Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk I Made Dwi Rismawan (2,5) yang menderita gizi buruk dan kelainan, dengan mengutus tim Biro Humas dan Protokol provinsi setempat.

"Info mengenai balita ini yang diunggah netizen ke media sosial telah menyita perhatian Bapak Gubernur, sehingga secara khusus mengutus kami untuk mengirimkan bantuan sementara," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Adi Mastika di sela-sela penyerahan bantuan tersebut di Desa Pering Sari, Amlapura, Karangasem, Senin.

Tiba dilokasi, tim melihat keadaan I Made Dwi Rismawan yang terlihat memprihatinkan. Ia yang terus dipangku ibunya, Ni Ketut Kasih, hanya terbaring lemah, desah menahan sakit sesekali keluar dari bibirnya, dan dahak menguning pun selalu keluar tatkala I Made Dwi terbatuk.

Kasih menceritakan kalau putra keduanya tersebut mulai jatuh sakit saat berumur satu tahun tujuh hari, yang dimulai dengan kulit wajahnya mengelupas dan kemudian kondisinya semakin drop.

Saat diperiksakan kala itu, oleh dokter, anaknya dinyatakan menderita kondisi gizi buruk. Namun, karena kendala susah menelan, pada hidung Made Dwi akhirnya dipasang selang untuk membantu memberikan asupan makanan berupa susu.

Ayahnya, I Kadek Arsa, merasa heran dengan diagnosa dokter yang menyatakan tidak ada penyakit kronis namun kondisi anaknya tidak kunjung membaik.

"Diagnosa dokter tidak ada kelainan kronis, paru-parunya dibilang tidak apa-apa, tetapi dahaknya terus keluar, sehingga proses asupan makanannya terganggu," ujar Arsa.

Ia yang hanya bekerja sebagai buruh batu tabas itu, mengaku tidak kuat menanggung biaya pengobatan dan pembelian susu yang harus rutin diberikan setiap jam.

"Kalau anak normal seusianya harusnya sudah bisa dikasih makan bubur atau buah-buahan yang tentunya biayanya lebih murah, saya hanya bekerja sebagai buruh kalau harus beliin susu, terus terang saya tidak mampu menanggungnya. Walaupun begitu saya tetap akan berusaha hingga anak saya sembuh," ujar Arsa.

Ia mengharapkan uluran tangan dari pemerintah, terutama untuk pemerikasaan dan pengobatan yang lebih intensif.

Kepala Desa Pering Sari I Wayan Bawa yang ikut mendampingi tim di lokasi, menyatakan keluarga Arsa tidak masuk dalam daftar Rumah Tangga Sasaran (RTS) sehingga bantuan tidak bisa diberikan secara optimal.

Namun, katanya, hal itu tidak membuatnya tinggal diam. Ia mengaku tetap memfasilitasi pengobatan anak Arsa yang kondisi ekonomi keluarganya memang tidak terlalu mampu, berupa surat keterangan yang diajukan ke Dinas Sosial Kabupaten Karangasem, sehingga bagi warga seperti keluarga Arsa yang tidak masuk dalam daftar RTS namun membutuhkan bantuan, tetap bisa dibantu.

Saat ini, untuk pengobatannya sudah memanfaatkan tanggungan BPJS, dari yang sebelumnya masuk dalam kategori pasien umum.

Bawa berharap, dengan adanya koordinasi yang baik dengan pemkab maupun Pemprov Bali, anak Arsa bisa mendapatkan pengobatan yang layak. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017