Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mengaku optimistis kinerja perbankan di Pulau Dewata akan tumbuh positif dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga dan realisasi kredit yang diharapkan mencapai 9-12 persen pada 2017.

"Triwulan pertama masih termasuk masa awal tahun atau penyesuaian. Meski demikian, seiring membaiknya perekonomian ada peluang kinerja perbankan akan membaik," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi di Denpasar, Selasa.

OJK optimistis kalangan perbankan bisa mencapai pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit bisa tumbuh pada angka dengan perkiraan angka itu hingga akhir tahun.

Direktur Operasional PT Bank Pembangunan Daerah Bali, I Gusti Ngurah Agustana D. Mendala mengakui, memasuki Mei 2017, pihaknya juga optimistis kinerja perbankan akan tumbuh lebih baik dari bulan sebelumnya, meski kondisinya belum sepenuhnya pulih.

Hal itu terlihat dari pergerakan aset dan kredit yang mulai tumbuh kendati tidak tinggi, begitu pula penghimpunan DPK yang tergolong membaik.

"Untuk penghimpunan DPK yang berasal dari tabungan, giro dan deposito, memang hanya tabungan yang masih relatif kecil pertumbuhannya. Beda dengan deposito dan giro yang menunjukkan pertumbuhan yang positif," katanya.

Menurut Agustana kondisi ekonomi masih terasa berat hingga saat ini, sehingga pertumbuhan kredit belum tinggi dari harapan target Desember 2017 mencapai 10 persen.

Hingga 2 Mei 2017 penyaluran kredit menembus Rp15,8 triliun atau mencapai 101,5 persen dari Desember 2016 yang menyentuh Rp15,6 triliun.

Jika dilihat dari total penghimpunan DPK pada akhir 2016 mencapai Rp15,124 triliun dan hingga 2 Mei 2017 telah menembus angka Rp17,569 triliun atau naik Rp2,4 triliun.

Total penghimpunan DPK tersebut, Agustana merinci untuk tabungan menembus Rp6,09 triliun atau baru mencapai 90,94 persen, lebih rendah dari pencapaian Desember mencapai Rp6,7 triliun.

Untuk giro mencapai Rp4,2 triliun atau lebih tinggi 139,42 persen dari Desember 2016 yang menembus Rp3,02 triliun dan deposito mencapai Rp7,26 triliun atau lebih tinggi 134,46 persen dari pencapaian Desember 2016 yang mencapai Rp5,4 triliun.

Sementara itu jumlah aset hingga 2 Mei 2017 mencapai Rp21,9 triliun atau mencapai 107,34 persen dari pencapaian Desember 2016 yang mencapai Rp20,4 triliun. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017