Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Pengatur Distribusi Bali bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali menyelenggarakan sosialisasi, tes urine serta penandatanganan nota kesepahaman sebagai instansi bersih dari narkoba.
Manager PLN Area Pengatur Distribusi Bali, Anton Sugiartodi Denpasar, Jumat, mengatakan kegiatan tes narkoba bagi karyawan merupakan bagian dari program strategi dari direksi PLN dan berupaya untuk meningkatkan pelaksanaan K3 guna mewujudkan manusia yang berkualitas sehat dan produktif.
Ia mengatakan selain itu APD PLN Bali melakukan tes narkoba atau urine merupakan bagian dari mengawasi pegawai dan mitra kerja agar terhindar dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan, keluarga, masyarakat bahkan lingkungan sekitar, sehingga karyawan, baik PLN maupun Mitra PLN dilakukan tes urine.
"Dalam sosialisasi ini kami bekerja sama dengan BNN Provinsi Bali untuk memberikan peningkatan pemahaman terkait narkoba yang nantinya dikembalikan dengan cara tes urine sehingga kami berharap dalam kegiatan ini. karyawan PLN maupun Mitra PLN yang berjumlah ratusan orang bisa berinisiatif untuk melakukan tes urine dengan sukarela," ujarnya.
Anton lebih lanjut mengatakan dengan adanya tes urine yang dilakukan salah satu tujuannya adalah sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki mampu menjalankan tugas-tugas kantor, salah satunya kewajiban PLN menjaga pasokan listrik yang andal.
"Hal itu tidak terlepas dari SDM yang tidak hanya pintar, tetapi juga pengetahuannya termasuk juga paling penting adalah berfikir sehat teliti dalam bekerja kemudian fokus, maka dari itu jika pegawai sampai kecanduan narkoba ini tidak akan bisa melakukan pekerjaan itu semua," ucapnya.
Jika memang adalah salah satu karyawan memakai narkoba, Anton mengatakan pasti akan ketahuan bahkan ada kendala yang dilihat dalam kinerjanya, baik itu malas, produksi kurang dalam bekerja atau mungkin bisa menimbulkan kecelakaan kerja.
"Maka dari itu, kami dan jajaran pimpinan APD PLN tahun ini mendorong tercapainya `zero accident` ini juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan budaya K3 itu sehingga tujuan tidak ada resiko kecelakaan kerja (zero accident) bisa tercapai, karena budaya K3 setiap tahunnya harus kami laksanakan, disamping peningkatan kompetensi lain," ujarnya.
Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa SH menyampaikan harapannya untuk instansi lain agar dapat berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan bersih dari narkoba.
"Kami telah melihat komitmen PLN untuk membantu mewujudkan lingkungan kerja bersih narkoba. Diharapkan insan-insan PLN juga dapat menjadi penggerak di lingkungan keluarga dan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data tahun 2016 dari penelitian BNN tercatat ada 61.335 sebagai pengguna narkoba di Bali, hal itu sudah mengalami penurunan dari sebelumnya dengan jumlah 66.539 orang.
Walau mengalami penurunan menurut Suastawa, hal itu masih cukup besar jumlahnya dan perlu dilakukan gerakan lagi dengan dukungan dan peran dari masyarakat, komunitas, maupun relawan dan media massa untuk menyampaikan kepada keluarga, masyarakat, maupun teman di lingkungannya untuk menekan perkembangan penyalahgunaan zat berbahaya.
"Kami mengharapkan kepada semua komponen masyarakat memerangi narkoba, karena zat berbahaya tersebut akan bisa merusak generasi muda, bahkan menghilangkan generasi penerus," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Manager PLN Area Pengatur Distribusi Bali, Anton Sugiartodi Denpasar, Jumat, mengatakan kegiatan tes narkoba bagi karyawan merupakan bagian dari program strategi dari direksi PLN dan berupaya untuk meningkatkan pelaksanaan K3 guna mewujudkan manusia yang berkualitas sehat dan produktif.
Ia mengatakan selain itu APD PLN Bali melakukan tes narkoba atau urine merupakan bagian dari mengawasi pegawai dan mitra kerja agar terhindar dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan, keluarga, masyarakat bahkan lingkungan sekitar, sehingga karyawan, baik PLN maupun Mitra PLN dilakukan tes urine.
"Dalam sosialisasi ini kami bekerja sama dengan BNN Provinsi Bali untuk memberikan peningkatan pemahaman terkait narkoba yang nantinya dikembalikan dengan cara tes urine sehingga kami berharap dalam kegiatan ini. karyawan PLN maupun Mitra PLN yang berjumlah ratusan orang bisa berinisiatif untuk melakukan tes urine dengan sukarela," ujarnya.
Anton lebih lanjut mengatakan dengan adanya tes urine yang dilakukan salah satu tujuannya adalah sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki mampu menjalankan tugas-tugas kantor, salah satunya kewajiban PLN menjaga pasokan listrik yang andal.
"Hal itu tidak terlepas dari SDM yang tidak hanya pintar, tetapi juga pengetahuannya termasuk juga paling penting adalah berfikir sehat teliti dalam bekerja kemudian fokus, maka dari itu jika pegawai sampai kecanduan narkoba ini tidak akan bisa melakukan pekerjaan itu semua," ucapnya.
Jika memang adalah salah satu karyawan memakai narkoba, Anton mengatakan pasti akan ketahuan bahkan ada kendala yang dilihat dalam kinerjanya, baik itu malas, produksi kurang dalam bekerja atau mungkin bisa menimbulkan kecelakaan kerja.
"Maka dari itu, kami dan jajaran pimpinan APD PLN tahun ini mendorong tercapainya `zero accident` ini juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan budaya K3 itu sehingga tujuan tidak ada resiko kecelakaan kerja (zero accident) bisa tercapai, karena budaya K3 setiap tahunnya harus kami laksanakan, disamping peningkatan kompetensi lain," ujarnya.
Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa SH menyampaikan harapannya untuk instansi lain agar dapat berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan bersih dari narkoba.
"Kami telah melihat komitmen PLN untuk membantu mewujudkan lingkungan kerja bersih narkoba. Diharapkan insan-insan PLN juga dapat menjadi penggerak di lingkungan keluarga dan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data tahun 2016 dari penelitian BNN tercatat ada 61.335 sebagai pengguna narkoba di Bali, hal itu sudah mengalami penurunan dari sebelumnya dengan jumlah 66.539 orang.
Walau mengalami penurunan menurut Suastawa, hal itu masih cukup besar jumlahnya dan perlu dilakukan gerakan lagi dengan dukungan dan peran dari masyarakat, komunitas, maupun relawan dan media massa untuk menyampaikan kepada keluarga, masyarakat, maupun teman di lingkungannya untuk menekan perkembangan penyalahgunaan zat berbahaya.
"Kami mengharapkan kepada semua komponen masyarakat memerangi narkoba, karena zat berbahaya tersebut akan bisa merusak generasi muda, bahkan menghilangkan generasi penerus," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017