Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan studi kelayakan (FS) rencana pembangunan terowongan jalan (underpass) di persimpangan menuju Bandar Udara Internasional Ngurah Rai dapat dirampungkan pada 2017.
"Kami harapkan sudah ada `Detail Engineering Design` (DED) dan FS tahun ini, sehingga 2018 sudah bisa dibangun," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Provinsi Bali Putu Astawa, di Denpasar, Selasa.
Dia mengemukakan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, sekaligus mengerjakan FS dan DED tahun ini karena memang pembangunan "underpass" sudah sangat mendesak akibat kemacetan yang terjadi karena pergerakan arus kendaraan dari Jalan By Pass Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan menuju Bandara Ngurahh Rai.
"Selain itu, masyarakat juga sepertinya sudah bisa menerima pembangunan `underpass`, seperti yang sudah terbangun di simpang Dewa Ruci, Kabupaten Badung," ujar Astawa.
Menurut dia, pembangunan terowongan jalan tersebut relatif tidak membutuhkan waktu lama dan tidak sampai setahun setelah DED dan FS dirampungkan.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Nengah Tamba mendukung rencana pembangunan underpass itu.
Tamba mengatakan pembangunan terowongan jalan itu sangat penting karena dapat mengurai kemacetan sehingga tidak menimbulkan kesan negatif bagi wisatawan.
Apalagi sekarang wisatawan sudah mengeluhkan kemacetan, jangan sampai wisatawan turun dari taksi karena takut terlambat pesawat.
"Minimal setelah meninggalkan Bali, wisatawan bisa menikmati kelonggaran menuju bandara. Jangan sampai begitu ke bandara selalu merasa was-was ketinggalan pesawat karena macet," ujarnya.
Pembangunan underpass tersebut juga diyakini memperlancar mobilisasi masyarakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami harapkan sudah ada `Detail Engineering Design` (DED) dan FS tahun ini, sehingga 2018 sudah bisa dibangun," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Provinsi Bali Putu Astawa, di Denpasar, Selasa.
Dia mengemukakan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, sekaligus mengerjakan FS dan DED tahun ini karena memang pembangunan "underpass" sudah sangat mendesak akibat kemacetan yang terjadi karena pergerakan arus kendaraan dari Jalan By Pass Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan menuju Bandara Ngurahh Rai.
"Selain itu, masyarakat juga sepertinya sudah bisa menerima pembangunan `underpass`, seperti yang sudah terbangun di simpang Dewa Ruci, Kabupaten Badung," ujar Astawa.
Menurut dia, pembangunan terowongan jalan tersebut relatif tidak membutuhkan waktu lama dan tidak sampai setahun setelah DED dan FS dirampungkan.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Nengah Tamba mendukung rencana pembangunan underpass itu.
Tamba mengatakan pembangunan terowongan jalan itu sangat penting karena dapat mengurai kemacetan sehingga tidak menimbulkan kesan negatif bagi wisatawan.
Apalagi sekarang wisatawan sudah mengeluhkan kemacetan, jangan sampai wisatawan turun dari taksi karena takut terlambat pesawat.
"Minimal setelah meninggalkan Bali, wisatawan bisa menikmati kelonggaran menuju bandara. Jangan sampai begitu ke bandara selalu merasa was-was ketinggalan pesawat karena macet," ujarnya.
Pembangunan underpass tersebut juga diyakini memperlancar mobilisasi masyarakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017