Jakarta, (Antara Bali) - Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH Hafidz Taftazani mengakui bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar seminar wisata internasional halal Indonesia dan diharapkan kegiatan tersebut dapat dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Seminar tersebut akan digelar secara komprehensif karena menghadirkan pihak penjual dan pembeli (seller and buyer) dan seluruh pemangku kepentingan pariwista, kata Hafidz melalui telepon kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Seminar itu sendiri diselenggarakan pada 10 Januari 2017 di Hotel Tulis, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Dan kini seluruh persiapan sudah memasuki tahap final. Acara itu juga akan dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional (Munas) Asphurindo selama dua hari dengan diikuti 125 peserta dari seluruh Indonesia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin diharapkan dapat membuka Munas itu, sementara Ketua Komisi X DPR RI dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dijadwalkan dapat memberi wawasan dan masukan bagi para peserta dari asosiasi penyelenggaraan haji dan umrah, termasuk wisata halal.
Di Indonesia, lanjut Hafidz, ada beberapa daerah yang kuat untuk dijual sebagai objek wisata halal. Daerah tersebut berada di Nusa Tenggara Barat (NTB), Kawasan Batu Malang, dan beberapa daerah di Jawa Barat. Karena itu pihak panitia seminar akan menghadirkan Gubernur NTB, Wali kota Malang dan Gubernur Jabar sebagai narasumber pada seminar tersebut.
Beberapa duta besar dari Eropa dan Timur Tengah, menurut dia, sudah menyatakan komitmennya untuk hadir pada seminar tersebut. Termasuk dari Bosnia, Pakistan dan Malaysia.
Dukungan masyarakat dan pemeluk Islam yang damai, menurut dia, telah mendorong wisatawan dari Eropa dan negara Timur Tengah menjadikan Indonesia sebagai pilihan tujuan utama wiastawan halal. Untuk itulah Asphurindo memfasilitiasnya dengan mempertemukan pihak-pihak terkait, termasuk para penyelenggara perjalanan haji dan umrah. (i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Seminar tersebut akan digelar secara komprehensif karena menghadirkan pihak penjual dan pembeli (seller and buyer) dan seluruh pemangku kepentingan pariwista, kata Hafidz melalui telepon kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Seminar itu sendiri diselenggarakan pada 10 Januari 2017 di Hotel Tulis, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Dan kini seluruh persiapan sudah memasuki tahap final. Acara itu juga akan dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional (Munas) Asphurindo selama dua hari dengan diikuti 125 peserta dari seluruh Indonesia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin diharapkan dapat membuka Munas itu, sementara Ketua Komisi X DPR RI dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dijadwalkan dapat memberi wawasan dan masukan bagi para peserta dari asosiasi penyelenggaraan haji dan umrah, termasuk wisata halal.
Di Indonesia, lanjut Hafidz, ada beberapa daerah yang kuat untuk dijual sebagai objek wisata halal. Daerah tersebut berada di Nusa Tenggara Barat (NTB), Kawasan Batu Malang, dan beberapa daerah di Jawa Barat. Karena itu pihak panitia seminar akan menghadirkan Gubernur NTB, Wali kota Malang dan Gubernur Jabar sebagai narasumber pada seminar tersebut.
Beberapa duta besar dari Eropa dan Timur Tengah, menurut dia, sudah menyatakan komitmennya untuk hadir pada seminar tersebut. Termasuk dari Bosnia, Pakistan dan Malaysia.
Dukungan masyarakat dan pemeluk Islam yang damai, menurut dia, telah mendorong wisatawan dari Eropa dan negara Timur Tengah menjadikan Indonesia sebagai pilihan tujuan utama wiastawan halal. Untuk itulah Asphurindo memfasilitiasnya dengan mempertemukan pihak-pihak terkait, termasuk para penyelenggara perjalanan haji dan umrah. (i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016