Jakarta (Antara Bali) - Perusahaan akselerator bagi "startup" atau
perusahaan rintisan "Plug and Play" tertarik dengan potensi ekonomi
Indonesia dengan sejumlah sumber dayanya.
"Saya telah berbisnis di sepuluh negara dan saya yakin Indonesia
memiliki potensi luar biasa dengan populasi mudanya serta jumlahnya yang
besar, dan juga berlimpahnya sumber daya alam," kata CEO sekaligus
pendiri "Plug and Play" Saeed Amidi usai menemui Presiden Joko Widodo di
Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Saeed menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas perkembangan
teknologi digital yang dapat mendukung pembangunan "e-commerce" atau
dagang-elektronik di Tanah Air.
Menurut Saeed, dengan catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
sekitar 5% per tahun, menjadi penarik yang baik dalam mengembangkan
perusahaan berbasis digital.
Saeed menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan sejumlah bank yaitu BNI dan BTN untuk mendukung teknologi keuangan.
Selain itu, perusahaan multinasional antara lain Astra, juga bekerja
sama dengan Plug and Play dalam melakukan transformasi sistem digital.
"Bukan hanya mengenai investasi dari kami, tapi Plug and Play
menawarkan kepercayaan diri bagi perusahaan perintis untuk menarik
investasi lain seperti dari Tiongkok, Singapura maupun Amerika Serikat
nantinya," ujar Saeed.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Silicon Valley, AS pada Februari
2016, Presiden Jokowi juga bertemu dengan Saeed membicarakan
pengembangan teknologi digital.
Plug and Play bersama GAN Kapital telah meluncurkan Plug and Play
Indonesia sebagai wahana akselerator bagi perusahaan rintisan dengan
berfokus pada bidang teknologi keuangan dan teknologi yang gesit.
Perusahaan itu akan membangun sarana dan fasilitas bagi perusahaan
rintisan bersolusi digital dan akan berinvestasi pada 50 perusahaan di
Tanah Air. (WDY)
"Plug and Play" Tertarik Potensi Ekonomi Indonesia
Rabu, 16 November 2016 7:43 WIB