Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Osaki Jepang Yasuhiro Higashi menemui Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta untuk membahas perkembangan kerja sama di bidang pengelolaan lingkungan yang telah terjalin diantara kedua pemerintah daerah tersebut.
"Program kerja sama Pemkot Osaki dengan Pemprov Bali yang sudah terjalin sejak 2015 punya beberapa tujuan seperti mengurangi volume limbah, meningkatkan SDM, mewujudkan pertanian organik dan meningkatkan daur ulang," kata Yasuhiro Higashi dalam pertemuan tersebut, di Denpasar, Senin.
Menurut Yasuhiro, kedatangannya ini bukan kunjungan pertamanya ke Pulau Dewata. Sebelumnya dia telah dua kali datang ke Bali yaitu saat melakukan penjajakan pada 2011 dan pada 2015 saat dimulainya program kerja sama.
Sebelum bertemu dengan Wagub Bali, pihaknya bersama dengan perwakilan JICA selaku penyandang dana sudah melihat langsung sejumlah objek kerja sama seperti Bank Sampah Takmung dan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) Sedayu di Kabupaten Klungkung.
Perwakilan Pemkot Osaki yang juga pelaksana program Mr Tokure mengatakan, program kerja sama ini menunjukkan hasil cukup menggembirakan, khususnya dalam upaya pemilahan sampah oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Selain itu, perwakilan JICA Kyushu Kaiya Kazuki mengakui program yang baru berjalan 1,5 tahun belum membawa perubahan yang besar. Namun, ia meyakini ada perkembangan positif yang bisa dioptimalkan lagi ke depannya.
"Kami berharap kerja sama antara Osaki dan Bali bisa terus berlanjut, mengingat banyak daerah di Indonesia yang juga menginginkan bantuan JICA," ujar Kyushu.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta memberikan apresiasi atas capaian dari kerja sama yang sudah berjalan dari kedua pihak. Namun ia berharap ada upaya lanjutan yang lebih signifikan khususnya dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di Bali.
Menurut dia, saat ini Bali membutuhkan teknologi tepat guna yang bisa diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan sampah yang sudah menggunung. Ia tak menampik jika pendekatan budaya tetap perlu dilakukan dalam penanganan sampah.
"Tetapi tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat, kecuali dimulai sejak usia dini," ujar mantan Wakil Bupati Badung itu.
Oleh sebab itu, Sudikerta mendorong pihak JICA untuk mempertimbangkan bantuan dari sisi teknologi.
Usai melakukan audiensi, delegasi dari JICA dan Osaki yang didampingi organisasi perangkat daerah (OPD) terkait meninjau sejumlah lokasi untuk melakukan penilaian hasil program kerja sama. Mereka berjanji akan membuat perencanaan untuk mengakomodasi masukan dari Wagub Sudikerta.
Di sisi lain, pada kesempatan itu, Wali Kota Yasuhiro juga mengungkapkan keinginannya untuk melakukan program kerja sama pertukaran pelajar dengan Pemprov Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Program kerja sama Pemkot Osaki dengan Pemprov Bali yang sudah terjalin sejak 2015 punya beberapa tujuan seperti mengurangi volume limbah, meningkatkan SDM, mewujudkan pertanian organik dan meningkatkan daur ulang," kata Yasuhiro Higashi dalam pertemuan tersebut, di Denpasar, Senin.
Menurut Yasuhiro, kedatangannya ini bukan kunjungan pertamanya ke Pulau Dewata. Sebelumnya dia telah dua kali datang ke Bali yaitu saat melakukan penjajakan pada 2011 dan pada 2015 saat dimulainya program kerja sama.
Sebelum bertemu dengan Wagub Bali, pihaknya bersama dengan perwakilan JICA selaku penyandang dana sudah melihat langsung sejumlah objek kerja sama seperti Bank Sampah Takmung dan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) Sedayu di Kabupaten Klungkung.
Perwakilan Pemkot Osaki yang juga pelaksana program Mr Tokure mengatakan, program kerja sama ini menunjukkan hasil cukup menggembirakan, khususnya dalam upaya pemilahan sampah oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Selain itu, perwakilan JICA Kyushu Kaiya Kazuki mengakui program yang baru berjalan 1,5 tahun belum membawa perubahan yang besar. Namun, ia meyakini ada perkembangan positif yang bisa dioptimalkan lagi ke depannya.
"Kami berharap kerja sama antara Osaki dan Bali bisa terus berlanjut, mengingat banyak daerah di Indonesia yang juga menginginkan bantuan JICA," ujar Kyushu.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta memberikan apresiasi atas capaian dari kerja sama yang sudah berjalan dari kedua pihak. Namun ia berharap ada upaya lanjutan yang lebih signifikan khususnya dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di Bali.
Menurut dia, saat ini Bali membutuhkan teknologi tepat guna yang bisa diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan sampah yang sudah menggunung. Ia tak menampik jika pendekatan budaya tetap perlu dilakukan dalam penanganan sampah.
"Tetapi tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat, kecuali dimulai sejak usia dini," ujar mantan Wakil Bupati Badung itu.
Oleh sebab itu, Sudikerta mendorong pihak JICA untuk mempertimbangkan bantuan dari sisi teknologi.
Usai melakukan audiensi, delegasi dari JICA dan Osaki yang didampingi organisasi perangkat daerah (OPD) terkait meninjau sejumlah lokasi untuk melakukan penilaian hasil program kerja sama. Mereka berjanji akan membuat perencanaan untuk mengakomodasi masukan dari Wagub Sudikerta.
Di sisi lain, pada kesempatan itu, Wali Kota Yasuhiro juga mengungkapkan keinginannya untuk melakukan program kerja sama pertukaran pelajar dengan Pemprov Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017