambahnya.
Hal senada disampaikan Wayan Koster, yang mengharapkan gagasan baru bidang pendidikan berupa pengembangan program studi, disesuaikan dengan potensi daerah.
"Ke depan keputusan baru bidang pendidikan tinggi daerah dalam batas tertentu diharapkan tidak lagi diputuskan oleh pusat, namun daerah juga berperan, sehingga konsep desentralisasi bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Pada kesempatan itu, pihak ISI Denpasar memberikan kenang-kenangan berupa lukisan karya Wahyu Mahameru, salah seorang mahasiswa jurusan seni lukis.
Di tengah keterbatasannya, dia mampu menyelesaikan dua buah lukisan, yakni untuk Sesditjen Dikti dan Komisi X DPR-RI.
Kegiatan tersebut dilanjutkan pembukaan pameran hasil karya mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Humas ISI Denpasar, Minggu mengabarkan, SK pembukaan program pascasarjana yang telah ditunggu-tunggu itu, diserahkan oleh Sekretaris Dirjen Dikti Dr Haris Iskandar, mewakili Dirjen Dikti yang berhalangan.
Penyerahan SK pembukaan program pascasarjana itu berlangsung di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Kamis (28/4), yang di antaranya juga dihadiri anggota Komisi X DPR RI Wayan Koster, yang membidangi pendidikan.
Turut diundang pada kesempatan itu, Rektor Universitas Udayana, Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksa), Koordinator Kopertis Wilayah VIII dan seluruh civitas akademika, baik dosen, pegawai, maupun mahasiswa.
Sesditjen Dikti Haris Iskandar, pada kesempatan itu berpesan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dibutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak. "Tidak hanya pemerintahan dan pendidikan Tinggi, namun juga pelaku atau civitas akademika," ucapnya.
Berbagai pihak yang terlibat, diharapkan selalu mendukung seluruh usaha atau strategi yang telah dibuat. Sasaran strategi yang telah ditentukan untuk beberapa tahun mendatang adalah berbagi sumber daya, proses, serta memanfaatkan sumber informasi.
Ketiga hal tersebut apabila dipahami dan dilaksanakan dengan baik, diharapkan dapat menjadi senjata ampuh dalam upaya peningkatan pendidikan di Indonesia, ujarnya.
Dalam bidang seni misalnya, Haris Iskandar memberi contoh ISI Denpasar yang memiliki karakter atau ciri khas yang akan selalu dicari oleh orang-orang yang ingin mempelajari kesenian atau budaya Bali.
Dalam usaha peningkatan pendidikan itu, perlu dibarengi dengan membuka program studi yang berkenaan dengan seni atau budaya, serta program lanjutan pascasarjana, tambahnya.
Hal senada disampaikan Wayan Koster, yang mengharapkan gagasan baru bidang pendidikan berupa pengembangan program studi, disesuaikan dengan potensi daerah.
"Ke depan keputusan baru bidang pendidikan tinggi daerah dalam batas tertentu diharapkan tidak lagi diputuskan oleh pusat, namun daerah juga berperan, sehingga konsep desentralisasi bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Pada kesempatan itu, pihak ISI Denpasar memberikan kenang-kenangan berupa lukisan karya Wahyu Mahameru, salah seorang mahasiswa jurusan seni lukis.
Di tengah keterbatasannya, dia mampu menyelesaikan dua buah lukisan, yakni untuk Sesditjen Dikti dan Komisi X DPR-RI.
Kegiatan tersebut dilanjutkan pembukaan pameran hasil karya mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011