Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim kinerja perbankan di Bali tumbuh positif hingga April 2017 walaupun angka kredit bermasalah debitur di daerah setempat meningkat signifikan khususnya di bank perkreditan rakyat.
"Menurut kami ini kondisi masih wajar karena kondisi ekonomi Indonesia dan Bali khususnya masih bagus," kata Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Zulmi di Denpasar, Selasa.
Menurut Zulmi kinerja perekonomian dari perbankan tidak serta merta hanya ditentukan oleh kinerja kredit bermasalah namun banyak faktor termasuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), realisasi kredit dan pertumbuhan aset.
OJK menyebutkan total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Bali hingga April 2017 tumbuh 2,33 persen jika dibandingkan posisi Desember 2016 dari Rp87,8 triliun menjadi Rp89, 93 triliun.
Sedangkan apabila dibandingkan periode April 2016 dengan tahun ini, DPK tumbuh 7,49 persen.
Dari pertumbuhan DPK tersebut, minat masyarakat menempatkan dana dinilai masih tinggi di perbankan hingga April 2017 yang sebagian besar dananya ditempatkan di deposito karena suku bunga tinggi.
Begitupula dengan total pembiayaan kredit, Zulmi menyebutkan realisasi kredit perbankan di Bali tumbuh 1,45 persen dari Rp77,9 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp79,1 triliun pada April 2017.
Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit periode sama tahun sebelumnya melonjak mencapai 9,73 persen.
"Bila kredit naik dan DPK juga naik ini berdampak ke LDR (rasio pinjaman). LDR turun dari 88,7 persen per Desember 2016 menjadi 87, 9 persen per April 2017 atau turun 0,77 persen," ucapnya.
Sementara itu terkait perkembangan kredit bermasalah (NPL) baik untuk bank umum, bank syariah dan BPR pada April 2017 mencapai 3,41 persen dari sebelumnya pada Maret 3,2 persen.
NPL pada BPR tercatat paling tinggi yakni mencapai 7,07 persen melonjak dibandingkan Maret 2017 mencapai 6,71 persen. (WDY)
OJK Bali Klaim Kinerja Perbankan Tumbuh Positif
Selasa, 20 Juni 2017 10:05 WIB