Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, merekonstruksi kesenian klasik "Janger Menyali" guna melestarikan warisan leluhur dalam bidang kebudayaan asli daerah.
"Kami sudah buat rekonstruksinya dan `Janger Menyali` akan ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) di Buleleng," kata Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya, Selasa.
Menurutnya, kesenian Janger Desa Menyali memiliki beberapa keunikan yang tidak dapat ditemukan dalam penampilan kesenian "Janger" pada umumnya di Bali.
Para penari, kata dia, menggunakan pakaian khas berupa celana pendek khas dengan senapan dan gaya Belanda dan juga logat dan mimik yang berbeda pula dengan kesenian Janger lain.
Janger Menyali sangat klasik dan diperkirakan berkembang sekitar tahun 1930. Ketika itu kesenian ini begitu dicintai masyarakat lokal Bali Utara.
Dewasa ini, Janger Menyali sudah mulai ditinggalkan generasi muda daerah itu dan hanya ditarikan para penari dengan umur tergolong uzur.
"Yang menari saat ini hanya yang sudah tua saja. Harapan kami kedepan warisan budaya ini dapat dilestarikan dan tetap ada dalam waktu mendatang," tegasnya.
Tastra lebih jauh mengungkapkan bahwa Buleleng sebenarnya memiliki begitu banyak kesenian warisan leluhur yang begitu luar biasa. "Jumlahnya sangat banyak dan kedepan terus akan diinventarisir," terangnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami sudah buat rekonstruksinya dan `Janger Menyali` akan ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) di Buleleng," kata Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya, Selasa.
Menurutnya, kesenian Janger Desa Menyali memiliki beberapa keunikan yang tidak dapat ditemukan dalam penampilan kesenian "Janger" pada umumnya di Bali.
Para penari, kata dia, menggunakan pakaian khas berupa celana pendek khas dengan senapan dan gaya Belanda dan juga logat dan mimik yang berbeda pula dengan kesenian Janger lain.
Janger Menyali sangat klasik dan diperkirakan berkembang sekitar tahun 1930. Ketika itu kesenian ini begitu dicintai masyarakat lokal Bali Utara.
Dewasa ini, Janger Menyali sudah mulai ditinggalkan generasi muda daerah itu dan hanya ditarikan para penari dengan umur tergolong uzur.
"Yang menari saat ini hanya yang sudah tua saja. Harapan kami kedepan warisan budaya ini dapat dilestarikan dan tetap ada dalam waktu mendatang," tegasnya.
Tastra lebih jauh mengungkapkan bahwa Buleleng sebenarnya memiliki begitu banyak kesenian warisan leluhur yang begitu luar biasa. "Jumlahnya sangat banyak dan kedepan terus akan diinventarisir," terangnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017