Mangupura (Antara Bali) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, Bali, menargetkan pengerjaan senderan jalan penghubung antara Desa Kerta dan Angantiga, Kecamatan Petang yang sempat jebol pada beberapa waktu lalu akan rampung pada 10 Juli 2017.
"Untuk pengerjaan proyek senderan jalan utama ini akan segera rampung, karena saat ini realisasi pengerjaan konstruksi senderan jebol itu sudah mencapai 80 persen," kata Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, A.A Gede Dalem, di Mangupura, Jumat.
Untuk sementara, kata dia, masyarakat dimohon untuk mencari jalan alternatif, karena jembatan darurat yang sempat dibuat PUPR untuk memudahkan warga mengakses jalan saat hendak pergi ke pasar dan sekolah itu akan dibongkar terlebih dulu.
"Untuk gambaran lebar jalan yang sempat jebol ini, masih sama seperti sebelumya," ujarnya tentang akses jalan utama antara dua desa itu yang jebol akibat hujan deras pada Desember 2016.
Saat ini, pihaknya melakukan tahapan pengerjaan senderan yang jebol, karena masih ada sekitar lima meter senderan jalan yang harus diperbaiki.
Terkait upaya pengaspalan jalan nanti akan diambil alih langsung oleh Pemkab Badung, meskipun jalan ini berstatus milik Provinsi Bali.
Pengerjaan jalan atau jembatan dan senderan tersebut menghabiskan anggaran Rp6,7 miliar, karena menjadi satu paket dengan proyek jalan lainnya yang sempat jebol di Desa Sandakan dan Sulangai.
"Pengerjaan jalan ini ditargetkan rampung dua bulan ke depan," katanya lagi.
Sejumlah opsi pun sempat diwacanakan untuk menanggulangi bencana tersebut sehingga warga bisa melintas. Salah satunya dengan rencana pembangunan jembatan. Namun, opsi yang dipilih adalah membuat senderan.
Senderan tersebut berbentuk undak-undak. Dalam konstrusi tersebut, Dinas PUPR Badung mengaplikasikan material geoteks.
Aplikasinya, setiap 75 centimeter (cm) urukan tanah yang dipadatkan, ada satu lapisan yang disebut layer. Bentuknya seperti terpal, namun tembus air yang diklaim mampu menahan tanah yang labil. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Untuk pengerjaan proyek senderan jalan utama ini akan segera rampung, karena saat ini realisasi pengerjaan konstruksi senderan jebol itu sudah mencapai 80 persen," kata Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, A.A Gede Dalem, di Mangupura, Jumat.
Untuk sementara, kata dia, masyarakat dimohon untuk mencari jalan alternatif, karena jembatan darurat yang sempat dibuat PUPR untuk memudahkan warga mengakses jalan saat hendak pergi ke pasar dan sekolah itu akan dibongkar terlebih dulu.
"Untuk gambaran lebar jalan yang sempat jebol ini, masih sama seperti sebelumya," ujarnya tentang akses jalan utama antara dua desa itu yang jebol akibat hujan deras pada Desember 2016.
Saat ini, pihaknya melakukan tahapan pengerjaan senderan yang jebol, karena masih ada sekitar lima meter senderan jalan yang harus diperbaiki.
Terkait upaya pengaspalan jalan nanti akan diambil alih langsung oleh Pemkab Badung, meskipun jalan ini berstatus milik Provinsi Bali.
Pengerjaan jalan atau jembatan dan senderan tersebut menghabiskan anggaran Rp6,7 miliar, karena menjadi satu paket dengan proyek jalan lainnya yang sempat jebol di Desa Sandakan dan Sulangai.
"Pengerjaan jalan ini ditargetkan rampung dua bulan ke depan," katanya lagi.
Sejumlah opsi pun sempat diwacanakan untuk menanggulangi bencana tersebut sehingga warga bisa melintas. Salah satunya dengan rencana pembangunan jembatan. Namun, opsi yang dipilih adalah membuat senderan.
Senderan tersebut berbentuk undak-undak. Dalam konstrusi tersebut, Dinas PUPR Badung mengaplikasikan material geoteks.
Aplikasinya, setiap 75 centimeter (cm) urukan tanah yang dipadatkan, ada satu lapisan yang disebut layer. Bentuknya seperti terpal, namun tembus air yang diklaim mampu menahan tanah yang labil. (WDY)
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017