Denpasar (Antara Bali) - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Herry Bakti S Gumay menyatakan, Bali menjadi daerah transit imigran ilegal dari beberapa negara Timur Tengah menuju ke Australia.

"Para imigran itu menggunakan dokumen perjalanan palsu," katanya usai acara "Basic Course on Fraudulent Travel Document and Passenger Evaluation" di Kuta, Bali, Senin.

Dia mengatakan, imigran tersebut datang ke Pulau Dewata bukan bermaksud berwisata, akan tetapi ada tujuan lain yakni ke luar negeri melalui Bandara Ngurah Rai. Tujuan mereka dominan ke Australia atau Selandia Baru.

"Berdasarkan laporan dari pengelola Bandara Ngurah Rai tercatat belasan kasus dokumen palsu yang digunakan imigran ilegal selama kurun waktu setahun," ujarnya.

Herry Bakti menjelaskan, untuk mengatasi masalah pemalsuan dokumen, Departemen Perhubungan mempersiapkan peningkatan kemampuan SDM.

Salah satu caranya, melalui pelatihan dasar untuk mengetahui dokumen perjalanan palsu dan evaluasi penumpang kepada para operator penerbangan.

Pelatihan itu berguna meningkatkan kapabilitas personel penerbangan dan imigrasi serta untuk identifikasi hal-hal yang terkait dengan keamanan penerbangan.

"Pelatihan tersebut akan membantu para petugas untuk mendeteksi dokumen perjalanan palsu dan memberikan pengetahuan tambahan tentang tata cara mengidentifikasi tindak percobaan penipuan," katanya.

Sementara Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk Kantor Imigrasi Bandara Ngurah Rai Johnny Rajadin mengatakan, cukup banyak imigran ilegal dari negara lain yang melakukan transit melalui Pulau Dewata.

"Mereka umumnya menyamar sebagai wisatawan untuk mengelabui petugas kami supaya bisa meloloskan diri dari pemeriksaan," katanya.

Dia menjelaskan, sebagian besar imigran hanya transit sebentar saja sebelum menuju ke Australia, namun hal itu tidak membuat pihaknya lengah untuk tetap mengecek kelengkapan dokumen perjalanan.

Sampai saat ini pihaknya, ujar dia, belum menemukan wisatawan domestik tujuan Bali yang menggunakan dokumen palsu.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011