Nusa Dua (Antara Bali) - Sekitar 77 persen dari luas lahan hotel Nikko yang mencapai 14 hektare digunakan sebagai ruang hijau terbuka, kata General Manager Nikko Bali Resor & Spa Jean-Charles Le Loz.

"Kami menggunakan lahan yang ada untuk digunakan sebagai ruang hijau yang berisi tanaman," katanya di sela-sela penyerahan Eco Hotel Certificate kepada hotel berjaringan internasional itu, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis malam.

Dia menjelaskan, sebagian besar tanaman yang ada di area hijau hotel itu tidak hanya berfungsi sebagai hiasan.

Akan tetapi ada juga tanaman yang biasanya digunakan untuk keperluan ritual karyawan hotel yang beragama Hindu, seperti tanaman kelapa gading dan kamboja.

"Jumlah jenis tanaman yang ada di ruang hijau itu sangatlah banyak, ada puluhan jenis," ujarnya.

Jean-Charles mengatakan, tanaman di lahan hijau itu cukup banyak merupakan tanaman lokal yang lebih sesuai dengan kondisi alam di sekitar kawasan hotel.

Mengenai keberhasilan Nikko Bali memperoleh sertifikat yang baru pertama kalinya diterima oleh hotel yang ada di Pulau Dewata itu, dia menjelaskan, tidak mudah untuk mencapainya.

Karena diperlukan cukup banyak waktu untuk meyakinkan seluruh karyawan dan tamu di hotel tersebut, guna membiasakan diri ramah terhadap lingkungan sehingga bisa melakukan berbagai hal bagi keberlangsungan alam.

"Memang cukup lama untuk meyakinkan tamu dan karyawan supaya bisa ramah terhadap lingkungan, namun berkat kegigihan semua pihak akhirnya sertifikat itu berhasil diperoleh," katanya.

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang dilakukan pihaknya untuk menjaga alam itu, antara lain mengkampanyekan penghematan air dan listrik.

Hal itu cukup berhasil setelah terjadi pengurangan penggunaan energi dan sumber daya alam tersebut secara signifikan.

"Kami berharap kebiasan ramah terhadap lingkungan itu bisa dipraktekkan oleh karyawan saat berada di rumah," ujarnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011