Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk keluarga Kadek Sandiarta, salah satu warga kurang mampu dari Desa Alasangker, Kabupaten Buleleng.
"Kami menyampaikan bantuan dari bapak gubernur berupa beras dan uang tunai. Untuk bantuan berikutnya, akan kami koordinasikan lebih lanjut kepada dinas terkait, yaitu Dinas Sosial Provinsi Bali," kata Kasubag Media Cetak Biro Humas dan Protokol Provinsi Bali Nyoman Darsana, di sela menyerahkan bantuan tersebut, di Singaraja, Buleleng, Sabtu.
Menurut Darsana, Gubernur Bali mengirimkan tim untuk memberikan bantuan guna meringankan beban keluarga tersebut.
Tim Biro Humas dan Protokol yang menyambangi rumahnya di Banjar Dinas Pendem, Desa Alas Angker mendapati rumah Kadek Sandiarta yang nyaris roboh dan atapnya terlihat bocor di sana-sini, bahkan lantainya yang terbuat dari tanah sudah tidak rata lagi.
Rumah berukuran kecil dengan satu kamar tidur itu, ditempati oleh Kadek bersama istrinya Luh Winangsih dan tiga orang anaknya, yakni Putu Febriani (9), Kadek Eka Rismayani (8), dan Komang Ari Swastawan (5), serta ayah dari Kadek Sandiarta yang sudah renta.
Sedangkan untuk fasilitas memasak, keluarga tersebut memanfaatkan teras rumahnya, dan untuk MCK mereka harus pergi ke sungai karena di rumah tersebut tidak tersedia kamar mandi.
Kadek Sandiarta menuturkan, dia dan keluarganya sudah tinggal di rumah tersebut selama hampir 10 tahun.
Pemenuhan biaya hidup sehari-hari hanya mengandalkan hasil dari bekerja serabutan, seperti membantu warga untuk memotong kayu atau menggarap lahan milik warga sekitar, dengan rata-rata penghasilan sebulannya tidak lebih dari Rp500.000.
"Dengan hasil yang tidak menentu itu, saya harus membiayai Febri dan Eka sekolah serta makan sehari-hari, dan dengan keadaan susah seperti ini kami sekeluarga kadang-kadang tidak makan atau hanya makan satu kali sehari," ujarnya lagi.
Ia berharap uluran tangan dari pemerintah daerah, terutama untuk bedah rumah, agar ia dan keluarganya bisa tinggal di tempat yang layak.
Perbekel Desa Alas Angker Wayan Sitama mengatakan, keluarga Kadek Sandiarta memang tercatat sebagai keluarga miskin dan sudah didaftarkan sebagai warga penerima bantuan bedah rumah.
Pihaknya beberapa hari yang lalu sudah melakukan verifikasi ke Dinas Sosial Provinsi Bali terkait pengajuan bedah rumah, dan dalam waktu dekat rumah Kadek Sandiarta serta empat keluarga miskin lainnya yang berasal dari Desa Alas Angker akan segera dibedah.
Wayan Sitama mengungkapkan bahwa secara keseluruhan dari 1.700 KK warganya, jumlah keluarga miskin di desanya adalah 607 KK, dan sampai saat ini pihaknya terus mengupayakan pengentasan kemiskinan bagi warganya dengan bantuan Pemprov Bali seperti Gerbangsadu dan Simantri.
Terkait dengan bantuan yang diberikan oleh Gubernur Bali, pihaknya mengucapkan terima kasih atas seluruh perhatian yang telah diberikan untuk desanya.
Pihaknya akan berusaha secara maksimal mendorong pertumbuhan ekonomi di desa, sehingga jumlah keluarga miskin dapat berkurang secara bertahap. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami menyampaikan bantuan dari bapak gubernur berupa beras dan uang tunai. Untuk bantuan berikutnya, akan kami koordinasikan lebih lanjut kepada dinas terkait, yaitu Dinas Sosial Provinsi Bali," kata Kasubag Media Cetak Biro Humas dan Protokol Provinsi Bali Nyoman Darsana, di sela menyerahkan bantuan tersebut, di Singaraja, Buleleng, Sabtu.
Menurut Darsana, Gubernur Bali mengirimkan tim untuk memberikan bantuan guna meringankan beban keluarga tersebut.
Tim Biro Humas dan Protokol yang menyambangi rumahnya di Banjar Dinas Pendem, Desa Alas Angker mendapati rumah Kadek Sandiarta yang nyaris roboh dan atapnya terlihat bocor di sana-sini, bahkan lantainya yang terbuat dari tanah sudah tidak rata lagi.
Rumah berukuran kecil dengan satu kamar tidur itu, ditempati oleh Kadek bersama istrinya Luh Winangsih dan tiga orang anaknya, yakni Putu Febriani (9), Kadek Eka Rismayani (8), dan Komang Ari Swastawan (5), serta ayah dari Kadek Sandiarta yang sudah renta.
Sedangkan untuk fasilitas memasak, keluarga tersebut memanfaatkan teras rumahnya, dan untuk MCK mereka harus pergi ke sungai karena di rumah tersebut tidak tersedia kamar mandi.
Kadek Sandiarta menuturkan, dia dan keluarganya sudah tinggal di rumah tersebut selama hampir 10 tahun.
Pemenuhan biaya hidup sehari-hari hanya mengandalkan hasil dari bekerja serabutan, seperti membantu warga untuk memotong kayu atau menggarap lahan milik warga sekitar, dengan rata-rata penghasilan sebulannya tidak lebih dari Rp500.000.
"Dengan hasil yang tidak menentu itu, saya harus membiayai Febri dan Eka sekolah serta makan sehari-hari, dan dengan keadaan susah seperti ini kami sekeluarga kadang-kadang tidak makan atau hanya makan satu kali sehari," ujarnya lagi.
Ia berharap uluran tangan dari pemerintah daerah, terutama untuk bedah rumah, agar ia dan keluarganya bisa tinggal di tempat yang layak.
Perbekel Desa Alas Angker Wayan Sitama mengatakan, keluarga Kadek Sandiarta memang tercatat sebagai keluarga miskin dan sudah didaftarkan sebagai warga penerima bantuan bedah rumah.
Pihaknya beberapa hari yang lalu sudah melakukan verifikasi ke Dinas Sosial Provinsi Bali terkait pengajuan bedah rumah, dan dalam waktu dekat rumah Kadek Sandiarta serta empat keluarga miskin lainnya yang berasal dari Desa Alas Angker akan segera dibedah.
Wayan Sitama mengungkapkan bahwa secara keseluruhan dari 1.700 KK warganya, jumlah keluarga miskin di desanya adalah 607 KK, dan sampai saat ini pihaknya terus mengupayakan pengentasan kemiskinan bagi warganya dengan bantuan Pemprov Bali seperti Gerbangsadu dan Simantri.
Terkait dengan bantuan yang diberikan oleh Gubernur Bali, pihaknya mengucapkan terima kasih atas seluruh perhatian yang telah diberikan untuk desanya.
Pihaknya akan berusaha secara maksimal mendorong pertumbuhan ekonomi di desa, sehingga jumlah keluarga miskin dapat berkurang secara bertahap. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017